Menurut presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, negara berkembang harus meninggalkan dolar AS dan memperkuat mata uang nasional mereka sendiri.
Apa yang membuat sang presiden begitu anti dengan dolar AS? Simak informasi selengkapnya seperti dilansir laman The Bit Times berikut ini.
Dalam pidatonya di sebuah bank terkemuka di Shanghai, New Development Bank**,** Lula mengungkapkan:
“Mengapa semua negara harus mendasarkan perdagangan mereka pada dolar?”
Baca Juga: Dolar AS Kehilangan Nilainya dalam 5 Tahun? Manajer Investasi Ini Rekomendasikan Bitcoin!
Diskusinya tersebut berfokus pada menghapus status dolar AS sebagai mata uang cadangan global.
Presiden Lula menegaskan bahwa dominasi dolar AS global akan berakhir dengan menegaskan:
“Siapa yang memutuskan bahwa mata uang kita lemah atau tidak berharga di negara lain?”
Pernyataan Lula tersebut muncul setelah China menandatangani kesepakatan baru dengan Brasil dan menyelesaikan pembayaran Liquefied Natural Gas (LNG) pertamanya dalam yuan.
Rusia juga telah berkomitmen untuk menyelesaikan perdagangan menggunakan mata uang negara lain.
Selain itu, anggota BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) bekerja untuk menciptakan mata uang cadangan berbasis BRICS yang baru.
Dilansir dari Bein Crypto (27/3/23), di saat beberapa negara Afrika bergulat dengan dampak negatif dari krisis dolar Amerika Serikat yang sedang berlangsung, minat untuk mengadopsi Bitcoin sebagai mata uang alternatif terlihat semakin meningkat.
Ingin tahu seperti apa pengaplikasian mata uang crypto sebagai alat pembayaran di Afrika? SImak informasi selengkapnya mengenai Afrika Beralih ke Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran di sini.
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: