
Jakarta, Pintu News – Harga Bitcoin masih berada di bawah tekanan meskipun sempat bangkit dari level terendah pasca-krisis. Per 14 Oktober, BTC mengalami penurunan sebesar 1,4%, memperpanjang kerugian mingguan menjadi hampir 9%.
Meskipun pasar terlihat mulai stabil sejak terjadinya “Great Reset,” struktur pergerakan harga Bitcoin masih menunjukkan kecenderungan bearish. Satu level kunci (yang dibahas dalam artikel ini) kemungkinan akan menjadi penentu apakah harga akhirnya bisa berbalik arah ke tren bullish.

Pada 15 Oktober 2025, harga Bitcoin tercatat berada di level $112,111 atau setara dengan Rp1.865.015.631, mengalami penurunan 1,32% dalam 24 jam terakhir. Sepanjang periode ini, BTC menyentuh level terendahnya di Rp1.840.434.524 dan harga tertingginya di Rp1.895.039.435.
Saat penulisan, kapitalisasi pasar Bitcoin berada di sekitar Rp37.220 triliun, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir yang naik 32% menjadi Rp1.504 triliun.
Baca juga: Investor Besar Bergerak! Koin Apa Saja yang Dipilih Whale Crypto Ketika Market Crash?
Meskipun pergerakan harga masih hati-hati, data on-chain mengindikasikan bahwa fondasi untuk pemulihan mulai terbentuk.
Salah satu metrik penting, Net Unrealized Profit/Loss (NUPL) — yang mengukur apakah investor sedang mencatat keuntungan atau kerugian di atas kertas — turun ke level 0,50 pada 11 Oktober, terendah sejak April. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar trader telah “menyerap” kerugiannya, yang sering kali menjadi tanda bahwa fase penjualan mulai mereda.

Terakhir kali NUPL berada di level serupa adalah pada 25 September, saat Bitcoin membentuk titik terendah lokal di sekitar $109.000, lalu pulih hingga $124.000 dalam dua minggu, atau naik sekitar 14%.
Metrik Holder Net Position Change, yang memantau seberapa banyak Bitcoin yang dibeli atau dijual oleh investor jangka panjang, juga menunjukkan perbaikan. Setelah crash, metrik ini mulai menjadi kurang negatif, naik dari –24.506 BTC pada 10 Oktober menjadi –21.172 BTC pada 13 Oktober (peningkatan 14%). Ini menandakan bahwa investor jangka panjang mulai kembali melakukan akumulasi secara bertahap.

Artinya, tekanan jual besar-besaran yang terjadi saat fase likuidasi mulai berkurang. Namun, keyakinan pasar belum sepenuhnya pulih hingga angka ini berbalik positif atau menunjukkan pembelian signifikan.
Shawn Young, Kepala Analis di MEXC Research, mengatakan kepada laman BeInCrypto bahwa crash atau “reset” ini merupakan momen penyucian yang memang dibutuhkan oleh pasar:
“Dalam banyak hal, ‘Great Reset’ justru memperkuat narasi fundamental Bitcoin,” ujarnya.
Secara keseluruhan, data-data tersebut menunjukkan bahwa meski sentimen jangka pendek masih berhati-hati, kekuatan struktural di balik pasar mulai pulih secara perlahan di bawah permukaan.
Baca juga: 5 Altcoin yang Jadi Perbincangan Analis Selagi Market Crypto Crash
Pada grafik harian (14/10), Bitcoin masih bergerak dalam pola rising wedge — sebuah formasi yang sering kali menandakan kebimbangan atau kelelahan pasar setelah reli kuat. Usai crash, BTC menemukan support di sekitar $111.100 (level Fibonacci 0,236), di mana para pembeli terus mempertahankan zona ini.
Sejak saat itu, harga bergerak dalam kisaran $113.900 hingga $115.100, dengan momentum yang belum mampu menembus di atas $119.200. Untuk memulihkan kekuatan, Bitcoin perlu mencetak penutupan harian di atas $115.100.

Namun, level kunci yang benar-benar menentukan perubahan struktur tren adalah $125.800 — penembusan di atas level ini akan mengonfirmasi breakout dari batas atas rising wedge dan membuka jalan menuju $126.200, yang merupakan all-time high sebelumnya.
Jika momentum terus menguat setelah itu, target ekstensi Fibonacci menunjukkan potensi kenaikan lanjutan menuju $136.400.
Komentar dari Shawn Young, analis utama di MEXC Research, mendukung pandangan teknikal ini:
“Selama BTC tetap bertahan di atas zona support $110.000, kita bisa melihat momentum kembali terbangun untuk menguji ulang dan menembus $126.000 — pergerakan yang bisa membuka jalan menuju $130.000 seiring pasar menyesuaikan ekspektasi pertumbuhan.”
Namun, selama breakout belum terjadi, tren Bitcoin masih dianggap rapuh. Kegagalan untuk menembus $119.200 bisa memicu tekanan jual baru, dan jika $111.100 ditembus ke bawah, harga berisiko terkoreksi lebih dalam ke $104.500 bahkan $102.000.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: