7 Alasan Harga Bitcoin Turun Hari Ini: Dampak Kebijakan Fed Pada Pasar Crypto (12/12/25)

Di-update
December 12, 2025
Gambar 7 Alasan Harga Bitcoin Turun Hari Ini: Dampak Kebijakan Fed Pada Pasar Crypto (12/12/25)

Jakarta, Pintu News – Pasar cryptocurrency kembali ramai diperbincangkan setelah Bitcoin mengalami penurunan signifikan di bawah ambang $90.000 atau sekitar Rp1.500.840.000.

Berdasarkan laporan dari Coindesk, penurunan ini dipicu oleh respons pasar terhadap kebijakan suku bunga terbaru Federal Reserve (Fed) yang dinilai kurang dovish. Meskipun Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 3,25%, pesan yang disampaikan dianggap tidak cukup memberikan keyakinan mengenai arah pelonggaran moneter ke depan.

Dampak Pemotongan Suku Bunga terhadap Pasar Crypto

Menurut data dari Coindesk, pemotongan suku bunga oleh Fed sejatinya telah diantisipasi pasar, namun pernyataan yang menyertainya tidak memberikan dorongan risiko seperti yang diharapkan pelaku pasar crypto. Bitcoin (BTC) diperdagangkan di bawah $90.000, mencatat penurunan 2,4% sejak awal sesi perdagangan Asia, sedangkan Ethereum turun 4% menjadi $3.190 atau sekitar Rp53.101.000. Pergerakan ini menunjukkan aksi menjauhi aset berisiko yang dipicu oleh keresahan mengenai arah kebijakan moneter.

Laporan Coindesk menambahkan bahwa Indeks CoinDesk 20 juga turun lebih dari 4%, memperlihatkan tekanan yang meluas di berbagai aset cryptocurrency. Aksi jual ini dipandang sebagai reaksi terhadap pandangan Fed yang lebih berhati-hati dalam memberikan sinyal penurunan suku bunga tambahan. Hal ini menghilangkan harapan pasar untuk pelonggaran yang lebih agresif.

Baca Juga: 5 Sinyal Kuat dari Dogecoin: Ketahanan Harga, Adopsi Baru, hingga Potensi Menuju $1!

Perpecahan Internal Fed dan Pengaruhnya terhadap Volatilitas Pasar

Menurut pernyataan pejabat Fed yang dikutip Coindesk, dua anggota Federal Open Market Committee (FOMC) menolak pemotongan suku bunga, menegaskan bahwa tidak semua anggota sepakat mengenai strategi pelonggaran. Selain itu, enam anggota memperkirakan bahwa pemotongan lebih lanjut tidak tepat, memperkuat pandangan bahwa jalur kebijakan moneter ke depan akan lebih ketat dari dugaan pasar.

Ramalan terbaru Fed menunjukkan hanya satu pemotongan tambahan hingga 2026, jauh dari ekspektasi pasar yang memperkirakan dua hingga tiga penurunan. Greg Magadini, direktur derivatif Amberdata, menegaskan bahwa ketidakpastian meningkat karena Ketua Jerome Powell akan digantikan pada Mei 2026. Magadini menyebut bahwa jika digantikan oleh loyalis pemerintahan Trump, arah penurunan suku bunga dapat berubah drastis, semakin menambah ketidakpastian di pasar crypto.

Program Manajemen Likuiditas: Mengapa Ini Bukan QE

Fed juga mengumumkan rencana membeli surat utang jangka pendek senilai $40 miliar atau sekitar Rp667 triliun untuk mengelola likuiditas pasar uang. Menurut Coindesk, banyak pelaku pasar crypto salah menafsirkan langkah ini sebagai quantitative easing (QE) seperti yang terjadi pada 2020–2021. Padahal, tindakan ini lebih merupakan program manajemen cadangan yang bertujuan mengatasi ketegangan pasar uang, bukan memperluas neraca untuk mendukung investasi spekulatif.

Manajemen cadangan berbeda dengan QE tradisional yang menargetkan pembelian Treasury jangka panjang dan sekuritas berbasis hipotek. QE biasanya bertujuan menekan suku bunga jangka panjang dan meningkatkan likuiditas secara besar-besaran. Dalam konteks ini, langkah Fed tidak diarahkan untuk mendorong aset berisiko seperti cryptocurrency, sehingga dampaknya terhadap harga Bitcoin (BTC) justru cenderung negatif.

Sentimen Risiko Menurun dan Dampaknya terhadap Aset Crypto Teratas

the fed meeting
Sumber: Fortune

Aksi menjauhi risiko menjadi metrik penting yang dipantau banyak analis. Berdasarkan laporan Coindesk, penurunan minat terhadap aset berisiko disebabkan oleh ketidakpastian kebijakan dan potensi inflasi yang belum mencapai target. Kondisi ini menciptakan tekanan tambahan bagi cryptocurrency seperti Ripple , Solana , dan altcoin tangguh lainnya yang dalam beberapa hari terakhir ikut mencatatkan penurunan.

Pergerakan pasar ini menunjukkan bahwa meskipun crypto masih banyak dibicarakan sebagai aset masa depan, investor institusional memilih berhati-hati sambil menunggu arah kebijakan Fed yang lebih jelas. Situasi ini juga memengaruhi strategi trading jangka pendek, di mana volatilitas meningkat dan harga mudah terpengaruh sentimen makro.

Dampak Makro yang Curi Perhatian Pelaku Pasar

Langkah Fed yang dinilai kurang agresif ini menjadi sorotan karena mempersempit ruang bagi dorongan likuiditas pada aset crypto. Menurut analisis Coindesk, jika Fed mempertahankan sikap hati-hati, pasar crypto mungkin tidak mendapatkan katalis yang dibutuhkan untuk melakukan reli besar dalam waktu dekat. Tekanan ini meningkatkan risiko koreksi lebih dalam meskipun sebelumnya Bitcoin (BTC) sempat dipantau sebagai salah satu crypto teratas dengan performa kuat.

Faktor-faktor tersebut membuat pasar kembali berada pada fase ketidakpastian yang dipengaruhi oleh sentimen global, membuat Bitcoin (BTC) dan cryptocurrency lain rentan terhadap gejolak jangka pendek.

Prospek Jangka Pendek: Apa yang Perlu Dipantau?

Para analis menilai bahwa arah harga Bitcoin (BTC) akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kebijakan Fed dalam beberapa bulan ke depan. Data inflasi, aktivitas tenaga kerja, serta dinamika likuiditas pasar uang akan menjadi indikator utama yang diperhatikan oleh investor crypto. Menurut data Coindesk, hingga saat ini belum ada tanda yang menunjukkan perubahan kebijakan agresif ke arah pelonggaran moneter.

Sementara itu, crypto seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Ripple (XRP) tetap dipantau ketat sebagai barometer sentimen pasar. Jika volatilitas terus meningkat, pasar crypto berpotensi memasuki fase konsolidasi yang berkepanjangan.

Baca Juga: 5 Sorotan Kampanye Game $1 Juta TRUMP Meme Coin: Strategi Baru Dongkrak Nilai Token?

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga Bitcoin hari ini, harga Solana hari ini, Pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.

Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

FAQ

Apa penyebab utama penurunan Bitcoin hari ini?

Penurunan ini dipicu oleh keputusan Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin disertai pernyataan yang kurang dovish, menurut Coindesk.

Mengapa pasar crypto bereaksi negatif terhadap kebijakan Fed?

Pasar memandang prospek pelonggaran moneter ke depan menjadi lebih terbatas, sehingga minat risiko menurun dan investor mengurangi eksposur pada cryptocurrency.

Apakah langkah Fed baru-baru ini termasuk quantitative easing (QE)?

Tidak. Berdasarkan Coindesk, program Fed adalah manajemen cadangan jangka pendek, bukan QE tradisional yang memperluas neraca secara agresif.

Seberapa besar penurunan harga Bitcoin?

Bitcoin (BTC) diperdagangkan di bawah $90.000 atau sekitar Rp1.500.840.000, turun 2,4% sejak awal sesi Asia menurut data Coindesk.

Apa faktor tambahan yang memperburuk sentimen pasar crypto?

Perpecahan internal Fed, ketidakjelasan jalur suku bunga hingga 2026, dan penurunan daya tarik aset berisiko menjadi faktor dominan dalam melemahkan pasar.

Referensi

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->