Dalam lanskap pasar komoditas yang dinamis, hari ini harga batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO) menunjukkan tren kenaikan yang mengesankan, sementara nikel tercatat mengalami fluktuasi.
Dilansir dari Bisnis.com (28/2/24), kenaikan harga ini mencerminkan perubahan signifikan dalam permintaan dan pasokan global, menarik perhatian investor dan analis pasar.
Mari kita selami lebih dalam dinamika pasar yang menarik ini.
Menurut laporan, harga batu bara mengalami kenaikan yang signifikan, didorong oleh penurunan impor dari India yang diperkirakan akan terjadi. Data Bloomberg menunjukkan bahwa harga batu bara berjangka untuk kontrak Maret 2024 di ICE Newcastle mengalami kenaikan sebesar 1,14%, mencapai level $129,20 per metrik ton.
Baca juga: Harga Emas Dunia Hari Ini (28/2), Melawan Tren Penurunan Suku Bunga AS?
Kenaikan tersebut juga terlihat pada kontrak pengiriman April 2024, yang naik sebesar 1,32% menjadi $130,20 per metrik ton.
Penurunan impor batu bara termal oleh India, untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19, disebabkan oleh peningkatan produksi dalam negeri dan persediaan yang tinggi.
Coal India, perusahaan tambang terbesar di dunia, telah mendorong stok di pembangkit listrik ke rekor tertinggi, lebih dari 43 juta metrik ton. Hal ini mengurangi kebutuhan impor dan meningkatkan harga batu bara di pasar global.
Di sisi lain, harga nikel menunjukkan variabilitas, dengan tekanan yang berasal dari kekhawatiran mengenai pasokan yang berkurang dan dolar AS yang melemah.
Harga nikel untuk kontrak tiga bulan di London Metal Exchange (LME) menguat sebesar 2,19% menjadi $17.545. Namun, kontrak nikel yang paling banyak diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (SHFE) mengalami penurunan sebesar 1%.
Indonesia, sebagai produsen nikel terbesar, sedang berupaya mengatasi penundaan dalam proses kuota penambangan, yang berpotensi mengurangi pasokan bijih nikel dan meningkatkan biaya produksi smelter.
Spekulasi tentang sanksi baru AS terhadap logam Rusia juga menambah ketidakpastian di pasar nikel.
Baca juga: Harga Minyak Dunia 2024: Tren, Ketegangan Geopolitik, dan Prediksi
Sementara itu, harga CPO atau minyak kelapa sawit di Bursa Derivatif Malaysia pada Maret 2024 menguat 36 poin menjadi 4.023 ringgit per metrik ton. Kenaikan ini didorong oleh minyak saingannya dan antisipasi konferensi industri besar yang akan diselenggarakan di Kuala Lumpur.
Lebih lanjut, harga CPO juga dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak di pasar Asia, memperpanjang kenaikan selama tiga hari berturut-turut.
Analis memproyeksikan bahwa harga CPO dapat mencapai kisaran $950-$1.000 per ton pada semester I/2024, mempertimbangkan kondisi panen kedelai di Brazil dan penanaman rapeseed serta bunga matahari di Amerika Utara dan Eropa.
Secara keseluruhan, pergerakan harga komoditas ini mencerminkan dinamika pasar yang kompleks, dipengaruhi oleh berbagai faktor global. Kenaikan harga batu bara dan CPO menunjukkan potensi pertumbuhan yang kuat, sementara fluktuasi harga nikel menandakan ketidakpastian yang masih ada.
Investor dan pelaku pasar harus terus memantau tren ini untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan yang mungkin muncul.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: