
Jakarta, Pintu News â Pasar cryptocurrency kembali memasuki fase tarik-ulurnya. Merujuk analisis NewsBTC, perdebatan âbull case vs. bear caseâ kini ditopang data yang kontras: dari arus keluar ETF Bitcoin hingga ekspektasi pemangkasan suku bunga global. Artikel ini merangkum indikator berbasis dataâtanpa FOMOâagar pelaku pasar membedakan sinyal dan noise menjelang akhir 2025.
Secara garis besar, pelonggaran likuiditas global dan infrastruktur ETF menopang kubu bull, sementara arus keluar ETF, distribusi whale, dan dinamika siklus pasca-halving menjadi beban kubu bear. Lantas, apa saja penentu arah pasar crypto hingga tutup tahun 2025?
Investasi dan perdagangan crypto kembali dipantau usai Oktober yang bergejolak. Mengacu pada kerangka Ignas, ledger pro-kontra terbentang dari risiko âAI bubbleâ di saham hingga aliran ETF. Alih-alih Prediksi bombastis, fokusnya pada metrik penting yang diikuti whale, market maker, dan investor ritel untuk menakar peluang dan risiko.

Menurut NewsBTC, kekhawatiran gelembung AI menguat saat valuasi Nvidia menembus US$5 triliun. Perdebatan muncul: apakah belanja infrastruktur AI sudah sepadan dengan imbal hasil yang terealisasi. Jika reli saham teknologi diburu lalu berujung profit-taking, aset berisikoâtermasuk cryptocurrencyârentan dibanting jangka pendek.
Masih merujuk NewsBTC, âUptoberâ berakhir datar bagi Bitcoin dan Ethereum meski ada kabar positif ETF. Ketika harga tidak merespons berita bullish, pasar membaca sinyal risk-off. Pola itu konsisten dengan tiga hari berturut-turut arus keluar ETF di akhir Oktoberâindikasi fast money menepi.
Ignas juga menyoroti â10/10 crashâ pasca ancaman tarif baru ASâTiongkok. NewsBTC mencatat salah satu likuidasi harian terbesar di pasar crypto modern, mendorong pelaku pasar mengencangkan lindung nilai dan menelusuri potensi âdead entitiesâ di ekosistem.

Ignas mengingatkan, konteks pasca-halving (20 Apr 2024, blok 840.000) masih membentuk ekspektasi. Berdasarkan pembacaan historis, puncak siklus bisa saja telah lewat atau berada dekat akhir tahun. Meski tak 1:1, trader memantau apakah altcoin trending mengikuti atau justru tertinggal.
Dilansir dari Glassnode: old OG wallets meningkatkan distribusi sejak pertengahan Oktober. Penjualan puluhan ribu BTC oleh pemegang jangka panjang menambah suplai di momen sensitif. Aktivitas Satoshi-era wallets yang mendapatkan perhatian memperkuat narasi risk-off.
Data Farside menunjukkan net outflows ETF spot BTC pada 29â31 Okt masing-masing US$470M, US$488M, US$191M (â Rp7,81T, Rp8,11T, Rp3,17T). Walau total Oktober masih inflow US$3,424B (â Rp56,90T), tiga hari redemptions beruntun menjadi alarm pasar.
Di sisi bull, narasi liquidity easing & interest cuts. ECB telah melonggarkan kebijakan, BoE mulai memangkas, dan The Fed diperkirakan menutup tahun dengan pemangkasan tambahan sembari mengakhiri QT. Rezim likuiditas longgar lazimnya mendorong aset berisiko, termasuk cryptocurrency.
Ignas menilai belum ada euforia: Fear & Greed berada di mid-30s/low-40s. Kondisi ini memberi ruang reli tanpa crowding ekstrem. Selama katalis makro positif hadir, positioning belum melonjak ke level rawan pembalikan.
Adopsi institusional menjadi pondasi: NewsBTC mencatat US$30,2B (â Rp501,86T) arus masuk YTD ke ETF spot BTC yang mendapat sosoran pada kekuatan pasar. Musiman Q4âsejak 2013 kerap menjadi kuartal terkuat BTCâmenambah tailwind historis.

Menurut DefiLlama, float stablecoin mencapai ATH ~US$307,6B (â Rp5.111,70T). âUang diamâ ini memudahkan rotasi cepat bila kepercayaan pulih, mempertebal order book dan merapatkan spread di banyak pasangan.
Selain itu kemajuan de-eskalasi dagang ASâTiongkok juga berpengaruh. Jika tensi turun, selera risiko global dapat pulih sehingga sebagian manajer risiko kembali memilih altcoin. Namun, konfirmasi kebijakan dan realisasi data tetap krusial agar tidak sekadar meledak jadi perbincangan.
Pada saat yang sama, total kapitalisasi pasar crypto berada di US$3,56T (â Rp59.160,08T). Besaran ini menunjukkan pasar tetap menarik perhatian, meski rotasi cepat antar-sektor (BTC, ETH, memecoin, L2) masih mungkin terjadi.
Kerangka Ignas membantu memilah sinyal: ETF outflows dan distribusi whale adalah risiko; pelonggaran likuiditas dan inflow institusional adalah penopang. Praktisnya, pantau Fear & Greed, arus ETF harian, dan perubahan float stablecoin sebagai metrik awal. Pada level mikro, cek kedalaman order book, kerapatan spread, dan antrean limit yang diserok market maker.
Bagi trader altcoin, rotasi pasca-konsolidasi BTC kerap menjadi momen sektor lain mencuri perhatianânamun validasi wajib berbasis data: volume on-chain, likuiditas DEX/CEX, dan basis funding/perps. Pada akhirnya, disiplin posisi dan manajemen risiko lebih penting daripada prediksi yang bombastis.
Baca Juga: Bisakah Hidup Hanya dari Crypto? Ini 3 Sumber Penghasilan & Tantangan yang Perlu Kamu Tahu
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari ini, harga solana hari ini, pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: