Jakarta, Pintu News – Dubai telah mengambil langkah besar dalam mengadopsi teknologi blockchain untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam rantai pasokan mereka.
Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk menjadikan Dubai sebagai kota pintar terkemuka di dunia.
Pada 8 Juli 2024, Dubai Customs mengumumkan peluncuran platform blockchain baru yang bertujuan untuk mengatasi hambatan dalam rantai pasokan di dalam dan luar Dubai.
Baca juga: Bitcoin ETF Kedua di Australia: Langkah Besar Menuju Masa Depan Investasi Kripto!
Ahmed bin Sulayem, Ketua Ports, Customs, and Free Zone Corporation, menekankan bahwa teknologi blockchain ini akan mengurangi waktu dan upaya dengan menyederhanakan banyak prosedur, mempercepat proses bea cukai dan transaksi bisnis.
Platform ini juga akan meningkatkan transparansi rantai pasokan dengan memfasilitasi pertukaran data yang tidak dapat diubah dan mengurangi dokumen yang biasanya terlibat dalam proses ini. Hal ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan bisnis yang lebih lancar, efisien, dan transparan di Dubai.
Menurut Bin Sulayem, inovasi ini mencerminkan visi mereka untuk menjadikan Dubai sebagai pusat perdagangan dan logistik global. Adopsi teknologi modern seperti blockchain diyakini akan sangat berkontribusi dalam memperbaiki lingkungan bisnis dan memperkuat posisi Dubai sebagai pusat perdagangan global.
Dubai Customs bekerja sama dengan berbagai entitas untuk memastikan keberhasilan platform blockchain ini. Mereka telah bermitra dengan K2 Asset Management sebagai entitas yang bertanggung jawab dan penerbit ETF, serta dengan firma investasi 3iQ untuk mempromosikan dan mendistribusikan produk ini baik di Australia maupun internasional.
Ini bukan pertama kalinya Dubai menerapkan teknologi blockchain untuk meningkatkan efisiensi operasional. Pada Januari 2020, Dubai Customs meluncurkan platform berbasis blockchain untuk memfasilitasi e-commerce lintas batas.
Selain itu, proyek lain seperti VeChain dan Chainlink telah menunjukkan potensi blockchain dalam melacak pergerakan barang secara real-time dan mencegah penipuan serta pemalsuan.
Namun, adopsi massal teknologi ini masih menghadapi berbagai tantangan. Misalnya, pada November 2022, IBM dan Maersk menghentikan platform rantai pasokan berbasis blockchain mereka, TradesLens, karena kurangnya kolaborasi industri global.
Baca juga: Nigeria Berencana Kembangkan Blockchain Sendiri, “Nigerium”, untuk Keamanan Data
Meski demikian, banyak platform dan blockchain lain yang terus berkembang dan menunjukkan hasil yang menjanjikan.
UAE (Uni Arab Emirates) telah menunjukkan komitmen mereka terhadap kemajuan blockchain melalui berbagai inisiatif. Strategi Blockchain Dubai yang diluncurkan pada 2016 bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemerintah dengan menjadikan Dubai sebagai kota yang didukung oleh blockchain.
Pada 2018, pemerintah UAE meluncurkan Strategi Blockchain Emirates dengan tujuan melaksanakan 50% dari semua transaksi pemerintah menggunakan teknologi ini.
Lebih lanjut, Otoritas Jalan dan Transportasi UAE (RTA) sedang terlibat dalam proyek blockchain untuk riwayat kendaraan. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan sistem yang menggunakan teknologi blockchain untuk mengelola siklus hidup kendaraan secara lengkap.
Secara keseluruhan, dengan adopsi teknologi blockchain yang semakin luas di berbagai sektor, Dubai berada di garis depan dalam penggunaan teknologi ini untuk menciptakan lingkungan bisnis yang lebih transparan dan efisien.
Peluncuran platform blockchain oleh Dubai Customs adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih digital dan terhubung.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*DISCLAIMER
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.