Jakarta, Pintu News – Pasar mata uang crypto bersiap menghadapi berakhirnya kontrak opsi Bitcoin senilai $1,5 miliar pada hari Jumat, 12 April 2022. Peristiwa ini dapat memengaruhi harga Bitcoin dan memicu volatilitas pasar.
Pada tanggal 12 April 2022, sekitar 21.000 kontrak opsi Bitcoin akan kedaluwarsa. Nilai nosional dari kontrak-kontrak ini mencapai sekitar $1,5 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan berakhirnya kontrak opsi minggu lalu.
Rasio put/call untuk kontrak opsi yang akan kedaluwarsa ini adalah 0,62, yang berarti ada hampir dua kali lebih banyak kontrak call (long) yang akan kedaluwarsa dibandingkan dengan kontrak put (short).
Baca Juga: Blockchain dan AI: Mendefinisikan Ulang Kepenulisan dalam Penerbitan
Titik nyeri maksimum (max pain point), atau harga di mana sebagian besar kerugian akan terjadi pada saat kedaluwarsa, adalah $69.000, sedikit lebih rendah dari harga spot saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa harga Bitcoin berpotensi turun setelah berakhirnya kontrak opsi.
Meskipun ada potensi penurunan harga, pasar derivatif Bitcoin saat ini didominasi oleh sentimen bullish. Hal ini terlihat dari banyaknya minat terbuka (open interest/OI) pada harga strike di atas $70.000. Harga strike $80.000 dan $100.000 sangat populer, dengan OI masing-masing sebesar $880 juta dan $934 juta, menurut data dari Deribit.
Volatilitas pasar crypto telah meningkat secara signifikan minggu ini, dengan level $70.000 dan $3.500 (untuk kontrak ETH) sangat mungkin tercapai. Volatilitas tersirat telah mengalami penurunan yang signifikan di semua jangka waktu utama, dengan penjualan call menjadi perdagangan paling dominan bulan ini, dan ekspektasi halving tampaknya terlalu tinggi.
Selain berakhirnya kontrak opsi Bitcoin, pasar crypto juga sedang menantikan peristiwa halving Bitcoin yang akan terjadi pada bulan Mei 2022. Halving adalah peristiwa di mana hadiah penambangan Bitcoin dipotong setengah, yang dapat memengaruhi pasokan dan permintaan Bitcoin.
Beberapa analis memperkirakan bahwa halving Bitcoin dapat memberikan dukungan terhadap harga Bitcoin dan mencegah penurunan harga yang signifikan setelah berakhirnya kontrak opsi. Namun, perlu dicatat bahwa halving Bitcoin tidak selalu diikuti oleh kenaikan harga yang cepat.
Berakhirnya kontrak opsi Bitcoin senilai $1,5 miliar pada tanggal 12 April 2022 dapat memicu volatilitas pasar dan berpotensi menyebabkan penurunan harga Bitcoin. Namun, sentimen bullish yang dominan di pasar derivatif Bitcoin dan peristiwa halving Bitcoin yang akan datang dapat memberikan dukungan terhadap harga Bitcoin dan mencegah penurunan harga yang signifikan.
Baca Juga: Worldcoin: Dari Mata Uang Identitas hingga Pembelian Kambing
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca