Jakarta, Pintu News – Sejak kembali menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menghadapi tantangan dalam mengelola kebijakan ekonomi yang berdampak langsung pada pasar saham, khususnya indeks S&P 500. Setiap kali terjadi penurunan signifikan pada indeks ini, Trump cenderung menyesuaikan kebijakan ekonominya, termasuk menunda atau merevisi tarif perdagangan.
Hal ini menunjukkan betapa eratnya hubungan antara fluktuasi pasar saham dan keputusan ekonomi di tingkat pemerintahan tertinggi. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan tentang stabilitas dan konsistensi kebijakan ekonomi di tengah dinamika pasar global.
Presiden Trump menunjukkan respons cepat terhadap penurunan pasar saham dengan menyesuaikan kebijakan ekonominya. Contohnya, setelah menerapkan tarif baru, ia segera menundanya selama 90 hari ketika pasar saham AS mengalami penurunan tajam dan investor obligasi mulai panik. Langkah serupa diambil ketika ia mempertimbangkan untuk memecat Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, namun membatalkannya setelah pasar kembali merosot. Respons ini mencerminkan sensitivitas kebijakan terhadap reaksi pasar.
Menurut laporan dari The Wall Street Journal, perubahan kebijakan ini bukan bagian dari strategi yang direncanakan, melainkan reaksi terhadap proyeksi dampak pasar yang disampaikan oleh tim ekonominya. Menteri Keuangan Scott Bessent dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick memperingatkan bahwa sikap agresif dapat memperburuk keadaan. Trump sendiri mengakui bahwa penundaan tarif dilakukan karena “orang-orang mulai merasa mual” setelah melihat gejolak di pasar obligasi. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh pasar terhadap keputusan kebijakan.
Di balik layar, Presiden Trump menerima tekanan dari para pemimpin bisnis yang khawatir terhadap dampak kebijakan tarif terhadap rantai pasokan dan harga konsumen. Pertemuan dengan eksekutif dari perusahaan besar seperti Target, Walmart, dan Home Depot menghasilkan peringatan bahwa tarif dapat merusak rantai pasokan dan meningkatkan harga. Peringatan ini kemungkinan besar memengaruhi keputusan Trump untuk menunda atau merevisi kebijakan tarifnya. Hal ini menunjukkan pentingnya masukan dari sektor swasta dalam pembentukan kebijakan ekonomi.
Mantan penasihat Trump, David Urban, menyatakan bahwa presiden sangat memperhatikan pasar saham dan menganggapnya sebagai barometer opini publik dan dunia keuangan. Namun, terdapat ketegangan antara keinginan Trump untuk menjaga harga saham tetap tinggi dan keinginannya untuk menghukum mitra dagang serta mengembalikan manufaktur ke AS. Ketegangan ini mencerminkan dilema dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan proteksionis. Hal ini menjadi tantangan dalam merumuskan kebijakan yang konsisten dan efektif.
Sejak Trump kembali menjabat, indeks S&P 500 mengalami penurunan sekitar 10%, menjadi awal terburuk bagi presiden mana pun dalam hampir satu abad. Trump menyalahkan kondisi ini pada pemerintahan sebelumnya dan memperingatkan bahwa pemilihan lawan politiknya dapat menyebabkan “kehancuran Kamala” dan depresi ekonomi. Meskipun pasar mengalami penurunan, Trump terus menyampaikan pesan optimis bahwa semuanya berjalan baik dan pasar akan “meledak”. Namun, pernyataan ini sering kali bertentangan dengan realitas pasar yang bergejolak.
Ketidakstabilan pasar saham ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor dan pelaku bisnis. Kebijakan yang berubah-ubah dan tidak konsisten dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, ketidakpastian ini dapat memengaruhi nilai tukar dolar AS dan kepercayaan terhadap pasar keuangan AS secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan kebijakan yang lebih stabil dan prediktabel untuk menjaga kepercayaan pasar.
Fluktuasi pasar saham, khususnya indeks S&P 500, telah memainkan peran signifikan dalam membentuk kebijakan ekonomi Presiden Trump. Respons cepat terhadap penurunan pasar menunjukkan betapa eratnya hubungan antara pasar keuangan dan keputusan politik. Namun, ketergantungan pada reaksi pasar dapat menyebabkan ketidakstabilan kebijakan dan ketidakpastian ekonomi. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, diperlukan kebijakan yang konsisten dan berbasis pada analisis ekonomi yang mendalam, bukan semata-mata reaksi terhadap fluktuasi pasar jangka pendek.
Baca Juga: Aave Tembus Resistensi $150, Apa Langkah Selanjutnya?
Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh Pintu Crypto melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: