
Jakarta, Pintu News — Harga Bitcoin memulai pekan kedua Oktober 2025 dengan posisi krusial. Setelah sempat anjlok ke bawah $110.000 (Rp1,83 miliar) akibat aksi likuidasi massal terbesar dalam sejarah crypto, kini BTC menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Namun, pertanyaannya: apakah ini awal dari reli baru atau justru pertanda akhir dari bull market?
Bitcoin berhasil naik kembali ke kisaran $116.000 (Rp1,92 miliar) setelah sempat terpuruk ke level $109.700 (Rp1,81 miliar) pada Jumat lalu. Kenaikan ini mencatat pemulihan sekitar 5,7%, menandakan adanya tekanan beli setelah aksi jual besar-besaran yang melikuidasi lebih dari 1,6 juta trader.
Pemicu utama kejatuhan tersebut adalah pernyataan Presiden Donald Trump yang mengumumkan tarif impor 100% terhadap produk asal Tiongkok, memicu kepanikan di pasar global. Tak hanya crypto, indeks saham dan harga emas juga ikut bergejolak. Namun, emas justru mencetak rekor baru di $4.078 (Rp67,5 juta) per ons, memperlihatkan perpindahan modal sementara dari aset berisiko.
Seiring pemulihan pasar, analis menyebut peristiwa ini sebagai “salah satu transfer kekayaan tercepat dalam sejarah crypto,” di mana banyak posisi short tersapu bersih dalam waktu singkat.
Data dari Cointelegraph Markets Pro dan TradingView menunjukkan lonjakan volatilitas tersirat (implied volatility) Bitcoin ke level tertinggi sejak April 2025. Analis pasar kripto, Frank A. Fetter, menyebut lonjakan ini sebagai tanda bahwa pelaku pasar sedang mengantisipasi pergerakan besar berikutnya.
“Pasar akhirnya mulai memperhitungkan potensi pergerakan harga yang lebih ekstrem,” ujarnya. Banyak trader percaya bahwa reli menuju $120.000 bisa terjadi, tetapi risiko koreksi masih terbuka lebar jika sentimen kembali negatif.
Baca juga: Apakah Kehancuran Harga Bitcoin (BTC) Akan Terjadi Lagi? Pengamat Pasar Berspekulasi
Beberapa trader seperti Roman menilai bahwa crash besar minggu lalu menandai dimulainya tren turun baru untuk Bitcoin. Ia memperingatkan bahwa penurunan di bawah $108.000–$107.000 (Rp1,78–Rp1,77 miliar) akan mengonfirmasi terbentuknya bear market makro baru.
Namun, analis lain seperti Skew justru lebih optimistis. Menurutnya, selama harga BTC tidak menutup candle harian di bawah $112.000 (Rp1,85 miliar), peluang untuk melanjutkan kenaikan ke level psikologis $120.000 (Rp1,99 miliar) masih terbuka lebar. “Banyak pemain besar kembali masuk ke pasar di level $115.000,” tulisnya di X (Twitter).
Menurut data dari Glassnode dan CoinGlass, lebih dari $20 miliar (Rp331 triliun) posisi derivatif crypto terlikuidasi dalam dua hari terakhir — menjadikannya salah satu leverage flush terbesar sepanjang sejarah.
“Pendanaan derivatif di seluruh pasar crypto jatuh ke level terendah sejak masa bear market 2022,” tulis Glassnode. Data open interest (OI) juga menunjukkan penurunan besar, dari $89 miliar menjadi $69 miliar, sebelum sedikit pulih ke $74 miliar.
Co-founder Glassnode, Rafael Schultze-Kraft, menambahkan bahwa penurunan ini menandakan “pembersihan spekulasi besar-besaran” di pasar crypto. “Meski leverage sudah turun, bias trader besar terhadap posisi short masih kuat — tetap waspada,” ujarnya.
Baca juga: Siap Bull Run Lagi? Tom Lee dari Fundstrat Ramalkan Harga ETH Bisa Tembus $5.500!

Pekan ini, perhatian investor beralih ke Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, yang dijadwalkan berbicara tentang prospek ekonomi AS di Philadelphia. Rilis data inflasi seperti PPI dan jobless claims tertunda akibat penutupan pemerintahan AS, sehingga pidato Powell menjadi sorotan utama untuk memprediksi arah kebijakan suku bunga berikutnya.
Mayoritas pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga 0,25% pada 29 Oktober 2025, yang bisa menjadi katalis positif bagi aset berisiko seperti crypto.
Sementara itu, analis dari Mosaic Asset Company menilai tren “debasement trade” — yaitu pergeseran ke aset lindung nilai seperti Bitcoin (BTC) dan emas — masih akan berlanjut. Dengan utang global yang meningkat dan pasokan uang yang meluas, Bitcoin berpotensi menjadi alternatif baru terhadap mata uang fiat yang terdepresiasi.
Pekan ini bisa menjadi momen penentu bagi arah pasar crypto. Jika Bitcoin mampu menembus $120.000 (Rp1,99 miliar) dengan volume tinggi, reli bullish bisa berlanjut. Namun, kegagalan mempertahankan support di $112.000 (Rp1,85 miliar) bisa membuka jalan bagi koreksi lanjutan.
Dengan volatilitas yang masih tinggi dan tekanan makro yang belum mereda, investor disarankan tetap berhati-hati dan menunggu konfirmasi arah tren sebelum mengambil posisi baru.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: