Arus Masuk Bitcoin ETF Melambat, Jeda Sementara atau Awal Tren Negatif?

Updated
April 30, 2024
Gambar Arus Masuk Bitcoin ETF Melambat, Jeda Sementara atau Awal Tren Negatif?

Jakarta, Pintu News ā€“ Perlambatan arus masuk dana ke Bitcoin Exchange-Traded Fund (ETF) bukanlah awal dari tren negatif, melainkan jeda sementara sebelum ETF terintegrasi lebih dalam dengan platform perbankan swasta, penasihat kekayaan, dan lebih banyak platform pialang.

Hal tersebut diungkapkan oleh perusahaan riset dan pialang Bernstein dalam laporan risetnya pada hari Senin (29/4/24).

Arus Masuk Dana Bitcoin ETF Melambat

Bernstein mencatat bahwa mata uang kripto terbesar di dunia ini telah bergerak dalam kisaran harga tertentu, tanpa momentum yang jelas di kedua sisi setelah halving.

Baca juga: MetaComp Gandeng Harvest Global, ETF Hong Kong Siap Meluncur di Singapura!

ā€œAda waktu tunggu alami bagi Bitcoin untuk menjadi rekomendasi alokasi portofolio yang dapat diterima dan platform yang membangun kerangka kepatuhan untuk menjual produk ETF Bitcoin,ā€ tulis analis Gautam Chhugani dan Mahika Sapra.

Lebih lanjut, analis tersebut menuliskan bahwa mereka tidak mengharapkan perlambatan ETF Bitcoin menjadi tren yang mengkhawatirkan, tetapi mereka yakin ini adalah jeda jangka pendek sebelum ETF menjadi lebih terintegrasi dengan platform bank swasta, penasihat kekayaan, dan bahkan lebih banyak lagi platform pialang.

Sumber: The Block

Dilansir dari The Block, dalam beberapa waktu ini, arus masuk untuk ETF bitcoin spot telah melambat secara signifikan sejak mencapai puncaknya pada arus masuk harian bersih sebesar $1,05 miliar pada tanggal 12 Maret 2024, karena bitcoin mendekati level tertinggi sepanjang masa di $73.836.

Target Harga Bitcoin $150.000 Tetap Berlaku

Lebih lanjut, Bernstein mengatakan ekspektasinya terhadap siklus harga tertinggi Bitcoin pada tahun 2025 sebesar $150.000 tetap sama, karena ā€œarus masuk permintaan ETF yang belum pernah terjadi sebelumnya telah semakin memperkuat keyakinan kami.ā€

Sumber: The Block

Siklus penambangan Bitcoin tetap sehat setelah halving, dengan para pemain utama terus mengkonsolidasikan pangsa pasar, kata laporan itu.

Biaya jaringan Bitcoin telah kembali normal pada 10% dari pendapatan penambang setelah melonjak pasca halving, tambah laporan itu. Halving hadiah empat tahunan terjadi awal bulan ini dan memperlambat laju pertumbuhan pasokan Bitcoin.

Baca juga: Australia Siap Luncurkan ETF Bitcoin Spot, Simak Prospeknya!

Potensi Pertumbuhan di Sektor Kripto Lainnya

Selain Bitcoin, analis menguraikan beberapa ceruk dan proyek kripto lainnya dengan potensi pertumbuhan yang signifikan dalam siklus ini.

Pangsa pasar Solana yang dominan dalam volume stablecoin USDC mencerminkan dominasinya yang meningkat dalam pembayaran kripto dan integrasi dengan Visa, Shopify, dan Stripe menjanjikan potensi pembayaran yang lebih umum, kata para analis.

Chhugani dan Sapra melihat Uniswap, GMX, dan Synthetix sebagai proxy sektor DeFi terbaik, dan blockchain Ronin, dengan 11 game baru dan basis pengguna aktif bulanan sekitar 3 juta, sebagai proxy game kripto.

Para analis juga menyoroti pasar Real World Assets (RWA) yang sedang berkembang, dengan dana pasar uang tokenisasi BlackRock dan Franklin Templeton sekarang melebihi $700 juta dalam aset yang dikelola, dengan total US Treasury yang ditokenisasi mencapai $1,3 miliar secara on-chain.

Mereka berpendapat bahwa platform oracle data dan tokenisasi Chainlink adalah bagian penting dari infrastruktur ceruk tersebut.

Sumber: Bernstein

Secara keseluruhan, analis Bernstein menegaskan kembali ekspektasi mereka bahwa total kapitalisasi pasar kripto akan meningkat tiga kali lipat menjadi $7,5 triliun selama 18 hingga 24 bulan ke depan.

Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputarĀ crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.


*Disclaimer

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->