
Stock split merupakan aksi korporasi di mana perusahaan memecah saham yang beredar menjadi jumlah lebih banyak dengan harga per saham yang lebih rendah, tanpa mengubah nilai perusahaan maupun nilai investasi investor. Artikel ini membahas secara lengkap jenis – jenis stock split, daftar saham yang pernah melakukannya, contoh perhitungan, hingga keuntungan dan risiko stock split bagi emiten dan investor.

Sumber: Vision Retirement
Stock split merupakan aksi korporasi di mana perusahaan membagi saham yang beredar menjadi jumlah yang lebih banyak dengan harga per saham yang lebih rendah. Langkah ini bertujuan meningkatkan likuiditas dan mempermudah transaksi saham di pasar, tanpa mengubah nilai total perusahaan maupun nilai investasi yang dimiliki investor.
Dalam praktiknya, jumlah saham investor akan bertambah, tetapi total nilainya tetap sama. Sebagai contoh, pada stock split 2:1, satu saham senilai Rp1.000 berubah menjadi dua saham masing-masing Rp500. Kondisi ini mencerminkan pengertian stock split dalam saham sebagai strategi untuk membuat saham lebih terjangkau bagi investor ritel, sekaligus sering dipersepsikan sebagai sinyal optimisme manajemen terhadap kinerja perusahaan ke depan.
Stock split dapat dilakukan dengan berbagai rasio, yang menunjukkan bagaimana jumlah saham dan harga per saham akan berubah. Jika angka pertama dalam rasio lebih besar, seperti 2:1, maka jumlah saham beredar akan meningkat. Rasio ini mencerminkan berapa banyak saham baru yang diterima investor setelah stock split.
Berikut beberapa jenis stock split yang umum digunakan:
Di antara berbagai saham global yang tercatat di pasar, beberapa perusahaan ternama telah melakukan stock split sebagai bagian dari strategi korporasi untuk meningkatkan likuiditas dan keterjangkauan saham. Berikut adalah contoh saham internasional yang pernah melakukan stock split:

Apple telah melakukan total lima kali stock split sepanjang sejarahnya. Split terbaru terjadi pada 31 Agustus 2020 dengan rasio 4:1. Sebelumnya, Apple melakukan stock split dengan rasio 2:1 pada 1987, 2000, dan 2005, serta split 7:1 pada 2014.
Misalnya, jika seorang investor membeli satu saham AAPL sebelum stock split pertama pada 16 Juni 1987, saham tersebut sekarang akan setara dengan 224 saham AAPL setelah melalui lima kali stock split. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah saham meningkat, nilai total investasi tetap sama, sementara harga per saham menurun sesuai dengan rasio split yang diterapkan.

Pergerakan harga saham Apple (AAPL) dari tahun 1980 hingga 2025 menunjukkan lonjakan yang sangat signifikan, terutama setelah 2010. Pada awalnya, harga saham AAPL relatif stagnan hingga sekitar tahun 2000-an, dengan peningkatan yang lebih jelas setelah peluncuran produk-produk ikonik. Setelah 2010, harga saham terus meningkat pesat, mencapai level lebih dari $250 pada 2025.

Amazon telah melakukan total empat kali stock split dalam sejarahnya, dengan yang terbaru pada 6 Juni 2022. Tabel di atas menunjukkan beberapa stock split yang dilakukan Amazon, dimulai pada 2 Juni 1998 dengan rasio 2:1, di mana harga saham sebelum split adalah $85. Stock split berikutnya terjadi pada 5 Januari 1999 dengan rasio 3:1, saat harga saham tercatat $354. Pada 2 September 1999, Amazon kembali melakukan split dengan rasio 2:1, harga saham sebelum split tercatat $119.
Jika seorang investor membeli satu saham Amazon sebelum stock split pertama pada 2 Juni 1998, saham tersebut kini setara dengan 240 saham AMZN setelah melalui empat kali stock split. Hal ini menunjukkan bagaimana saham Amazon berkembang seiring waktu, dan meskipun jumlah saham bertambah, nilai total investasi tetap terjaga berkat penyesuaian harga saham yang dilakukan setiap kali stock split.

Pergerakan harga saham Amazon (AMZN) dari tahun 1997 hingga 2025 menunjukkan lonjakan yang signifikan, terutama setelah 2015. Pada awalnya, harga saham Amazon relatif rendah, bahkan mendekati nol pada awal 2000-an, sebelum mulai naik secara stabil. Setelah 2015, harga saham Amazon melonjak tajam, dipicu oleh ekspansi perusahaan dan dominasi pasar e-commerce global. Hingga 2025, harga saham AMZN terus menunjukkan tren pertumbuhan yang sangat pesat.

NVIDIA telah melakukan total 6 kali stock split sepanjang sejarahnya, dengan yang terbaru pada 10 Juni 2024, dengan rasio 10:1. Tabel di atas menunjukkan beberapa tanggal dan rasio stock split yang dilakukan oleh NVIDIA, dimulai pada 27 Juni 2000 dengan rasio 2:1, dan dilanjutkan dengan rasio yang lebih besar, seperti 3:2 pada 11 September 2007 dan 4:1 pada 20 Juli 2021.
Jika seorang investor membeli satu saham NVIDIA sebelum stock split pertama pada 27 Juni 2000, saham tersebut kini setara dengan 480 saham NVDA setelah enam kali stock split. Hal ini menunjukkan bagaimana jumlah saham meningkat seiring dengan waktu, sementara harga per saham disesuaikan dengan rasio split yang diterapkan, tetapi nilai total investasi tetap terjaga.

Pergerakan harga saham NVIDIA (NVDA) dari 1999 hingga 2025 menunjukkan kenaikan signifikan, terutama setelah 2015. Pada tahun 1999, harga sahamnya berada di bawah $1, dan pada 2015, harganya sekitar $20. Sejak 2020, harga saham melonjak tajam, mencapai lebih dari $200 pada 2025. Lonjakan ini mencerminkan kesuksesan NVIDIA dalam memimpin pasar semikonduktor dan teknologi GPU.
Berikut tiga alasan utama mengapa emiten memilih melakukan stock split:
Emiten adalah perusahaan atau pihak yang secara resmi menerbitkan dan menawarkan instrumen keuangan di pasar modal sebagai sarana penghimpunan dana dari investor.
Reverse stock split adalah aksi korporasi ketika perusahaan menggabungkan beberapa saham menjadi satu saham baru sehingga jumlah saham beredar berkurang, sementara harga per saham meningkat secara proporsional. Kebijakan ini merupakan kebalikan dari stock split biasa dan umumnya dilakukan tanpa mengubah nilai kapitalisasi pasar perusahaan.
Berikut adalah beberapa karakteristik reverse stock split
Reverse stock split umumnya memicu sentimen negatif pasar, di mana harga saham cenderung turun di bawah nilai fundamentalnya dalam jangka pendek.

Berikut ini adalah perbedaan perbedaan stock split dan reverse stock split:
| Aspek | Stock Split | Reverse Stock Split |
|---|---|---|
| Definisi | Aksi korporasi yang membagi saham menjadi lebih banyak unit dengan harga per lembar lebih rendah tanpa mengubah nilai pasar total. | Aksi korporasi yang menggabungkan saham menjadi lebih sedikit unit dengan harga per lembar lebih tinggi tanpa mengubah nilai pasar total. |
| Perubahan Jumlah Saham | Meningkatkan jumlah saham beredar di pasar. | Mengurangi jumlah saham beredar di pasar. |
| Perubahan Harga Per Saham | Menurunkan harga per saham sesuai rasio split. | Meningkatkan harga per saham sesuai rasio konsolidasi. |
| Tujuan Umum | Membuat saham lebih terjangkau, menarik investor ritel, meningkatkan likuiditas. | Meningkatkan harga saham yang terlalu rendah untuk memenuhi aturan bursa atau memperbaiki citra pasar. |
| Persepsi Investor | Biasanya dipandang positif sebagai tanda prospek perusahaan baik. (IG) | Sering dipandang negatif karena sering dikaitkan dengan tekanan harga saham atau potensi delisting. (FINRA) |
| Contoh Rasio Umum | 2:1, 3:1, 10:1 (forward split). | 1:5, 1:10, 1:20 (reverse split). |
| Dampak Kapitalisasi Pasar | Tidak berubah; nilai total saham sama sebelum dan sesudah aksi. | Tidak berubah; nilai total saham sama sebelum dan sesudah aksi. |
Apa yang terjadi pada harga saham saat stock split? Stock split menyebabkan harga saham turun secara nominal sesuai rasio pemecahan yang diterapkan, tanpa mencerminkan perubahan pada nilai fundamental atau prospek bisnis perusahaan. Penyesuaian ini bersifat teknis dan terjadi dalam waktu singkat, sehingga kapitalisasi pasar pada dasarnya tetap stabil.
Dalam praktiknya, pasar kerap merespons stock split secara positif dalam jangka pendek. Studi Bespoke Investment Group menunjukkan bahwa pada periode 2015–2020, saham emiten yang mengumumkan stock split rata-rata mencatat kenaikan sekitar 2,3% sejak pengumuman hingga pelaksanaan, dan mayoritas mampu mengungguli indeks S&P 500.
Meski sering berdampak positif, pergerakan harga saham tetap dipengaruhi berbagai faktor lain sehingga kinerja historis setelah stock split tidak menjamin hasil serupa di masa depan.
Bagi investor, stock split tidak mengubah nilai investasi maupun persentase kepemilikan saham. Kepemilikan saham senilai tertentu sebelum stock split akan tetap bernilai sama setelah pemecahan saham, meskipun jumlah saham bertambah dan harga per saham menjadi lebih rendah.
Saham tambahan hasil stock split akan secara otomatis tercatat di akun investor melalui perusahaan sekuritas. Aksi ini juga tidak menimbulkan dilusi kepemilikan, karena tidak ada penerbitan saham baru yang mengubah porsi kepemilikan investor dalam perusahaan.
Menghitung stock split dalam riwayat perusahaan dilakukan dengan menerapkan setiap rasio stock split secara berurutan pada jumlah saham awal. Jumlah saham akan meningkat sesuai rasio split, sementara harga per saham menyesuaikan secara terbalik agar nilai investasi dan kapitalisasi pasar tetap sama.

Misalkan seorang investor memiliki saham Walmart sebelum stock split dengan kondisi berikut:
Langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:
Contoh ini menunjukkan bahwa stock split hanya mengubah jumlah saham dan harga per saham, tetapi tidak mengubah nilai total investasi yang dimiliki investor.

Pada Juni 2024, Nvidia Corp (NVDA) melakukan pemecahan saham dengan rasio 10:1. Sebelum aksi tersebut, harga saham Nvidia berada di kisaran $1.200 per lembar. Setelah stock split, harga saham di awal perdagangan menyesuaikan menjadi sekitar $120 per saham.
Dengan rasio ini, investor yang sebelumnya memiliki 1.000 saham akan memegang 10.000 saham, sementara nilai perusahaan secara keseluruhan tetap tercermin dari kapitalisasi pasar yang mencapai lebih dari $3 triliun.
Sepanjang perjalanannya sebagai perusahaan publik sejak IPO pada 1999, Nvidia telah beberapa kali melakukan stock split, dengan total 6 kali forward stock split. Untuk mengetahui jumlah saham setelah serangkaian stock split, seluruh rasio perlu dikalikan secara berurutan.
Misalnya, pada stock split 3:2 tahun 2001, satu saham berubah menjadi 1,5 saham. Jika satu saham Nvidia dibeli sebelum stock split pertama, maka setelah stock split 10:1 pada 2024, kepemilikan tersebut secara akumulatif akan setara dengan 480 saham.

Data ini menunjukkan bahwa saham yang melakukan stock split cenderung mencatat imbal hasil rata-rata 12 bulan yang lebih tinggi dibandingkan indeks S&P 500. Pada berbagai periode waktu, mulai dari 1980-an hingga saat ini, saham hasil stock split secara konsisten mengungguli pasar, termasuk dalam jangka panjang, yang mengindikasikan adanya pola kinerja positif setelah pengumuman stock split.
Menariknya, pada periode 2000–2009 ketika pasar mengalami tekanan, saham yang melakukan stock split tetap menghasilkan imbal hasil positif, sementara S&P 500 justru mencatat penurunan. Hal ini mengisyaratkan bahwa stock split sering dilakukan oleh perusahaan dengan fundamental dan prospek pertumbuhan yang relatif kuat, meskipun tidak dapat diartikan bahwa stock split secara langsung menjadi penyebab utama kenaikan kinerja saham.
Stock split merupakan aksi korporasi yang dapat memberikan dampak berbeda bagi perusahaan maupun investor. Oleh karena itu, penting untuk memahami keuntungan dan risiko yang menyertainya, termasuk apakah stock split menguntungkan investor, sebelum menilai implikasinya terhadap kinerja saham dan strategi investasi.


Stock split merupakan aksi korporasi yang bersifat teknis dan tidak mengubah nilai fundamental perusahaan maupun nilai investasi investor, tetapi berperan penting dalam meningkatkan likuiditas dan keterjangkauan harga saham. Secara historis, stock split kerap direspons positif oleh pasar dalam jangka pendek, meskipun dampaknya sangat bergantung pada kondisi fundamental dan sentimen pasar secara keseluruhan.
Bagi investor, stock split bukanlah jaminan keuntungan, melainkan sinyal yang perlu dianalisis bersama faktor lain seperti kinerja keuangan, prospek bisnis, dan kondisi makroekonomi. Oleh karena itu, pemahaman menyeluruh tentang mekanisme, jenis, serta risiko stock split menjadi kunci dalam menyusun strategi investasi yang lebih rasional dan berkelanjutan.
Setelah memahami konsep stock split, dampaknya terhadap harga saham, serta peluang yang dihadirkannya bagi investor, kini kamu dapat mengakses saham global dengan lebih fleksibel melalui Tokenized Stocks di Pintu.
Dengan Tokenized Stocks, investor dapat berinvestasi pada saham-saham global unggulan dalam bentuk aset digital, tanpa harus membeli satu saham utuh, sehingga strategi investasi dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan profil risiko masing-masing.
Berikut cara membeli aset crypto di Pintu:
Disclaimer: Semua artikel dari Pintu Academy ditujukan untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan nasihat keuangan.
Referensi:
Bagikan
Table of contents
Lihat Aset di Artikel Ini
0.0%
0.0%
0.0%
Harga NVDAX (24 Jam)
Kapitalisasi Pasar
-
Volume Global (24 Jam)
-
Suplai yang Beredar
-