Dilusi adalah pengurangan persentase kepemilikan saham seorang pemegang saham dalam suatu perusahaan akibat penambahan jumlah saham beredar. Dilusi terjadi ketika perusahaan menerbitkan saham baru, baik melalui penawaran umum, penawaran terbatas, konversi obligasi, atau pelaksanaan opsi saham. Dalam kasus ini, pemegang saham yang tidak membeli saham tambahan akan melihat persentase kepemilikannya berkurang, meskipun jumlah saham yang mereka miliki tetap sama.
Dilusi biasanya dianggap sebagai hal yang negatif oleh pemegang saham eksisting karena mengurangi pengaruh atau kontrol mereka dalam perusahaan, serta menurunkan hak mereka terhadap laba perusahaan, seperti dividen. Misalnya, jika seorang pemegang saham memiliki 10% dari 100 saham yang beredar, dan perusahaan menerbitkan 100 saham baru tanpa diikuti oleh pembelian saham tambahan oleh pemegang saham tersebut, maka kepemilikannya akan turun menjadi 5% dari total 200 saham.
Namun, dilusi juga bisa menjadi langkah strategis bagi perusahaan. Penerbitan saham baru sering kali dilakukan untuk mendapatkan modal tambahan yang dapat digunakan untuk ekspansi bisnis, melunasi utang, atau membiayai proyek baru. Dengan demikian, meskipun terjadi dilusi, pemegang saham yang ada mungkin pada akhirnya diuntungkan jika perusahaan berhasil tumbuh lebih besar dan menghasilkan laba yang lebih tinggi di masa depan.
Dalam dunia investasi, pemahaman tentang risiko dilusi penting bagi pemegang saham, terutama ketika perusahaan mengumumkan rencana untuk melakukan penambahan modal melalui penerbitan saham baru.