Dilansir dari halaman market Pintu, harga Token FTX (FTT) per 10 November terkoreksi 55% hingga ke kisaran Rp42.500, menyusul dibatalkannya rencana Binance mengakuisisi FTX yang merupakan salah satu crypto exchange terbesar di dunia.
Ini berarti dalam seminggu terakhir (3 November ā 10 November 2022), nilai FTT telah terkoreksi sebanyak 91% dan turun 97% dari all-time high di $84,18 atau setara dengan sekitar Rp1.050.038 pada September 2021 lalu.
Dikutip dari Techcrunch, penurunan harga secara drastis ini awalnya terjadi karena adanya laporan neraca keuangan Alameda Research yang dinilai mengkhawatirkan. Kondisi kemudian diperparah dengan pengumuman rencana Binance untuk mengakuisisi FTX yang kemudian dibatalkan, yang kemudian menyebabkan turunnya harga FTT hingga 72,52% dalam 1 hari.
Simak ulasan lengkapnya di artikel berikut ini!
Baru-baru ini, harga FTT mengalami penurunan yang sangat tajam, yakni hingga 72,52% hanya dalam waktu 24 jam saja. Per 9 November, FTT mencapai harga Rp75.558 setelah sebelumnya berada di harga Rp299.704 pada 8 November 2022 lalu. Simak grafiknya di bawah ini!
Menurut Coinmarketcap, seiring dengan penurunan harga tersebut, market cap token FTT juga mengalami penurunan sebesar 70,46% hingga menyentuh $689 juta, dari yang sebelumnya mencapai $1 miliar lebih. Sementara itu, volume perdagangan berdasarkan data di Coinmarketcap Token FTX melesat tajam hingga 271,60% yakni mencapai $3 miliar lebih dalam waktu 24 jam.
Baca Juga: Nahas Kena Isu Hacking, Akankah Nasib GALA Bullish di Akhir 2022?
Turunnya nilai FTT berawal dari terkuaknya laporan oleh Coindesk mengenai neraca keuangan Alameda Research, perusahaan perdagangan yang didirikan oleh Sam Bankman-Fried yang juga merupakan CEO FTX.
Dalam laporan tersebut, diketahui Alameda Research memiliki aset senilai kurang lebih 14,6 miliar dolar AS, dengan hutang yang harus dibayar sebesar 8 miliar dolar AS. Yang membuat situasi dinilai mengkhawatirkan, aset yang dipegang Alameda sebagian besar berupa token FTT senilai $5,8 miliar, yang terbagi menjadi āunlocked FTTā senilai $3,66 miliar dalam dan āFTT collateralā senilai $2,16 miliar.
Dikutip dari Techcrunch, analis dari GlobalBlock, Marcus Sotiriou, mengatakan bahwa dengan eksposur Alameda yang sangat besar terhadap FTT, penjualan FTT oleh Alameda akan berdampak terhadap pasar.
Selain itu, dilansir dari Coindesk, terdapat pula beberapa aset lain pada neraca keuangan Alameda Research termasuk di antaranya āunlocked SOLā senilai $292 dan ālocked SOLā senilai $863 juta dan āSOL collateralā senilai $41 juta.
Sementara itu, pada Minggu, 6 November 2022, CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ), membagikan sebuah cuitan dalam bentuk thread di akun Twitter-nya yang bernama @cz_binance yang mengungkapkan rencananya untuk melikuidasi atau menjual sisa aset FTT yang dimiliki Binance. Berikut thread lengkapnya.
āSebagai bagian dari keluarnya Binance dari ekuitas FTX tahun lalu, Binance menerima BUSD dan FTT setara dengan sekitar $2,1 miliar USD. Karena fakta yang baru-baru ini terungkap, kami telah memutuskan untuk melikuidasi FTT yang tersisa pada buku kami. Kami akan mencoba melakukan rencana tersebut dengan cara yang meminimalkan dampak pasar. Karena kondisi pasar dan likuiditas yang terbatas, kami perkirakan hal ini akan memakan waktu beberapa bulan untuk diselesaikan. Binance selalu mendukung kolaborasi yang terjadi antar industri. Mengenai spekulasi apakah ini adalah langkah melawan pesaing, itu tidak benar. Industri kami sedang dalam tahap awal dan setiap kali sebuah proyek gagal secara publik, hal itu merugikan setiap pengguna dan setiap platform. Kami biasanya selalu memegang token dalam jangka waktu yang panjang. Dan kami telah memegang token tersebut untuk waktu yang lama, hingga saat ini. Kami tetap transparan untuk semua tindakan yang kami ambil.ā
Beberapa hari yang lalu, CZ diduga telah menjual semua kepemilikan Binance atas FTT dengan nilai kurang lebih $500 juta atau setara dengan Rp7.811.475.000.000 ($1 kurs = Rp15.622). Dugaan tersebut ditulis oleh akun Twitter @VersusBTC, yang menyampaikan bahwa, āSepertinya CZ perlahan-lahan menjual FTTnya senilai $500 juta di market.ā Dilansir dari Decrypt, hal tersebut juga beriringan dengan turunnya harga koin FTT dari Rp345.764 ke Rp283.343.
Dilansir dari Decrypt, CZ dan CEO FTX, Sam Bankman-Fried, mengkonfirmasi bahwa Binance berniat untuk mengakuisisi FTX karena sedang menghadapi ākrisis likuiditas yang signifikanā.
Pada Selasa 8 November 2022, CZ mengumumkan secara resmi melalui cuitan di akun Twitternya bahwa Binance secara tentatif bermaksud untuk mengakuisisi FTX dengan jumlah yang tidak disebutkan. Pasalnya, beriringan dengan pengumuman tersebut, harga FTT kembali terkoreksi hingga lebih dari 70%, yakni dari Rp283.343 di hari Selasa, 8 November 2022 ke Rp48.630 di hari Rabu, 9 November 2022.
Dilansir dari Decrypt, jika kesepakatan yang ditetapkan oleh Binance dan FTX berlanjut, nantinya akan menggabungkan dua bursa cryptocurrency terbesar di dunia. Baik CZ maupun Bankman-Fried mengatakan bahwa tim mereka masing-masing akan melakukan uji tuntas atas kesepakatan tersebut.
Bankman-Fried mengkonfirmasi kesepakatan tersebut di cuitan akun Twitternya, yang mengatakan bahwa kedua bursa telah menyetujui ātransaksi strategisā. Dia juga membahas terkait backlog penarikan mengenai laporan bahwa bursa telah menghentikan penarikan pada Selasa pagi, 8 November 2022.
Pada 10 November 2022, Binance lebih lanjut mengumumkan di akun twitter-nya @binance, bahwa setelah melihat hasil dari uji tuntas perusahaan, dan juga laporan berita terbaru mengenai dana nasabah dan investigasi agensi AS, Binance memutuskan untuk tidak mengakuisisi FTX.
Referensi: