Jakarta, Pintu News – Hingga 11 Februari 2025, harga Pi Network di pasar kripto masih menjadi topik perbincangan hangat. Meskipun telah menjalani berbagai fase, mulai dari masa penggalangan pengguna hingga peluncuran mainnet yang sangat dinantikan, harga PI belum menunjukkan stabilitas yang jelas.
Banyak yang berharap harga Pi akan melonjak setelah peluncuran mainnet, namun tidak sedikit pula yang meragukan hal tersebut. Dalam artikel ini, kita akan mengulas 3 alasan mengapa harga Pi Network bisa ambruk setelah mainnet launch, meskipun ada ekspektasi besar terhadapnya. Apa saja faktor yang bisa membuat harga PI turun? Simak penjelasannya lebih lanjut!
Pi Network (PI) kembali mengalami fluktuasi harga dalam 24 jam terakhir. Berdasarkan data terbaru dari CoinMarketCap per Selasa, 11 Februari 2025, harga PI naik 1,53%. Saat ini, harga 1 PI berada di $49,40.
Lalu, harga 1 PI berapa rupiah? per 11 Februari 2025 kurs 1 USD menunjukkan di angka Rp16.300. Jadi, harga 1 PI = 49,40 x 16.387 = Rp809.551
Perlu dicatat, pengumuman pada grafik ini menegaskan bahwa jaringan utama (mainnet) Pi Network belum diluncurkan, dan harga yang tercantum pada beberapa bursa hanyalah untuk IOU (I Owe You), sehingga belum mencerminkan nilai aset sebenarnya.
Investor disarankan untuk melakukan riset mendalam (Do Your Own Research – DYOR) sebelum bertransaksi, mengingat risiko tinggi dan ketidakpastian dalam situasi ini.
Baca juga: 6 Altcoin yang Banyak Diburu Saat Market Crypto Crash di Q1 2025!
Pi Network telah mempersiapkan peluncuran mainnet yang sangat dinanti-nanti oleh para penggunanya. Setelah bertahun-tahun menunggu, para pionir akhirnya dapat memonetisasi token yang telah mereka tambang.
Peluncuran ini juga menjadi momen penting bagi pengembang untuk memperkenalkan aplikasi mereka ke pasar yang lebih luas.
Namun, meskipun optimisme tinggi menyelimuti, ada beberapa alasan yang bisa menyebabkan harga Pi Network (PI) mengalami penurunan tajam setelah peluncuran mainnet ini. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Menurut Crypto.news, alasan pertama yang dapat menyebabkan harga Pi Network (PI) ambruk adalah adanya penjualan balas dendam dari para pionir yang telah lama menambang token ini. Selama bertahun-tahun, mereka menunggu peluncuran mainnet yang diharapkan akan membuka jalan bagi mereka untuk menguangkan token yang telah mereka kumpulkan.
Namun, banyak yang merasa kecewa karena pengembang Pi Network seringkali melewatkan tenggat waktu penting, seperti penundaan verifikasi KYC (Know Your Customer) dari bulan November tahun lalu hingga Februari 2023.
Hal ini membuat banyak pionir merasa frustrasi dan mungkin memutuskan untuk menjual seluruh token yang mereka miliki begitu mainnet akhirnya diluncurkan. Penjualan massal ini berpotensi menyebabkan harga Pi Network turun drastis.
Baca juga: Pi Network vs. Bitcoin: Akankah Mining Mobile Menggeser Raja Crypto?
Selain itu, banyak pionir yang merasa kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan besar dari lonjakan harga cryptocurrency pada 2021 dan 2022, yang membuat mereka ingin segera mengambil keuntungan.
Selain faktor penjualan balas dendam, penurunan harga Pi Network (PI) juga dapat dipengaruhi oleh fenomena umum yang terjadi pada token tap-to-earn, di mana harga token sering kali terjun bebas setelah airdrop.
Pi Network sendiri mengadopsi konsep tap-to-earn, di mana pengguna dapat mengumpulkan token dengan hanya mengetuk tombol di aplikasi. Sayangnya, banyak token serupa yang mengalami penurunan harga yang tajam setelah airdrop, seperti yang terlihat pada token Hamster Kombat (HMST), yang jatuh 90% dari harga tertingginya pada September tahun lalu.
Fenomena serupa juga terjadi pada token lain seperti DOGS dan Notcoin. Ketika airdrop dilakukan, banyak pengguna yang merasa bahwa ini adalah waktu yang tepat untuk menjual token mereka dan mengkonversinya menjadi uang fiat.
Baca juga: Raoul Pal Prediksi Bitcoin (BTC) Bisa Sentuh $500.000 di 2025, Ini Analisanya!
Akibatnya, harga token turun drastis setelah penggunanya melepaskan kepemilikan mereka dalam jumlah besar. Pi Network berisiko menghadapi hal serupa jika para pionirnya memutuskan untuk menjual token yang telah mereka kumpulkan begitu mainnet diluncurkan.
Selain faktor internal seperti penjualan balas dendam dan airdrop, faktor eksternal seperti musim dan tren pasar juga dapat memengaruhi harga Pi Network (PI). Seperti yang tercatat dalam sejarah pasar cryptocurrency, kuartal ketiga (Q3) sering kali menjadi periode terburuk kedua untuk harga cryptocurrency.
Musim panas sering kali menyebabkan pelambatan pasar, dan data dari CoinGlass menunjukkan bahwa rata-rata imbal hasil Bitcoin pada kuartal kedua hanya mencapai 26%, sementara kuartal ketiga mengalami penurunan menjadi 6%.
Dengan kata lain, jika Pi Network meluncurkan mainnetnya pada akhir kuartal ketiga, ada kemungkinan besar bahwa harga Pi (PI) akan tertekan oleh faktor musiman ini. Airdrop atau peluncuran token baru cenderung berjalan lebih baik saat pasar cryptocurrency sedang mengalami bull run, yang belum tentu terjadi pada saat peluncuran mainnet Pi Network.
Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: