
Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang pada 2024 kembali menarik perhatian pasar global, termasuk investor aset berisiko seperti cryptocurrency. Meskipun Jepang bukan pusat dominan bagi crypto global, dinamika yield obligasi Jepang memberi efek likuiditas serta persepsi risiko pada aset global β yang bisa menjalar ke pasar kripto. Berikut lima poin penting dari analisis terbaru.
Menurut BeinCrypto, bank sentral Jepang dan otoritas terkait menaikkan imbal hasil obligasi setelah tekanan inflasi dan ekspektasi kenaikan suku bunga global meningkat. Langkah ini dimaksudkan untuk menyesuaikan imbal hasil agar selaras dengan pasar global, terutama di tengah naiknya ekspektasi suku bunga di Amerika Serikat dan Eropa.
Perubahan ini menunjukkan adaptasi kebijakan moneter Jepang terhadap kondisi global β sebagai langkah mitigasi risiko denomia internal dan terhadap arus modal asing. Keputusan tersebut mencerminkan bahwa obligasi Jepang kini menawarkan return lebih menarik bagi investor global dibanding sebelumnya.
Baca Juga: 3 Sektor Saham yang Diprediksi Diborong Investor Saat Sektor Teknologi Melemah

Dengan yield obligasi Jepang naik, beberapa investor institusional mungkin tertarik memarkir dana di obligasi Jepang, yang dianggap relatif aman dan kini menawarkan return lebih tinggi. Hal ini dapat mengurangi aliran modal ke aset berisiko seperti saham dan cryptocurrency β terutama jika investor mencari imbal hasil stabil dan defensif.
Menurut analisis, likuiditas global dapat bergeser dari aset risiko ke aset pendapatan tetap β membawa efek penurunan permintaan terhadap aset crypto serta menekan harga aset berisiko dalam jangka pendek.
Kenaikan yield di Jepang dapat mempengaruhi pasar obligasi global β karena investor global menilai ulang portofolio untuk mempertimbangkan return obligasi terhadap risiko. Hal ini bisa meningkatkan volatilitas di pasar keuangan, termasuk saham, komoditas, dan aset berbasis kripto.
Dalam kondisi volatilitas tinggi, aset seperti cryptocurrency β yang cenderung sensitif terhadap perubahan likuiditas dan sentimen global β berpotensi mengalami outflow modal atau aksi ambil untung.
Sebagai ekonomi besar di Asia, pergerakan yield dan return obligasi Jepang dapat mempengaruhi arus modal di kawasan Asia β termasuk investor di negara seperti Singapura, Indonesia, dan lainnya. Jika yield Jepang menarik minat global, investor Asia bisa melirik obligasi Jepang dibanding aset lokal atau kripto.
Perubahan arus modal dalam kawasan bisa menurunkan likuiditas dan minat terhadap aset digital, terutama bagi investor ritel dan institusional yang mengevaluasi ulang portofolio mereka terhadap risiko mata uang dan return stabil.
Analisis ini menunjukkan bahwa pergerakan yield obligasi β meskipun terjadi di Jepang β bisa memiliki efek lintas batas (spillover) terhadap pasar global dan aset kripto. Oleh sebab itu, investor crypto disarankan memperhatikan metrik makro seperti imbal hasil obligasi global, suku bunga, dan aliran modal global.
Fokus utama bukan hanya pada analisis on-chain atau fundamental crypto, tetapi juga kondisi eksternal seperti kebijakan moneter global β karena faktor tersebut dapat mempengaruhi likuiditas dan sentimen pasar secara luas.
Karena kenaikan yield obligasi meningkatkan daya tarik instrumen pendapatan tetap, yang bisa mengurangi dana mengalir ke aset berisiko seperti crypto, sehingga mempengaruhi likuiditas dan harga aset tersebut.
Tidak harus khawatir berlebihan, tetapi penting untuk menyadari bahwa perubahan di pasar obligasi global dapat mempengaruhi arus modal dan sentimen, yang berdampak pada pasar crypto.
Yield tinggi atau imbal hasil menarik di obligasi bisa mengalihkan modal dari aset berisiko; jika banyak dana keluar, aset seperti cryptocurrency bisa mengalami koreksi atau tekanan harga.
Tidak β efek tergantung pada seberapa besar arus modal global bergeser, serta kondisi likuiditas dan sentimen global pada saat itu.
Memantau metrik makro seperti imbal hasil obligasi dan suku bunga global, serta menjaga diversifikasi portofolio agar tidak terlalu terkonsentrasi di aset berisiko.