Revisi UU, Thailand Berniat Menarik Pajak Pendapatan dari Trader Crypto di Luar Negeri

Updated
September 20, 2023
Gambar Revisi UU, Thailand Berniat Menarik Pajak Pendapatan dari Trader Crypto di Luar Negeri

Thailand, yang sebelumnya dikenal sebagai negara yang ramah crypto, kini berencana untuk memajaki pendapatan asing dari pedagang crypto. Dengan latar belakang upaya pemerintah untuk mendanai langkah-langkah stimulus ekonomi, kebijakan pajak baru ini menargetkan pendapatan dari luar negeri, khususnya pedagang crypto.

Perubahan Besar dalam Kebijakan Pajak Thailand

masa depan crypto thailand
Sumber: Cryptopolitan

Mulai 1 Januari 2024, Thailand berencana untuk merevisi undang-undang pajak penghasilan terkait uang yang diperoleh dari luar negeri. Perubahan ini mencakup pendapatan dari perdagangan crypto, rekening luar negeri, dan broker saham internasional.

Baca juga: 1 Individu Dapat Rp4 Juta, Thailand Luncurkan Airdrop Nasional Melalui Blockchain!

Sebelumnya, kode pajak di Thailand hanya memperhatikan pendapatan asing yang dikembalikan ke negara pada tahun yang sama saat diperoleh. Namun, regulasi baru ini menghapuskan perbedaan tersebut, sehingga semua uang yang diperoleh dari luar negeri harus dilaporkan.

Menurut laporan, kebijakan baru ini tampaknya memiliki target tertentu, termasuk “penduduk yang berdagang di pasar saham asing melalui broker asing dan pedagang crypto.”

Respon dan Dampak bagi Komunitas Crypto

Komunitas crypto Thailand telah merespons dengan kekhawatiran terhadap perubahan kebijakan pajak ini. Banyak yang khawatir bagaimana pajak atas perdagangan crypto di luar negeri akan dikumpulkan dan apakah ini akan mempengaruhi pendapatan pensiun dari luar negeri.

Meskipun Bitkub, platform crypto utama Thailand, memiliki volume perdagangan harian sekitar $17,6 juta, banyak yang percaya bahwa banyak penduduk Thailand juga menggunakan bursa luar negeri.

Ahli keuangan juga menyarankan agar berhati-hati, mengingat kebijakan pajak baru ini mungkin mengasingkan bankir swasta dan lembaga keuangan.

Baca juga: Bank Terbesar di Thailand Kucurkan Dana $100 Juta untuk Investasi AI dan Web3

Langkah Selanjutnya untuk Regulasi Crypto di Thailand

Pemerintah Thailand baru-baru ini telah menunjuk sekretaris jenderal baru untuk Komisi Sekuritas dan Bursa. Namun, sikapnya terhadap crypto masih belum jelas.

Dengan pemilihan Perdana Menteri baru, Srettha Thavisin, yang dikenal memiliki pandangan positif terhadap mata uang digital, mungkin ada perubahan dalam pendekatan regulasi kripto di Thailand.

Thavisin, yang sebelumnya adalah taipan real estat, baru-baru ini berinvestasi sebesar $225 juta di XSpring Capital, sebuah perusahaan investasi yang ramah crypto.

Dengan perubahan kebijakan pajak ini, Thailand menunjukkan komitmennya untuk mengatur industri crypto dengan lebih ketat. Meskipun ini mungkin menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas crypto, langkah ini diharapkan dapat memberikan kejelasan dan kepastian bagi investor dan pedagang di Thailand.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->