Krisis Dolar AS, Africa Beralih ke Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran?

Updated
March 28, 2023
Gambar Krisis Dolar AS, Africa Beralih ke Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran?

Dilansir dari Bein Crypto (27/3/23), di saat beberapa negara Afrika bergulat dengan dampak negatif dari krisis dolar Amerika Serikat yang sedang berlangsung, minat untuk mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang alternatif terlihat semakin meningkat.

Krisis Dolar Amerika Serikat

Krisis Dolar Amerika
Sumber: Investopedia

Beberapa waktu belakangan ini, potensi mata uang digital crypto untuk merevolusi sektor perbankan Afrika yang bernilai $86 miliar telah menjadi topik diskusi di antara para ahli industri keuangan.

Mengutip Bein Crypto, dalam Konferensi Bitcoin Afrika yang pertama kali diadakan di Accra pada 2022 lalu, para pemimpin industri mengeksplorasi bagaimana Bitcoin berpotensi mengubah infrastruktur keuangan Afrika.

Tujuan dari hal tersebut adalah untuk menyediakan alat penting bagi masyarakat yang tidak memiliki rekening bank yang menghadapi masalah seperti ketidakstabilan mata uang, ketergantungan pada pengiriman uang, dan sanksi ekonomi.

Sehubungan dengan krisis dolar AS, Presiden Kenya, William Ruto, baru-baru ini meluncurkan sebuah proposal baru, yang bertujuan agar Kenya membeli minyak dengan mata uang lokal, shilling, untuk mengurangi kekurangan bahan bakar yang disebabkan oleh kartel-kartel minyak yang menimbun dolar AS.

Sebagai respon terhadap proposal baru tersebut, pemerintah Kenya menerapkan langkah-langkah untuk mengatasi kelangkaan dolar AS, termasuk mengizinkan warga Kenya untuk membeli bensin dengan kredit selama 6 bulan dan menandatangani kesepakatan dengan perusahaan-perusahaan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk memasok diesel, bensin, dan bahan bakar jet secara kredit.

Baca juga: Ini Jumlah Bitcoin yang Harus Dimiliki Pebisnis Menurut Miliarder Tim Draper!

Perkembangan Cryptocurrency di Afrika

Crypto di Afrika
Sumber: yellowcard.io

Di sisi lain, laporan CNBC (26/3/23) mengatakan bahwa mobile money, dompet digital yang ditautkan ke nomor telepon, telah mengalami pertumbuhan pesat di Afrika. Transaksinya tercatat meningkat 39% menjadi lebih dari $700 miliar pada tahun 2021. Meski begitu, pengguna masih kekurangan beberapa manfaat dari perbankan tradisional, seperti akses ke kredit dan perlindungan terhadap ketidakstabilan mata uang.

Mengenai tantangan ini, beberapa ahli berpendapat bahwa Bitcoin dapat menghilangkan perantara dan memungkinkan pembayaran digital langsung antar individu tanpa kredit atau biaya tambahan.

Terlebih, dengan adanya Lightning Network, lapisan kedua yang dibangun di atas rantai utama Bitcoin, diyakini dapat mengurangi biaya transaksi dan memungkinkan pembayaran yang lebih cepat, sehingga membuat Bitcoin lebih efektif untuk penggunaan sehari-hari.

Perusahaan seperti Yellow Card, bursa crypto terpusat terbesar di Afrika, dikabarkan sedang menguji coba Lightning Network untuk mengurangi biaya transaksi lebih lanjut dan memungkinkan pembayaran internasional tanpa hambatan.

Proyek-proyek inovatif seperti kemitraan Bernard Parah dengan Strike, sebuah platform pembayaran Lightning Network, juga menunjukkan potensi Bitcoin untuk memfasilitasi transfer lintas negara. Layanan “Send Globally” milik Parah memungkinkan orang-orang di Amerika Serikat untuk mengirim uang ke Nigeria, Ghana, dan Kenya.

Tidak hanya itu, pengembang Afrika Selatan, Kgothatso Ngako, dilaporkan mengembangkan sebuah dompet Lightning kustodian yang disebut “Machankura”. Dompet ini memungkinkan orang-orang yang tidak memiliki akses internet untuk mengirim dan menerima Bitcoin. Layanan ini diklaim kompatibel dengan dompet Lightning mana pun secara global, memungkinkan transfer instan bahkan ke ponsel biasa di daerah terpencil.

Sebagai salah satu petinggi yang ikut ke dalam Konferensi Bitcoin Afrika yang diadakan akhir tahun lalu, mantan CEO Twitter, Jak Dorsey mengatakan bahwa seiring dengan meningkatnya popularitas mata uang crypto, Bitcoin dapat memberikan kekuatan finansial kepada orang-orang yang sebelumnya tidak memiliki kekuatan finansial, mengutip dari CNBC.

Mau tau lebih lanjut? Simak selengkapnya di Mantan CEO Twitter Terjun ke Bisnis Penambangan Bitcoin di Afrika.


Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->