Kabar mengejutkan datang dari dunia crypto ketika kesulitan menambang Bitcoin mengalami penurunan pertama sejak September lalu.
Penurunan sebesar 0,96% ini terjadi di tengah-tengah penurunan harga Bitcoin yang sempat menyentuh angka $40.500 pada malam hari tanggal 11 Desember 2023. Fenomena ini menimbulkan berbagai spekulasi dan analisis dari para ahli tentang masa depan Bitcoin.
Pada tanggal 10 Desember 2023, tercatat bahwa tingkat kesulitan menambang Bitcoin turun sebesar 0,96%, dengan rata-rata hashrate sebesar 462,60 EH/s. Penurunan ini terjadi setelah serangkaian peningkatan yang konsisten sejak pertengahan September 2023.
Sebelumnya, pada tanggal 26 November, kesulitan menambang sempat naik sebesar 5,07%, dengan hashrate mencapai 480,85 EH/s. Perubahan tingkat kesulitan menambang ini memiliki dampak langsung terhadap jadwal halving Bitcoin yang diantisipasi pada April 2024.
Baca Juga: Rebel Satoshi: Gebrakan Baru di Dunia Crypto yang Mengguncang Pasar!
Halving adalah peristiwa yang memotong hadiah blok Bitcoin menjadi setengah, yang terjadi setiap 210.000 blok, dan berpengaruh pada penawaran Bitcoin di pasar. Penurunan kesulitan menambang ini dapat mempengaruhi waktu terjadinya halving berikutnya.
Penurunan harga Bitcoin ke angka $40.500 pada malam hari tanggal 11 Desember 2023, mungkin telah memicu beberapa penambang untuk menghentikan operasi mereka. Ketika harga Bitcoin turun, profitabilitas menambang juga menurun, sehingga beberapa penambang dengan biaya operasional yang lebih tinggi mungkin memilih untuk berhenti sementara.
Ini bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan penurunan kesulitan menambang. Perubahan selanjutnya dalam kesulitan menambang diperkirakan akan terjadi pada tanggal 23 Desember 2023.
Menurut prediksi dari BTC.com, akan ada penurunan sebesar 0,12%. Penurunan ini, meskipun kecil, menandakan adanya perubahan dinamika dalam jaringan Bitcoin yang mungkin dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk harga pasar dan efisiensi teknologi penambangan.
Seorang ahli dari PlanB memberikan spekulasi bahwa lonjakan hashrate yang terjadi sejak pertengahan September 2023 mungkin disebabkan oleh penerbit ETF seperti BlackRock. Menurutnya, mereka membeli Bitcoin secara tidak langsung dari penambang daripada melalui bursa.
Pembelian langsung di bursa akan berdampak besar pada harga, sedangkan pembelian tidak langsung dari penambang akan berdampak pada hashrate namun tidak terlalu mempengaruhi harga.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan perusahaan besar yang membeli Bitcoin dari penambang dapat mempengaruhi harga, dan transaksi tersebut sering kali terkait dengan peningkatan hashrate. Ini bisa menjelaskan mengapa meskipun ada penurunan kesulitan menambang, hashrate secara umum tetap menunjukkan tren peningkatan.
Penurunan kesulitan menambang Bitcoin yang terjadi baru-baru ini mungkin merupakan indikator dari berbagai dinamika yang sedang berlangsung di pasar crypto.
Kamu sebagai investor atau pengamat harus tetap waspada dan mengikuti perkembangan selanjutnya, karena perubahan ini bisa membawa dampak yang signifikan terhadap strategi investasi dan operasional penambangan Bitcoin di masa depan.
Baca Juga: Terobosan Polygon Portal, Masa Depan Web3 yang Mudahkan Pengalaman Pengguna!
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.