Dalam dunia crypto yang penuh dinamika, skandal terbaru melibatkan mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried, yang diduga melakukan manipulasi harga Bitcoin. Skandal ini terungkap dalam sidang pengadilan yang sedang berlangsung, menambah daftar panjang kontroversi di industri crypto.
Caroline Ellison, mantan CEO Alameda Research, mengklaim dalam persidangan bahwa Bankman-Fried merencanakan untuk memanipulasi harga Bitcoin dan menjaganya di bawah $20,000. Tuduhan ini semakin menambah keruhnya suasana di dunia crypto, yang sudah diwarnai oleh berbagai isu, mulai dari perang Israel-Palestina hingga kondisi fiskal AS yang memprihatinkan.
Baca Juga: Serangan Siber Hantam FTX! Apa yang Harus Kamu Ketahui & Bagaimana Tanggapan FTX?
Menurut Ellison, Bankman-Fried meminta dirinya untuk menjual Bitcoin jika harganya naik melebihi $20,000. Hal ini dilakukan dengan menggunakan dana pelanggan FTX, yang seharusnya tidak digunakan untuk tujuan tersebut. Tuduhan ini tentu saja menimbulkan pertanyaan besar tentang etika dan integritas dalam industri crypto.
Pada saat bull run 2021, harga Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa di $69,000. Namun, pada saat itu, banyak prediksi yang memperkirakan angka yang jauh lebih besar. Salah satunya adalah model harga Bitcoin Stock-to-Flow (S2F), yang mencakup target harga Bitcoin hingga $288,000 selama siklus pemotongan setengahnya saat ini.
Namun, setelah Bitcoin gagal mencapai level tersebut, S2F dan penciptanya, PlanB, mendapat banyak kritik dari publik. Beberapa orang bahkan meragukan motif Bankman-Fried. Adam Back, CEO dan pendiri Blockstream, mempertanyakan apakah Bankman-Fried benar-benar berusaha untuk menekan pertumbuhan pasar.
Skandal ini menambah daftar panjang kontroversi yang melanda industri crypto. Dari penundaan penarikan oleh broker crypto Genesis hingga pengumuman oleh Bitmain, produsen sirkuit terintegrasi khusus Bitcoin, bahwa mereka telah menangguhkan pembayaran gaji karyawan sejak September.
Selain itu, platform pengembang crypto terkemuka, Gitcoin, mengungkapkan bahwa mereka kehilangan sekitar $460,000 dalam token GTC karena kesalahan transfer yang mengirim dana ke alamat kontrak yang tidak dapat dipulihkan. Semua ini menunjukkan bahwa industri crypto masih memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi.
Meski begitu, perkembangan positif juga terjadi di industri crypto. Misalnya, produsen mobil sport mewah Ferrari kini menerima pembayaran dalam bentuk crypto untuk pembelian mobilnya di Amerika Serikat.
Namun, skandal seperti yang melibatkan Bankman-Fried ini mengingatkan kita bahwa transparansi dan integritas adalah hal yang sangat penting dalam dunia crypto.
Baca Juga: Harga Token FTX Turun 72,52% Dalam 24 Jam, Cek Berita Lengkapnya!
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.