Bank for International Settlements (BIS), yang terkenal dengan âbank untuk bank sentralâ berencana memperluas penelitian CBDC sembari mengembangkan platform untuk memantau neraca stablecoin, menurut laporan Cointelegraph (8/2/23).
Melalui akun resmi Twitter-nya, di tahun 2023 ini BIS berencana untuk meningkatkan fokus pada eksperimen mata uang digital bank sentral (CBDC). Tak hanya itu, BIS juga berencana meluncurkan proyek baru untuk memantau stablecoin.
Pada 7 Februari, âbank untuk bank sentralâ yang berbasis di Swiss ini mengumumkan bahwa Pusat Inovasi akan âmeningkatkan fokusnyaâ pada CBDC di tahun 2023 untuk meningkatkan sistem pembayaran.
Bank ini juga mengumumkan proyek terbarunya, yakni âProject Pyxtrial,â yang digambarkan sebagai eksperimen baru milik BIS Innovation Hub cabang London untuk memungkinkan âpemantauan stablecoin secara sistemik.â
Baca juga: Bank of America: CBDC Akan Merevolusi Sistem Keuangan Global
Lebih lanjut, BIS menjelaskan bahwa Pyxtrial akan mengembangkan platform untuk memantau neraca stablecoin. Bank ini mencatat bahwa sebagian besar bank sentral tidak memiliki alat untuk memantau stablecoin secara sistemik dan menghindari ketidaksesuaian aset-kewajiban. Selebihnya, BIS mengatakan,
âProyek ini akan menyelidiki berbagai alat teknologi yang dapat membantu pengawas dan regulator untuk membangun kebijakan kerangka kerja berdasarkan data yang terintegrasiâ.
Untuk proyek-proyek terkait CBDC, BIS akan lebih fokus pada CBDC ritel, seperti sistem dua tingkat yang disebut Aurum yang diujicobakan di Hong Kong pada bulan Juli 2023.
Selain itu, BIS menyatakan bahwa CBDC dan peningkatan sistem pembayaran menyumbang 15 dari 26 proyek yang telah aktif dalam beberapa tahun terakhir. Mereka mengutip peningkatan kesadaran dari bank-bank sentral sebagai pendorong utama dengan mengatakan, âpenekanan proyek ini mencerminkan kepentingan dan prioritas bank sentral, serta program negara-negara G20 untuk meningkatkan pembayaran lintas batasâ.
BIS juga berencana untuk bereksperimen dengan distribusi CBDC ritel melalui ekosistem API terbuka dalam percobaan bersama dengan Bank of England (BOE) yang dinamai Rosalind.
Terkait ini, Bank Inggris juga telah mengumumkan rencananya untuk meluncurkan Pound Digital sebagai cara lain dalam melakukan pembayaran. Baca selengkapnya di Bank Inggris Rencanakan Pound Digital, Siap Tinggalkan Uang Tunai?
Dilansir dari Cointelegraph, pada bulan September 2022, BIS telah menyelesaikan uji coba platform-nya yang disebut mBridge, yang merupakan kependekan dari Multiple CBDC Bridge.
Tak sendiri, beberapa bank dari negara lain, seperti Bank Sentral Hong Kong, Thailand, China, dan Uni Emirat Arab juga ikut serta dalam uji coba ini bersama dengan 20 bank komersial dari negara-negara tersebut.
Menurut pelacak CBDC Atlantic Council, saat ini hanya ada 11 negara yang telah meluncurkan CBDC secara penuh, di mana semuanya berlokasi di Karibia selain Nigeria. Sementara itu, terdapat 17 negara yang sedang menjalani uji coba, sebagian besar di Asia, termasuk China, Rusia, Kazakhstan, India, Korea Selatan, Thailand, dan Malaysia.
Bagi beberapa negara, peluncuran CBDC bisa jadi sebuah solusi atas beberapa situasi. Seperti yang dilakukan Arab Saudi, peluncuran CBDC ditambahkan ke dalam daftar Visi Saudi 2030.
Referensi: