
Jakarta, Pintu News ā Harga AAVE mengalami penurunan hingga level terendah dalam dua bulan terakhir di tengah kekhawatiran inflasi AS dan dampak kebijakan tarif yang diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump. Pada Senin lalu, harga AAVE turun hingga Rp3,19 juta (USD 195,85), mencatat koreksi 50% dari level tertinggi pada November tahun lalu.
Namun, menurut Stani Kulechov, pendiri AAVE, jaringan tetap menunjukkan ketahanan yang kuat di tengah aksi jual besar-besaran di pasar crypto. Dalam unggahan di media sosial, ia menyoroti bagaimana AAVE berhasil menangani likuidasi senilai Rp3,26 triliun (USD 200 juta) dalam 24 jam terakhir, menjadikannya likuidasi terbesar sejak Agustus tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme likuidasi dan tata kelola yang diterapkan dalam ekosistem AAVE berfungsi dengan baik.

Sebagai salah satu pemain terbesar dalam industri keuangan terdesentralisasi , AAVE saat ini memiliki lebih dari Rp293,54 triliun (USD 18 miliar) dalam aset yang dikelola. Dalam 12 bulan terakhir, proyek ini menghasilkan pendapatan hampir Rp12,08 triliun (USD 740 juta), menjadikannya salah satu platform crypto yang paling menguntungkan.
Menurut Vivek Gupta, CTO Okto, ketahanan AAVE dalam menghadapi volatilitas pasar berasal dari tata kelola yang kuat, likuiditas yang dalam, serta mekanisme likuidasi yang efektif. Ia juga memperkirakan bahwa pembaruan jaringan yang akan datang akan semakin memperkuat ekosistem AAVE. Selain itu, AAVE juga menjadi bagian dari portofolio investasi World Liberty Financial, yang memiliki hampir 20.000 token senilai lebih dari Rp65,23 miliar (USD 4 juta).
Baca Juga: Chainlink (LINK) Alami Penurunan 15%: Peluang atau Risiko? (4/2/25)

Secara teknikal, harga AAVE telah membentuk pola bullish flag yang biasanya mengindikasikan potensi kenaikan harga. Pada Senin lalu, harga sempat menembus batas bawah pola ini sebelum akhirnya membentuk pola hammer candlestick, yang merupakan salah satu indikator bullish dalam analisis teknikal.
Saat ini, harga AAVE telah bergerak di atas rata-rata pergerakan eksponensial 200 hari (EMA 200), yang semakin memperkuat kemungkinan pemulihan harga dalam waktu dekat. Jika pola ini berlanjut, harga AAVE berpotensi naik hingga Rp6,48 juta (USD 398), yang merupakan level tertinggi pada November tahun lalu.
Apabila skenario bullish terjadi, harga AAVE dapat mengalami kenaikan sebesar 65% dari level saat ini. Namun, jika harga turun di bawah level Rp3,19 juta (USD 195,85), maka kemungkinan koreksi lebih lanjut akan membawa harga ke level support utama di Rp2,04 juta (USD 125), atau turun sekitar 47% dari harga saat ini.
Investor disarankan untuk memperhatikan level-level kunci ini dalam mengambil keputusan investasi, mengingat volatilitas tinggi di pasar crypto dan berbagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pergerakan harga AAVE.
Baca Juga: Dogecoin (DOGE) Mengalami Penurunan: Tanda Akhir Koreksi atau Awal Pemulihan? (4/2/25)
Dapatkan juga pengalamanĀ web tradingĀ dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. KlikĀ Daftar PintuĀ jika kamu belum memiliki akun atau pilihĀ Pintu Login WebĀ jika sudah memiliki akun.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli BitcoinĀ dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.