Pengacara John Deaton, yang mewakili pemegang XRP, telah membuat argumen kuat dalam saga hukum Ripple vs. SEC, menunjukkan bahwa denda sebesar $770 juta yang diharapkan untuk Ripple tampaknya tidak mungkin.
Tidak sembarangan, prediksinya didasarkan pada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi putusan pengadilan. Simak lebih lanjut, yuk!
Deaton menekankan pentingnya putusan Mahkamah Agung Morrison, yang secara efektif membatasi yurisdiksi SEC hanya pada penjualan di dalam Amerika Serikat. Hal ini menjadi relevan karena penjualan XRP Ripple di Inggris, Jepang, Swiss, dan daerah lainnya sedang diteliti. Selain itu, status hukum XRP di yurisdiksi ini memperkuat posisi Ripple.
Baca juga: Pengacara Memprediksi SEC Memiliki 3,14% Peluang Sukses dalam Banding Ripple
Misalnya, badan regulasi seperti Financial Conduct Authority (FCA) di Inggris dan Financial Services Agency (FSA) di Jepang tidak mengkategorikan XRP sebagai sekuritas. Klasifikasi ini sangat penting, karena memungkinkan penjualan XRP secara sah di wilayah ini, yang menjadi tantangan bagi upaya SEC untuk mendapatkan denda dari transaksi global ini.
Selain itu, Deaton menekankan bahwa tindakan hukum terhadap Ripple bukan berpusat pada penipuan, melainkan merupakan perselisihan regulasi. Perbedaan ini sangat penting karena mengalihkan perhatian dari tindakan hukuman ke patuh terhadap regulasi.
Mengingat sebagian besar penjualan XRP terjadi di luar AS dan melibatkan investor terakreditasi, potensi untuk denda berkurang secara signifikan. Dengan mengesampingkan penjualan non-AS, yang mungkin mencakup lebih dari 90% dari total penjualan dan penjualan kepada investor terakreditasi, Deaton memperkirakan penurunan signifikan dalam jumlah denda yang mungkin.
Baca juga: Kemenangan Hukum Ripple: Kesepakatan $20 Juta Diklaim Sebagai Kemenangan Mutlak!
Lebih lanjut, pengacara tersebut menyoroti bahwa sebagian besar penjualan XRP institusional tidak menghasilkan kerugian, karena harga XRP saat ini melebihi level saat penjualan tersebut, menunjukkan tidak adanya kerugian investor.
Deaton juga menekankan sifat cepat dari transaksi On-Demand Liquidity (ODL) dengan XRP, yang terjadi dalam hitungan detik, mengurangi potensi kerugian investor. Menariknya, tuduhan kerugian lebih ditujukan pada SEC daripada Ripple, terutama di antara 75.000 pemegang XRP yang berpartisipasi dalam tindakan hukum.
Dengan berbagai faktor yang bermain, tampaknya kemungkinan Ripple menghadapi denda sebesar $770 juta sangat tipis. Namun, hasil akhir dari saga hukum ini masih harus ditunggu dan dilihat.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: