Dalam dunia yang terus berubah, crypto kembali menjadi sorotan dengan Bitcoin yang mencapai angka mengejutkan sebesar $60.000, menandai salah satu kenaikan bulanan terbesar sejak akhir tahun 2020.
Fenomena ini menarik perhatian banyak investor crypto dan analis pasar, yang mempertanyakan dinamika di balik lonjakan dramatis ini dan implikasinya terhadap pasar keuangan tradisional.
Bitcoin, mata uang digital paling populer di dunia, telah mencatatkan kenaikan yang signifikan, menembus angka $60.000 untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun.
Kenaikan ini didorong oleh aliran modal yang besar ke produk baru bursa crypto Amerika Serikat, yang memicu kenaikan harga sebesar 42% pada bulan Februari. Ini merupakan kenaikan bulanan terbesar sejak Desember 2020, menandakan kembali minat yang tinggi terhadap aset digital ini.
Baca Juga: Meledak! Harga Bitcoin Tembus Rp970 Juta Hari Ini, Capai Nilai Tertinggi Sejak 2 Tahun Lalu
Kenaikan harga Bitcoin ini juga didukung oleh ekspektasi terhadap pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS, yang mendorong investor untuk mencari aset dengan imbal hasil lebih tinggi atau lebih fluktuatif. Dengan kapitalisasi pasar Bitcoin yang telah melebihi $2 triliun untuk pertama kalinya dalam dua tahun, banyak yang bertanya-tanya apakah ini awal dari era baru untuk crypto.
Sementara itu, volume perdagangan Bitcoin pada akhir pekan terus menurun, sebuah fenomena yang menarik perhatian para peneliti. Penurunan ini menunjukkan kondisi likuiditas yang memburuk selama akhir pekan, yang dapat dijelaskan oleh peningkatan partisipasi institusional dan infrastruktur pasar yang memburuk.
Ini menimbulkan tantangan bagi bursa dalam mengelola likuiditas, terutama karena area perdagangan crypto 24/7 menciptakan ketidaksesuaian antara jam operasional institusi keuangan tradisional dan kebutuhan para pedagang besar dan pembuat pasar crypto.
Penurunan perdagangan akhir pekan terjadi baik di bursa AS maupun luar negeri, meskipun perdagangan akhir pekan tetap sedikit lebih tinggi di bursa luar negeri seperti Binance dan OKX. Ini menunjukkan dinamika pasar yang unik, di mana kondisi likuiditas yang lebih buruk di bursa berbasis AS seperti Coinbase selama akhir pekan dibandingkan dengan Binance.
Dengan peluncuran dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin spot di AS, likuiditas Bitcoin telah mengalami rebound yang kuat.
Namun, transfer antara penerbit ETF Bitcoin spot dan bursa selama akhir pekan tetap minim, menunjukkan bahwa kesenjangan ini mungkin meningkat seiring penerbit ETF terus meningkatkan kepemilikan Bitcoin mereka. Ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana dinamika pasar ini akan mempengaruhi perdagangan dan investasi crypto di masa depan.
Baca Juga: Gauntlet Hengkang dari Aave dan Bergabung dengan Morpho! Skandal Besar di Dunia Crypto?
Dengan kenaikan harga yang signifikan dan perubahan dalam dinamika pasar, banyak yang bertanya-tanya apakah ini merupakan titik balik untuk crypto atau hanya fenomena sementara. Apa yang jelas adalah bahwa crypto terus menarik perhatian dan spekulasi, baik dari investor individu maupun institusional.
Dalam dunia yang terus berubah, satu hal yang pasti: mata uang digital seperti Bitcoin terus menantang norma-norma keuangan tradisional dan membuka jalan bagi era baru dalam teknologi keuangan.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.