LimeWire, yang dulu dikenal sebagai platform berbagi file yang kontroversial, kini telah berubah wajah. Dengan meluncurkan Studio AI di Polygon, LimeWire membuka peluang baru bagi para pencipta konten untuk memanfaatkan kecerdasan buatan dalam menciptakan dan menjual NFT. Studio ini akan membagi pendapatan antara pencipta konten asli dan pengembang konten berbasis AI, sambil menawarkan berbagai fitur inovatif lainnya.
LimeWire, yang didirikan pada tahun 2000, sempat menjadi platform berbagi file paling populer sebelum akhirnya ditutup pada tahun 2011 karena masalah hak cipta. Namun, pada tahun 2021, Julian dan Paul Zehetmayr membeli hak kekayaan intelektual LimeWire dan mengumpulkan dana sekitar $10 juta dari Kraken Ventures, Arrington Capital, dan GSR.
Baca juga: Sempat Kontroversial, Kini LimeWire Kumpulkan Lebih dari Rp235 Miliar. Buat Apa?
āDengan peluncuran Studio AI LimeWire, kami akan menurunkan hambatan masuk bagi siapa saja untuk menjadi pencipta konten dan memulai perjalanan kewirausahaan kreatif mereka,ā kata Marcus Feistl, COO LimeWire.
Platform ini kini fokus pada pemberdayaan pencipta konten melalui teknologi Web3 dan AI. Awalnya, studio ini akan memfokuskan pada generasi gambar, memungkinkan pengguna untuk menciptakan atau meningkatkan gambar melalui berbagai model AI. Selanjutnya, LimeWire berencana untuk memperluas layanannya untuk mencakup musik yang dihasilkan oleh AI.
Studio AI LimeWire menawarkan berbagai fitur yang dirancang untuk memfasilitasi proses penciptaan konten. Salah satunya adalah kemampuan untuk memanfaatkan beat, melodi, dan lagu dari LimeWire dan mitra-mitranya. Konten yang dihasilkan akan dicetak sebagai NFT di blockchain Polygon dan pendapatannya akan dibagi antara artis pengunggah konten asli dan pencipta konten baru berbasis AI.
Selain itu, artis akan mendapatkan bagian dari pendapatan iklan yang dihasilkan di LimeWire, yang dibayarkan dalam token asli LMWR. Konten juga dapat diperdagangkan di pasar sekunder LimeWire sebagai NFT, di mana pencipta akan menerima royalti yang saat ini dibayarkan dalam USDC.
Baca juga: Polygon Luncurkan āChain Development Kitā untuk Jaringan Berbasis Zero-Knowledge di Ethereum!
Meskipun AI menawarkan banyak peluang, ada juga kekhawatiran tentang dampaknya pada kreativitas. Misalnya, algoritma mungkin menghasilkan volume output yang serupa, sehingga menghambat kreativitas. Selain itu, belum ada banyak langkah yang diambil untuk mengontrol dari mana dan bagaimana model AI memperoleh informasinya.
Namun, dengan pendekatan yang tepat, AI bisa menjadi alat yang sangat kuat untuk membantu artis dan pencipta konten. Dengan Studio AI LimeWire, peluang untuk menciptakan, berbagi, dan memonetisasi konten tampaknya akan menjadi lebih mudah dan lebih inklusif.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputarĀ crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: