Terkenal menjadi salah satu negara yang anti crypto, beberapa belakangan ini China nampaknya mulai menunjukkan ketertarikannya terhadap crypto. Dilaporkan pada akhir Januari 2023 kemarin, pemerintah China mulai memberlakukan pajak bagi investor crypto.
Dan baru-baru ini, China diberitakan berikan dukungan terhadap ambisi Hong Kong yang ingin menjadi pusat crypto Asia. Penasaran bagaimana China mendukung ambisi Hong Kong? Simak selengkapnya melalui artikel ini.
Mengutip dari Coingape (21/2/23), seorang sumber mengatakan bahwa para pejabat dari China sering melakukan kunjungan ke Hong Kong untuk mengetahui pengembangan crypto.
Sebelumnya, pada hari Senin 20 Februari 2023, tersiar kabar bahwa Hong Kong mengizinkan para pemain ritel untuk memperdagangkan mata uang crypto besar seperti Bitcoin dan Ethereum pada tahun ini. Beberapa jam kemudian, bursa crypto Huobi mengumumkan bahwa mereka sedang mengerjakan lisensi untuk memulai bursa lokal di Hong Kong.
Ketika Hong Kong berusaha untuk membangun dirinya sebagai pusat crypto di Asia, muncul pertanyaan “apakah Beijing diam-diam mendukung langkah ini?” dikarenakan selama beberapa bulan terakhir, perwakilan dari Kantor Penghubung China sering menjadi tamu di pertemuan crypto Hong Kong.
Sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada Bloomberg bahwa para pejabat China tersebut telah memeriksa perkembangannya, meminta laporan, dan juga melakukan panggilan lanjutan terkait crypto.
Mengutip dari Coingape, tampaknya Beijing ingin menjadikan Hong Kong sebagai tempat uji coba untuk aset digital selagi tetap melarang keras crypto di daratannya.
Nick Chan, selaku anggota Kongres Rakyat Nasional mengatakan kepada Bloomberg:
“Selama tidak melanggar garis bawah, dan tidak mengancam stabilitas keuangan di Tiongkok, Hong Kong bebas mengeksplorasi kegiatannya sendiri di bawah ‘Satu Negara, Dua Sistem’”.
Baca juga: Gara-Gara Crypto, Regulator Sekuritas Hong Kong Rekrut Staf Baru. Ada Apa?
Dilansir dari Coingape, ketertarikan Hong Kong baru-baru ini terhadap dunia crypto sangat berlawanan dengan perkembangan global, seperti Singapura dan Amerika Serikat yang telah melakukan pengetatan peraturan baru-baru ini.
Beberapa penggiat crypto berencana untuk kembali ke Hong Kong, seperti Justin Sun dari Huobi adalah salah satunya. Selama wawancaranya bulan lalu, Sun mengatakan:
“Perubahan sikap pemerintah Hong Kong terhadap crypto menandakan adanya anggukan dari pemerintah pusat China yang memberikan status percontohan kepada HK untuk beberapa eksperimen berwawasan ke depan tentang bagaimana crypto dapat diadopsi dan dilokalkan dengan sebaik-baiknya untuk pasar China. Saya sangat optimis dengan prospek crypto di wilayah China yang lebih besar untuk dekade berikutnya.”
Ketika berbicara tentang daratan China, hingga saat ini belum ada indikasi yang jelas bahwa China akan melonggarkan larangan crypto. Namun, sumber mengatakan bahwa perwakilan China daratan melaporkan temuan mereka (terkait crypto) di Hong Kong kepada pejabat tinggi di China.
Data menarik lainnya menunjukkan bahwa 70% perusahaan Web3 yang mendaftar ke program akselerator G-Rocket di Hong Kong adalah pengusaha Tiongkok di luar negeri. Duncan Chiu, anggota parlemen Hong Kong yang membidangi industri teknologi mengatakan,
“Kami adalah jendela Tiongkok, namun kami memiliki undang-undang, praktik, dan prinsip-prinsip ekonomi yang diadopsi secara global. Selain itu, akan selalu ada persaingan dari tempat lain seperti Singapura dan Dubai. Hal ini akan mendorong kami untuk berbuat lebih banyak dan yang paling penting adalah keseimbangan dalam mengatur, memberikan lisensi kepada industri ini (crypto), namun tidak terlalu mengaturnya agar tidak menghambat inovasi yang ada.”
Pada bulan Juni tahun ini, rezim perizinan baru Hong Kong untuk aset digital kemungkinan akan mulai berlaku.
Referensi: