
Jakarta, Pintu News ā Setelah FOMC yang relatif dapat diprediksi, pergerakan Bitcoin berubah menjadi bullish, dengan mata uang crypto ini naik setinggi $106,500 pada 30 Januari 2025 kemarin.
Menurut laman Cointelegraph, Bitcoin mencatat penembusan positif dari garis tren menurun, meningkatkan kemungkinan kenaikan lebih tinggi pada grafik. Penutupan harian di atas $105,000 akan menjadi satu-satunya contoh ketiga BTC di atas ambang batas sejak menembus level harga enam digit pada 8 Desember 2024.
Lalu, bagaimana pergerakan harga Bitcoin hari ini?

Di akhir Januari 2025 (31/1/25), harga Bitcoin mengalami kenaikan tipis 0,27% dalam waktu 24 jam terakhir dan menyentuh level $104.463 atau setara dengan Rp1.702.091.315. Titik terendah dan tertinggi BTC saat ini adalah Rp1.697.463.020 dan Rp1.727.075.024.
Selain itu,Ā market capĀ Bitcoin kini berada di sekitar $2.07 triliun, dengan volume perdagangan yang turun 17% menjadi $40.51 miliar dalam waktu 24 jam terakhir.
Baca juga: 5 Crypto yang Naik Hari Ini (31/1/25): Altcoin Nomor 1 Meroket hingga 51%!
Apa yang terjadi dengan harga Bitcoin hari ini?
Dilansir dari Cointelegraph, pasar futures Bitcoin bereaksi cepat setelah pertemuan FOMC, dengan data menunjukkan bahwa open interest (OI) bertambah $1,2 miliar (sekitar Rp19,56 triliun) dalam 24 jam terakhir. OI mengalami kenaikan 8%, mencapai puncak $65 miliar (sekitar Rp1.059 triliun) pada 30 Januari.

Peningkatan ini juga disertai lonjakan aggregated funding rate, yang mengindikasikan bahwa sebagian besar posisi long baru telah dibuka seiring pergerakan harga yang menguat.
Namun, meskipun pasar futures menunjukkan tren bullish, ada satu data yang berbeda dari siklus sebelumnyaāaktivitas investor ritel di harga puncak. Data dari Glassnode menunjukkan bahwa volume transaksi ritel dari dompet yang memegang kurang dari 0,1 BTC telah turun 48% sejak November 2024.

Pada puncaknya di November 2024, investor ritel menghabiskan lebih dari $20,6 juta (Rp335,4 miliar) per jam. Namun, angka ini turun menjadi $10,7 juta (Rp174,1 miliar) per jam pada 30 Januari.
Baca juga: Harga Ethereum Naik 4% Hari Ini (31/1/25): Mampukah ETH Tembus $10.000?
Sementara itu, Quinten Francois, seorang komentator kripto, mencatat bahwa meskipun harga Bitcoin saat ini berada di atas $100.000 (sekitar Rp1,63 miliar), minat investor ritel justru mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir.
Salah satu alasan utama mengapa investasi ritel dalam Bitcoin (BTC) menurun dibandingkan dengan siklus pasar sebelumnya adalah konsep āunit biasā.
Unit bias adalah kecenderungan psikologis dalam ekonomi perilaku di mana individu lebih suka memiliki satu unit penuh dari suatu aset, tanpa mempertimbangkan harga atau ukurannya. Saat ini, banyak investor melihat Bitcoin di level $100.000 (sekitar Rp1,63 miliar) sebagai aset yang āterlalu mahalā.
Sunny Po, seorang pendukung Bitcoin anonim, menjelaskan pola pikir investor baru:
āUnit bias adalah pola pikir dasar bagi investor awam. āLebih murah lebih baikā.ā
Pada 2024, XRP menarik perhatian karena harganya yang relatif rendah, memicu banyak prediksi clickbait seperti āXRP ke $1.000ā atau āXRP ke $10.000ā. Banyak investor baru sering mengabaikan realitas kapitalisasi pasar, tetapi klaim sensasional ini lebih menarik dibandingkan dengan aset mahal seperti Bitcoin dan Ethereum .
Selain itu, reli Bitcoin pada 2024 sebagian besar didorong oleh institusi dan meningkatnya popularitas ETF Bitcoin spot.
Baca juga: Utah Jadi Negara Bagian AS Pertama yang Siap Investasi Crypto! Apakah Tren Ini Akan Menyebar?
Sementara minat ritel mulai menurun sejak November 2024, data dari CoinGlass menunjukkan bahwa total kapitalisasi pasar ETF Bitcoin meningkat dari $70 miliar (sekitar Rp1.141 triliun) pada 5 November menjadi $125 miliar (sekitar Rp2.038 triliun) pada 30 Januari, atau naik 78%.

Dapat diasumsikan bahwa investor baru kini lebih memilih eksposur Bitcoin melalui ETF BTC, karena metode ini tidak memerlukan self-custody (penyimpanan mandiri).
Akibatnya, meskipun investor ritel masih aktif, mereka tidak lagi membuat alamat baru di blockchain, yang biasanya dikategorikan sebagai aktivitas on-chain ritel.
Menurut Glassnode, sebagian besar Bitcoin dipindahkan dari bursa ke dompet kustodian ETF, dengan saldo di bursa menurun dari 3,1 juta BTC menjadi 2,7 juta BTC dalam tujuh bulan terakhir, semakin memperkuat argumen bahwa investasi Bitcoin kini didominasi oleh institusi.
Itu dia informasi terkini seputarĀ berita cryptoĀ hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputarĀ akademi cryptoĀ dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto danĀ blockchain.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalamanĀ trading cryptoĀ yang mudah dan aman dengan mengunduhĀ aplikasi kriptoĀ Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. KlikĀ Daftar PintuĀ jika kamu belum memiliki akun atau klikĀ Login PintuĀ jika kamu telah terdaftar.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitasĀ jual beli bitcoinĀ dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: