Harga Solana (SOL) Tidak Cepat Bangkit? Ini Dia 3 Faktor yang Memengaruhi! (26/2/25)

Jakarta, Pintu News – Harga token asli Solana SOL->Harga SOL Saat IniRp 0Market Cap-Volume Trading-Suplai Beredar- mengalami penurunan yang signifikan pada tanggal 25 Februari 2025, mencapai titik terendahnya dalam lima bulan terakhir di angka $131,90 (Rp2.150.981,70). Penurunan ini mengejutkan banyak investor dan memicu likuidasi lebih dari $129 juta dalam posisi long (beli) futures SOL yang diperdagangkan dengan leverage.

Meskipun harga sempat mengalami pemulihan sementara ke level $140 (Rp2.282.200), SOL tercatat turun sekitar 17% sejak tanggal 22 Februari, sedangkan pasar altcoin lebih luas mengalami penurunan sekitar 10%. Terdapat beberapa faktor yang menjelaskan mengapa harga Solana sulit untuk kembali naik dengan cepat.

1. Penurunan Aktivitas Onchain dan Dampaknya

Salah satu faktor utama yang menyebabkan harga Solana sulit bangkit adalah penurunan aktivitas onchain di jaringan Solana. Dalam tujuh hari terakhir, volume transaksi di decentralized exchange (DEX) pada jaringan Solana menurun hingga 30%, mencapai level terendah sejak Oktober 2024. Platform seperti Meteora mencatatkan penurunan 48%, sementara Raydium mengalami penurunan aktivitas sebesar 28%. Hal ini menunjukkan bahwa minat pada aplikasi terdesentralisasi (DApps) yang berjalan di jaringan Solana semakin menurun.

Sebagai perbandingan, volume transaksi DEX di Ethereum justru meningkat 40% dalam periode yang sama, sementara beberapa jaringan lain seperti Pendle dan Hyperliquid mengalami kenaikan volume yang signifikan. Penurunan aktivitas DEX ini menggambarkan berkurangnya penggunaan Solana untuk transaksi dan aplikasi terdesentralisasi, yang pada gilirannya mempengaruhi daya tarik jangka pendek dari ekosistem Solana.

Baca Juga: Senator Dick Durbin Ajukan Legislasi untuk Menghentikan Penipuan di ATM Crypto

2. Inflasi dan Biaya Validator: Tantangan Ekonomi Solana

Ekosistem Solana juga menghadapi tantangan ekonomi yang berhubungan dengan biaya menjalankan validator dan inflasi yang terkait dengan token SOL. Biaya tahunan untuk menjalankan validator Solana bisa mencapai lebih dari $72.000 (Rp1.176.000.000), belum termasuk biaya server dan “voting cost” harian yang sekitar 1 SOL. Biaya-biaya ini mempengaruhi profitabilitas validator, terutama dalam kondisi pasar yang sedang sulit.

Di sisi lain, staking SOL juga mengalami masalah, dengan yield staking saat ini berada di angka 9,5% menurut StakingRewards. Namun, ketika disesuaikan dengan inflasi, imbal hasil sebenarnya jauh lebih rendah. Lebih dari 16,1 juta token SOL diperkirakan akan dibuka antara Februari dan Mei 2025, yang mewakili tingkat inflasi tahunan sekitar 10%. Hal ini menciptakan tekanan tambahan pada staking SOL, yang pada gilirannya dapat mengurangi daya tarik jangka panjang terhadap Solana.

3. Penurunan Permintaan Derivatif dan Peluang ETF yang Menipis

Di pasar derivatif, permintaan untuk posisi long (beli) leveraged futures Solana juga telah menurun tajam, mencapai titik terendah dalam lebih dari 12 bulan. Data menunjukkan bahwa kontrak futures bulanan yang biasanya diperdagangkan dengan premium 5% hingga 10% dibandingkan dengan pasar spot, telah memasuki kondisi backwardation sejak 24 Februari. Ini menunjukkan bahwa permintaan untuk posisi short (jual) lebih tinggi daripada posisi long, yang mencerminkan ekspektasi rendah terhadap potensi kenaikan harga SOL dalam waktu dekat.

Selain itu, peluang untuk disahkannya Solana spot exchange-traded fund (ETF) di AS juga semakin menipis, yang berkontribusi pada penurunan minat investor terhadap futures SOL. Hacker yang menyerang bursa Bybit dan penyelesaian hukum dengan OKX di AS juga menjadi faktor penghalang bagi investor untuk terlibat lebih lanjut dalam pasar Solana.

Prospek Solana: Butuh Waktu untuk Bangkit

Secara keseluruhan, meskipun Solana pernah menjadi salah satu jaringan yang menjanjikan dalam dunia cryptocurrency, saat ini terdapat banyak faktor yang menghalangi kembalinya harga SOL ke momentum bullish. Penurunan aktivitas onchain, tekanan inflasi, biaya validator yang tinggi, dan permintaan derivatif yang lemah semuanya menciptakan lingkungan pasar yang tidak menguntungkan bagi Solana dalam jangka pendek.

Meskipun ada kemungkinan pemulihan harga dalam jangka panjang jika kondisi pasar berubah, investor perlu berhati-hati dan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut sebelum membuat keputusan investasi. Prospek jangka panjang Solana mungkin masih dipengaruhi oleh bagaimana ekosistem dan adopsi jaringan berkembang di masa depan.

Baca Juga: Pergerakan Bitcoin (BTC) di Tengah Penurunan Harga: Apa yang Dilakukan oleh Whale? (26/2/25)

Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh Pintu Crypto melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.

Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar

*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

• Cointelegraph. Solana Price Unlikely to Bounce Back Quickly: Here’s Why. Diakses tanggal 26 Februari 2025.
• Featured Image: VALR Blog