
Jakarta, Pintu News ā Seorang CEO startup teknologi yang berbasis di San Francisco kini menjadi pusat perhatian setelah Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengungkap dugaan penyelewengan dana investor sebesar $2,2 juta atau sekitar Rp36,6 miliar dari total $13 juta (setara Rp216,6 miliar).
Uang yang seharusnya digunakan untuk pengembangan produk justru dipakai untuk membeli rumah mewah, tiket Super Bowl, hingga membiayai pernikahan di Karibia.
Menurut laporan resmi dari SEC, dana senilai $2,2 juta yang dihimpun dari investor swasta seharusnya dialokasikan untuk mempercepat pertumbuhan startup. Namun, hasil investigasi menemukan bahwa CEO wanita tersebut menggunakan dana tersebut untuk kepentingan pribadi seperti rumah mewah dan akomodasi liburan eksklusif.
Dokumen pengaduan menyebutkan bahwa sebagian dana dimasukkan ke dalam rekening pribadi. Tidak hanya itu, CEO juga menyusun dokumen palsu berupa invoice fiktif untuk menutupi aliran dana yang tidak sah.
Baca Juga: 7 Cara Menabung yang Benar agar Keuangan Makin Aman

SEC menyoroti bahwa kasus ini bukan sekadar penyalahgunaan dana sesaat, melainkan skema jangka panjang yang terorganisir. Dalam pernyataannya, regulator menjelaskan bahwa CEO menggunakan strategi misrepresentasi laporan keuangan perusahaan guna menjaga kepercayaan investor.
Kecurangan ini termasuk pelaporan palsu kepada pemegang saham serta pembentukan entitas palsu guna mencairkan dana secara diam-diam. Praktik ini disebut melanggar berbagai ketentuan dalam hukum sekuritas AS.
Beberapa pengeluaran pribadi yang dicatat oleh SEC antara lain pembelian rumah mewah, pembayaran tiket Super Bowl dengan harga tinggi, dan biaya perjalanan serta penginapan untuk pernikahan destinasi di Karibia. Setiap transaksi tersebut berasal dari dana perusahaan yang seharusnya digunakan untuk ekspansi bisnis.
Berdasarkan laporan, tidak ada indikasi bahwa investor mengetahui atau menyetujui penggunaan dana tersebut untuk keperluan pribadi. Hal ini memperkuat dugaan bahwa terdapat unsur penipuan dalam pengelolaan keuangan startup tersebut.
Sebagai tanggapan, SEC mengajukan tuntutan atas pengembalian seluruh dana yang diperoleh secara tidak sah (disgorgement), ditambah dengan sanksi administratif dan denda sipil. Langkah ini bertujuan melindungi investor dan menjaga integritas pasar modal dari praktik penyimpangan.
Pihak SEC juga menegaskan bahwa tindakan CEO tersebut bertentangan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas yang seharusnya dipegang oleh setiap entitas yang mengelola dana publik atau investor swasta.
Meski kasus ini tidak melibatkan aset digital secara langsung, kepercayaan investor terhadap dunia startup, termasuk proyek terkait cryptocurrency, bisa ikut terdampak. Transparansi, audit keuangan, dan akuntabilitas kini menjadi fokus utama dalam dunia investasi teknologi dan crypto.
Dalam konteks pasar yang semakin memperhatikan regulasi, kasus ini menjadi pengingat pentingnya due diligence sebelum melakukan investasi di sektor startup maupun crypto.
Baca Juga: Kapan Harga Emas Akan Turun Drastis? Ini Penjelasan Lengkapnya
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. CekĀ harga Bitcoin hari ini,Ā harga Solana hari ini,Ā Pepe coinĀ dan harga asetĀ cryptoĀ lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalamanĀ trading cryptoĀ yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalamanĀ web tradingĀ dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
CEO diduga menyalahgunakan dana investor sebesar $2,2 juta untuk kebutuhan pribadi seperti rumah mewah dan tiket Super Bowl, berdasarkan dokumen SEC.
Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) yang mengajukan gugatan dan melakukan investigasi terhadap CEO tersebut.
Penipuan tersebut diduga berlangsung dalam jangka waktu lama sebelum akhirnya diungkap oleh SEC pada November 2025.
Investor mengalami potensi kerugian besar karena dana mereka tidak digunakan sesuai tujuan awal, yaitu untuk pengembangan bisnis startup.
Tidak secara langsung, namun dapat mempengaruhi sentimen investor terhadap startup teknologi termasuk proyek cryptocurrency.