
Jakarta, Pintu News – Bitcoin melanjutkan penurunan minggu lalu hingga 7%, menembus garis tren kunci untuk 2025 dan memicu diskusi baru tentang kemungkinan puncak siklus pasar di kalangan pengguna Crypto Twitter (CT).
Hingga pada 18 Agustus, aset tersebut diperdagangkan di kisaran $115.000, menjelang sejumlah peristiwa makro penting, dengan pola yang sangat mirip dengan puncak siklus tahun 2021.
Namun, posisi pasar dan kondisi makro menunjukkan bahwa beberapa pelaku pasar masih mengantisipasi kemungkinan rebound.

Pada 20 Agustus 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level $113,606 atau setara dengan Rp1.850.331.712 mengalami penurunan 1,26% dalam 24 jam terakhir. Sepanjang periode ini, BTC menyentuh level terendahnya di Rp1.830.260.423 dan harga tertingginya di Rp1.880.296.452.
Saat penulisan, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar Rp36.805 triliun, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir yang naik 12% menjadi Rp766,98 triliun.
Baca juga: 3 Token Unlocks Crypto yang Wajib Diawasi di Minggu Ketiga Agustus 2025
Analis Swissblock menyoroti bahwa meski pergerakan harga saat ini mirip dengan puncak siklus 2021, rezim makro saat ini sangat berbeda. Puncak 2021 terjadi bersamaan dengan quantitative tightening (QT) yang mengurangi likuiditas di pasar.
Untuk 2025, Swissblock menekankan bahwa lanskap makro akan cenderung ke arah quantitative easing (QE) dan penurunan suku bunga Fed, yang berpotensi mendorong aset berisiko dalam jangka menengah.
“Menyongsong 2025, kita menghadapi QE dan pemotongan suku bunga. Ada kerentanan teknikal, tapi dukungan likuiditas makro mengimbangi. Fragilitas jangka pendek, tapi likuiditas makro memberi keseimbangan.”
Trader Bitcoin, Byzantine General, dan analis makro Alex Kruger memiliki pandangan serupa.
Byzantine General bahkan memproyeksikan tidak akan ada koreksi besar dan potensi bottom kuat di kisaran $110.000.
“BTC kehilangan EQ, dan belum ada volume besar masuk. Saya tidak terlalu khawatir akan koreksi besar.”
Data on-chain juga mendukung pandangan positif ini. Berdasarkan indikator puncak BTC yang dikumpulkan CoinGlass, belum ada sinyal overheat hingga saat ini.
Dengan kata lain, meski berada di fase akhir siklus 4 tahunan, BTC masih punya ruang untuk tumbuh.
Selain itu, indikator SOPR (profitabilitas) pemegang jangka pendek turun di bawah 1, menandai zona ‘buy the dip’. Indikator ini sebelumnya menunjukkan bottom dan puncak lokal di 2024 dan 2025.

Artinya, setiap penurunan lebih lanjut bisa menjadi kesempatan beli dengan harga diskon jika BTC kembali naik.
Baca juga: Apa yang Dibeli dan Dijual Whale Crypto Saat Market Crash?
Menariknya, data opsi juga menunjukkan potensi rebound yang serupa. 25 Delta Skew menurun untuk tenor 1 hari (hijau), namun naik secara stabil untuk tenor 1 bulan (biru).
Artinya, sentimen jangka pendek cenderung bearish (premi untuk put), sementara jangka menengah terlihat positif (premi untuk call meningkat pada tenor 1 bulan).

Sentimen bearish jangka pendek dan posisi hedging ini wajar menjelang rilis FOMC Minutes bulan Juli pada hari Rabu.
Selain itu, pidato Fed Chair Jerome Powell di simposium Jackson Hole pada hari Jumat akan memengaruhi keputusan pemotongan suku bunga bulan September dan pergerakan harga BTC.
Apakah BTC akan bertahan di atas $110.000 masih harus dilihat, mengingat rangkaian peristiwa makro penting minggu ini.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari ini, harga solana hari ini, pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: