Dilansir dari Bitcoin News, Jepang telah membuat terobosan dalam perekrutan tenaga kerja melalui Metaverse. Job fair atau bursa kerja Metaverse tersebut diselenggarakan secara besar-besaran pada 27 Januari 2023, dengan lebih dari 2.000 siswa ikut serta dalam pengalaman tersebut.
Para siswa menggunakan avatar untuk berkomunikasi dan meninjau pekerjaan yang tersedia di berbagai stan yang dikendalikan oleh beberapa perusahaan. Ingin tahu bagaimana alur perekrutannya? Simak berita lengkapnya berikut ini!
Dilansir dari Bitcoin News, Jepang telah menggunakan teknologi Metaverse untuk perekrutan tenaga kerja. Lebih dari 2.000 siswa menghadiri Metaverse job fair, yang memungkinkan mereka menggunakan avatar digital untuk berkomunikasi dengan perekrut dan mengecek kemungkinan setiap tawaran pekerjaan yang tersedia.
Karena anonimitas dalam Metaverse, para peserta diizinkan untuk mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang sensitif terkait tawaran pekerjaan yang mereka dapatkan. Sebanyak 179 perusahaan berpartisipasi dalam Metaverse job fair ini, yang diorganisir oleh Neo Career Co, yang menangani kegiatan terkait pekerjaan, dan X Inc, yang melaksanakan tugas-tugas terkait Metaverse.
Perusahaan-perusahaan tersebut menyatakan bahwa ini adalah salah satu acara terbesar di Jepang, dan juga memperkuat keuntungan yang dibawa oleh Metaverse untuk proses perekrutan ini.
âMetaverse memungkinkan untuk mengambil keuntungan dari pertemuan online di mana siswa dari daerah yang jauh dapat mengambil bagian serta mempertahankan spontanitas pertemuan dan percakapan yang terjadi dalam bursa kerja tatap muka,â ujar Taiki Nishino, Neo Career, dikutip dari Bitcoin News, Selasa (31/1/2023).
Baca Juga: Gak Terduga, 69% Orang Percaya Kalau Metaverse Bisa Ubah Kehidupan Mereka
Meskipun beberapa orang pesimis tentang penggunaan teknologi Metaverse dalam sebuah pertemuan, tidak sedikit juga yang telah memberikan sinyal yang mendukung dampak teknologi Metaverse pada sektor ini.
Satya Nadella, CEO Microsoft, juga memuji kecanggihan teknologi Metaverse. Dalam sebuah pertemuan baru-baru ini dengan Klaus Schwab, ketua World Economic Forum (WEF), ia menjelaskan bahwa ia percaya bahwa rasa kehadiran yang dibawa oleh aplikasi Metaverse adalah âgame-changingâ.
Perusahaan ini telah bekerja sama dengan WEF untuk membangun sebuah inisiatif yang disebut Global Collaboration Village, yang bertujuan untuk membuat pertemuan Davos menjadi pertemuan tahunan dengan menggunakan teknologi Metaverse.
Institusi lain di Jepang juga sudah menggunakan teknologi Metaverse untuk memungkinkan orang membangun kehadiran digital mereka. Sebagai contoh, pada bulan Oktober 2022, Kota Toda melaporkan bahwa mereka menggunakan teknologi Metaverse untuk memungkinkan siswa menerima kelas dari rumah untuk mengatasi ketidakhadiran di sekolah.
Referensi: