6 Alasan Harga Ethereum Jatuh di Bawah Rp67 Juta: Dari Tekanan Global hingga Teknis

Di-update
September 26, 2025
Gambar 6 Alasan Harga Ethereum Jatuh di Bawah Rp67 Juta: Dari Tekanan Global hingga Teknis

Jakarta, Pintu News – Harga Ethereum kembali anjlok ke bawah level psikologis $4.000 (sekitar Rp67 juta, dengan kurs USD 1 = Rp16.763) untuk pertama kalinya sejak awal Agustus 2025. Penurunan ini disebabkan oleh kombinasi kompleks antara faktor makroekonomi, sentimen pasar, dan kondisi on-chain yang semakin tertekan.

Berikut adalah 6 faktor utama yang diidentifikasi analis dari NewsBTC dan CryptoQuant yang menjadi penyebab utama aksi jual besar-besaran ETH.

1. Dolar AS Kuat dan Sikap The Fed yang Berhati-Hati

Faktor makro pertama yang membebani ETH adalah penguatan dolar AS dan sikap Federal Reserve (The Fed) yang tetap berhati-hati meskipun telah memangkas suku bunga pada September. Kuatnya dolar menekan minat terhadap aset berisiko, termasuk kripto.

Selain itu, yields obligasi AS yang naik, serta kekhawatiran akan potensi shutdown pemerintah AS, membuat investor menarik diri dari pasar crypto, memperkuat tekanan jual terhadap ETH.

Baca Juga: 5 Dampak Besar Regulasi Crypto AS: Novogratz Prediksi Siklus Pasar Akan Berubah Selamanya

2. Likuidasi Leverage dan Margin Call Besar-Besaran

Pada 22 September, terjadi likuidasi lebih dari $500 juta posisi long ETH hanya dalam 24 jam. Ini mencerminkan pembubaran leverage besar yang terakumulasi sejak kuartal kedua 2025.

Menurut laporan, paus Ethereum bahkan dipaksa menjual aset senilai $45 juta, mempercepat kejatuhan harga dan memperburuk tekanan likuiditas di pasar derivatif.

3. Volume Rendah dan Order Book yang Tipis

Aksi jual ini diperparah oleh rendahnya volume perdagangan akhir pekan dan order book yang tipis, yang menyebabkan pergerakan harga menjadi lebih volatil dari biasanya. Kurangnya likuiditas di pasar spot membuat harga lebih mudah terguncang oleh transaksi besar.

Selain itu, investor institusional dikabarkan melakukan redeem OTC (Over-the-Counter) untuk mengurangi eksposur terhadap ETH pasca pertemuan The Fed.

4. Resistensi Teknis Gagal Ditembus, Support Runtuh

Dari sisi teknikal, ETH gagal menembus zona resistensi kuat di $4.500 – $4.600, yang menjadi tembok psikologis bagi reli lanjutan. Di sisi bawah, kegagalan mempertahankan level support di $4.200 membuat harga langsung kehilangan momentum.

Akibatnya, sentimen berubah menjadi bearish, dan banyak trader mulai menutup posisi mereka sambil menunggu sinyal pemulihan yang lebih meyakinkan.

5. Ketidakpastian Regulasi dan Arus Keluar dari ETF ETH

Ketidakpastian seputar regulasi crypto, terutama di AS dan Uni Eropa—terkait regulasi MiCA—juga menekan kepercayaan investor. Dana ETF Ethereum mencatat arus keluar sebesar $76 juta, menandakan bahwa sentimen institusional terhadap ETH tengah melemah.

Ketika instrumen ETF justru menunjukkan pengurangan eksposur, pasar biasanya menafsirkannya sebagai sinyal bahwa smart money sedang menunggu di pinggir lapangan.

6. Penurunan Staking dan Kenaikan Validator Exit Queue

Faktor internal Ethereum juga tak bisa diabaikan. Laporan menunjukkan bahwa jumlah validator yang keluar dari staking meningkat, sementara aliran masuk staking justru menurun. Ini membuat tekanan jual meningkat karena berkurangnya dukungan permintaan organik dari dalam jaringan.

Analis Arab Chain menyebut bahwa meskipun ini bukan sinyal “gagal struktur” dalam jangka panjang, tetapi volatilitas kemungkinan akan tetap tinggi hingga ada pemulihan likuiditas dan kejelasan regulasi yang lebih solid.


Apakah ETH Akan Pulih?

Meski saat ini ETH berada dalam tekanan teknikal dan makro, beberapa analis tetap optimistis. Open interest ETH di CME terus naik, dan beberapa prediksi menyebutkan bahwa ETH bisa menuju $5.000 hingga $6.800 pada akhir 2025.

Bahkan analis seperti Ted Pillows memproyeksikan bahwa dengan meningkatnya suplai uang global (M2), ETH bisa mencapai $20.000 dalam jangka panjang—tergantung pada pemulihan likuiditas dan narasi adopsi teknologi blockchain.

Kesimpulan

Koreksi Ethereum ke bawah $4.000 bukan sekadar reaksi pasar jangka pendek, tetapi hasil dari tekanan multi-dimensi: makro, teknikal, leverage, dan on-chain. Meskipun prospek jangka panjang masih menjanjikan, investor disarankan untuk tetap waspada hingga ada tanda pembalikan yang lebih jelas, baik dari sisi regulasi, likuiditas, maupun dukungan jaringan.

Baca Juga: 7 Fakta Mencengangkan: Jumlah Miliarder Crypto Naik 40% di 2025, Siapa Saja yang Diuntungkan?

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Cek harga bitcoin hari ini, harga solana hari ini, pepe coin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.

Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.

*Disclaimer

Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Intifanny
Penulis
Intifanny
Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->