Mantan kepala penegakan internet untuk Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC), John Reed Stark, baru-baru ini melontarkan kritik pedas terhadap National Basketball Association (NBA) atas kerja sama antara bursa kripto Voyager Digital dan tim bola basket Dallas Mavericks. Kritik ini muncul setelah para investor kripto yang dirugikan mengajukan gugatan class action terhadap NBA. Simak berita lengkapnya berikut ini!
Pada Oktober 2021, Dallas Mavericks mengumumkan kerja sama dengan Voyager Digital, sebuah bursa kripto yang kini telah bangkrut. Kerja sama ini menuai kontroversi karena Voyager diduga telah membuat pernyataan palsu terkait perlindungan investor.
Stark menilai bahwa NBA seharusnya tidak menyetujui kerja sama ini karena dapat merugikan para penggemar dan pemain Mavericks.
āDengan bermitra dengan Voyager, Mavericks tidak hanya mengeksploitasi penggemar dan pemain mereka dengan mempromosikan FOMO kripto dan diamond hands, tetapi juga ikut bertanggung jawab atas kehancuran yang ditimbulkan Voyager kepada para investornya,ā tegas Stark.
Baca Juga: SEC Batalkan Gugatan DEBT Box, Sementara, Setelah Ancaman Sanksi
Stark berpendapat bahwa NBA harus bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan oleh tim-timnya terkait kerja sama dengan perusahaan kripto. Ia membandingkan situasi ini dengan skenario hipotetis di mana Washington Wizards bermitra dengan perusahaan pembuat heroin atau perusahaan tambang berlian darah.
Dalam kasus seperti itu, NBA tentu akan turun tangan dan melarang kerja sama tersebut.
āHal yang sama seharusnya berlaku untuk kerja sama dengan perusahaan kripto. NBA harus bertanggung jawab atas penipuan kripto yang dilakukan oleh tim-timnya,ā tegas Stark.
Baca Juga: Pengungkapan Strategi SEC: Mengaitkan Sukses Kasus Terraform untuk Menjerat Binance dan Coinbase!
Voyager mengajukan kebangkrutan Bab 11 pada Juli 2022 setelah mengalami penurunan tajam di pasar kripto. Sekitar delapan bulan sebelumnya, bursa kripto ini mengumumkan kerja sama dengan Dallas Mavericks.
Pada Oktober 2023, Commodity Futures Trading Commission dan Federal Trade Commission (FTC) Amerika Serikat mengajukan gugatan paralel terhadap mantan CEO Voyager, Stephen Ehrlich, atas tuduhan pernyataan palsu. Voyager kemudian mencapai kesepakatan dengan FTC untuk membayar ganti rugi sebesar $1,65 miliar.
Namun, Ehrlich tidak setuju dengan kesepakatan tersebut dan kasusnya akan dilanjutkan di pengadilan federal. Selain itu, NBA juga menghadapi gugatan class action terkait kerja sama pemasarannya dengan Voyager.
Kesimpulan
Kasus Voyager menjadi contoh nyata bagaimana kerja sama antara perusahaan olahraga dan perusahaan kripto dapat berujung pada kerugian bagi investor. Kritik pedas dari mantan pejabat SEC, John Reed Stark, semakin memperkuat argumen bahwa NBA harus lebih berhati-hati dalam menyetujui kerja sama dengan perusahaan kripto.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputarĀ crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi