Dalam era digital yang semakin berkembang, perlindungan terhadap pengguna internet, khususnya anak-anak dan individu rentan, menjadi isu yang sangat penting. Di Inggris, para anggota House of Lords baru-baru ini melakukan diskusi hangat mengenai RUU Keselamatan Online dan bagaimana RUU ini harus mencakup Metaverse.
Dengan semakin populernya Metaverse, para pembuat kebijakan mengakui perlunya mengatasi potensi risiko yang terkait dengan aktivitas online anak-anak dalam lingkungan virtual ini.
RUU Keselamatan Online di Inggris, yang saat ini sedang ditinjau di House of Lords, dirancang untuk mengatur berbagai layanan internet dan melindungi pengguna dari konten berbahaya. Dalam perdebatan yang berlangsung pada 12 Juli 2023, anggota parlemen membahas apakah RUU ini akan mencakup ākonten berbahaya tertentuā yang mungkin ditemui pengguna dalam lingkungan virtual seperti Metaverse.
Baca juga: Dunia Virtual Makin Meriah, LG Uplus Luncurkan Bisnis Metaverse Fashion!
Banyak anggota parlemen mempertimbangkan bagaimana regulasi dapat menangani āhal-hal mengerikanā yang mungkin dijumpai anak-anak dalam aktivitas online mereka. Anggota Illora Finlay dari Llandaff, Wales, mengungkapkan keprihatinannya tentang potensi risiko yang dihadapi anak-anak dalam Metaverse.
Illora Finlay menekankan bahwa Metaverse tidak boleh berada di luar cakupan RUU dan lingkungan yang diciptakannya juga harus termasuk dalam RUU. Dengan kata lain, RUU Keselamatan Online harus mencakup semua aspek metaverse untuk memastikan perlindungan yang memadai bagi pengguna, khususnya anak-anak dan individu yang rentan.
Sementara itu, anggota Timothy Clement-Jones menambahkan bahwa jika Metaverse dan lingkungan yang diciptakannya tidak termasuk dalam cakupan RUU, maka akan mengabaikan perlindungan bagi anak-anak dan orang dewasa yang rentan. Dia menegaskan bahwa jika hal ini terjadi, maka parlemen akan gagal dalam menjalankan tugasnya.
Dengan kata lain, RUU Keselamatan Online harus mencakup Metaverse untuk memastikan bahwa anak-anak dan individu yang rentan mendapatkan perlindungan yang mereka butuhkan dalam lingkungan virtual.
Selama perdebatan, anggota Stephen Parkinson menyarankan bahwa cakupan RUU harus melampaui bentuk komunikasi online tradisional, seperti teks dan gambar, untuk mencakup objek virtual dan avatar.
Pendekatan komprehensif ini akan memastikan bahwa setiap potensi bahaya, termasuk pelecehan dan pelanggaran privasi, ditangani secara memadai di semua aspek Metaverse.
Baca juga: Strategi Metaverse Uni Eropa: Menelaah Privasi, Persaingan, dan Hak
Seiring dengan tantangan regulasi aktivitas online yang dihadapi pemerintah di seluruh dunia, Metaverse menjadi wilayah baru yang membutuhkan perhatian. Meskipun praktik legislasi dan pengawasan berbeda antara negara, para pembuat kebijakan sedang aktif menjelajahi cara untuk melindungi pengguna dalam lingkungan virtual.
Secara keseluruhan, seiring berkembangnya Metaverse, pemerintah di seluruh dunia berjuang dengan tantangan mengatur aktivitas online dalam lingkungan virtual. Di Inggris, para pembuat undang-undang sedang aktif mendiskusikan perluasan RUU Keselamatan Online untuk mencakup metaverse, didorong oleh kekhawatiran tentang aktivitas online anak-anak.
Dengan memperluas cakupan RUU untuk mencakup lingkungan virtual, para pembuat kebijakan bertujuan untuk melindungi pengguna dari potensi bahaya, memastikan keselamatan anak-anak dan orang dewasa yang rentan.
Kemajuan RUU di House of Lords dan dialog yang sedang berlangsung menunjukkan komitmen para pembuat undang-undang Inggris untuk mengatasi tantangan baru di ranah digital.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: