Filateli jadi salah satu minat yang kian memudar di zaman serba teknologi ini. Proses mengirim pesan kini menjadi serba mudah dan cepat sehingga penggunaan prangko dan kebutuhan untuk berkunjung ke kantor pos kian berkurang.
Hal inilah yang kemudian mendorong inisiatif dua layanan pos Eropa dalam memanfaatkan popularitas aset non-fungible token (NFT) untuk menghidupkan kembali sektor filateli.
PostNL Belanda dan Kantor Pos Austria (PostAG) melakukan upaya kolaboratif dalam menggabungkan prangko dengan teknologi NFT. Kepala filateli PostAG Patricia Liebermann dan manajer produk PostNL Sacha van Hoorn adalah duo tokoh penting di balik proyek ini
PostAG pertama kali mengeksplorasi prangko NFT pada tahun 2019 yang dicetak di blockchain Ethereum. Pada tahun 2021, kantor pos Austria mengenalkan proyek prangko NFT ini dengan fungsionalitas near-field communication (NFC). Inovasi ini diterapkan pada prangko NFT untuk meningkatkan fungsionalitas, keterverifikasian, dan keamanan prangko.
Baca Juga: Dukung Teknologi NFT, Ini Dia 5 Selebriti Dunia Pengguna NFT!
Van Hoorn mencoba untuk mengeksplorasi penggunaan teknologi augmented reality dan artificial intelligence AI" class="news-token" style="display:inline-block" href="/market/ai">(AI) dalam pengembangan proyek prangko NFT. Mengetahui bahwa pengembangan proyek dengan gabungan dua teknologi ini akan memakan banyak waktu dan sumber daya, sebuah kolaborasi pun akhirnya dibentuk.
Kedua kantor pos ini menyadari bahwa mereka memiliki minat yang sama untuk membangkitkan semangat yang meredup pada bidang filateli. Hal ini kemudian mendorong kedua belah pihak untuk terus mengembangkan proyek prangko NFT yang dapat menarik minat banyak masyarakat.
Kemitraan ini membuahkan hasil peluncuran Crypto Stamps yang merupakan prangko NFT dalam berbagai warna masing-masing bendera Belanda dan Austria. Perangko NFT ini juga menampilkan bunga nasional masing-masing negara yaitu tulip dan edelweiss di latar belakang perangko PostNL dan PostAG.
Tak hanya prangko NFT digital, mereka pun merilis prangko NFT dalam bentuk fisik dengan teknologi keamanan yang canggih. Prangko NFT edisi keempat dari Crypto Stamps menampilkan sinar ultraviolet yang tidak terlihat dan keamanan forensik. Chip NFC pada prangko NFT juga dapat memberikan bukti kriptografis dan keaslian prangko.
Liebermann mengatakan bahwa semua koleksi prangko NFT telah terjual habis. Ia memperkirakan sekitar 150.000 hingga 250.000 prangko NFT telah terjual sejak 2019 hingga tahun 2022. Fakta ini menunjukkan bahwa inisiatif kedua kantor pos ini menjadi salah satu proyek NFT paling sukses di dunia.
Referensi:
Adriana Hamacher. Now Postage Stamps Are Getting the NFT Treatment. Diakses tanggal: 03-10-22
BLOCKCHANCE. Bridging stamp collecting and NFTs – The Austrian Post. Diakses tanggal: 03-10-22
Gareth Jenkinson. Post offices adopting NFTs leads to a philately renaissance. Diakses tanggal: 03-10-22