
Jakarta, Pintu News –Harga Chainlink kembali jadi sorotan karena pola teknikal yang muncul menandakan potensi penurunan lanjutan. Dalam beberapa bulan terakhir, harga LINK telah turun tajam dari puncaknya di $27 (setara Rp450.063) pada Agustus menjadi sekitar $15,75 (Rp262.524) per 11 November 2025. Tekanan jual dari whale dan formasi pola teknikal negatif membuat crypto ini dipantau ketat oleh analis.

Berdasarkan analisis grafik harian, Chainlink (LINK) kini membentuk tiga pola teknikal bearish yang banyak diperhatikan trader profesional. Seperti disampaikan oleh analis di CoinGape, pola tersebut adalah death cross, inverse cup and handle, dan head and shoulders.
Death cross muncul pada 6 November 2025, saat rata-rata pergerakan 50 hari (MA50) memotong ke bawah rata-rata 200 hari (MA200). Ini merupakan indikator kuat bahwa tren jangka menengah sedang mengalami pelemahan signifikan. Menurut data grafik yang disorot oleh analis Crispus, pola inverse cup and handle juga telah terbentuk, dengan target penurunan ke sekitar $8,50 atau Rp141.686, jika support di $10 (Rp166.690) berhasil ditembus.
Sementara itu, grafik mingguan memperlihatkan formasi head and shoulders, yang dikenal sebagai sinyal pembalikan tren. Dalam pola ini, “kepala” berada di level $30,1, dengan dua “bahu” dan neckline miring yang saat ini sedang diuji. Apabila neckline ini ditembus, potensi harga menuju $8 bisa terjadi dalam waktu dekat.

Meski fundamental Chainlink menunjukkan perkembangan positif, aksi jual besar-besaran oleh whale menjadi faktor penekan utama. Data dari Nansen menunjukkan bahwa sejak Oktober 2025, total kepemilikan whale berkurang dari 3,14 juta token menjadi 2,34 juta token—turun 800 ribu LINK atau sekitar $12 juta (Rp200 miliar).
Ironisnya, aksi ini terjadi bertepatan dengan sejumlah kabar baik dari sisi proyek. Dalam konferensi SmartCon terbaru, Chainlink mengumumkan kolaborasi strategis dengan perusahaan besar seperti SBI Markets, Apex Global, Lido, dan Aptos. Namun aksi akumulasi investor ritel belum mampu menahan tren turun yang dipicu oleh tekanan jual dari whale.
Di sisi lain, jumlah suplai LINK di bursa kripto juga mengalami penurunan dari 287 juta menjadi 221 juta token. Biasanya, hal ini mengindikasikan bahwa investor lebih memilih menyimpan asetnya di dompet pribadi (self-custody). Meski begitu, volume jual yang tinggi tetap menahan pemulihan harga dalam jangka pendek.
Baca Juga: Bitcoin Bersiap Melonjak Pasca Kesepakatan Penutupan Pemerintah AS: Sejarah Terulang?
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga Bitcoin hari ini, harga Solana hari ini, Pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.