Setelah FOMO Ada JOMO, Fenomena Seneng Gak Ikut-ikutan Hype di Crypto?

Updated
March 19, 2023
Gambar Setelah FOMO Ada JOMO, Fenomena Seneng Gak Ikut-ikutan Hype di Crypto?

Setelah FOMO ada juga fenomena bernama JOMO dalam industri crypto.

JOMO adalah joy of missing out atau munculnya rasa gembira karena ketinggalan momen. Fenomena ini terjadi ketika trader crypto menolak untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang.

Fenomena ini merupakan kebalikan dari FOMO atau munculnya rasa khawatir ketinggalan momen yang didorong oleh munculnya reli harga sebuah aset crypto yang didorong oleh hype.

Bagaimana seseorang bisa mengalami JOMO dan bagaimana kita harus menyikapi fenomena ini? Simak informasi selengkapnya seperti dilansir laman Cointelegraph berikut ini.

Apa itu JOMO dalam Perdagangan Crypto?

Dalam perdagangan crypto, JOMO adalah istilah slang yang menggambarkan keputusan trader yang tidak mengikuti kawanan trader crypto lainnya.

Mayoritas trader memiliki potensi salah dalam mengambil keputusan trading terutama karena hype sesaat untuk menghindari potensi kerugian yang signifikan.

Misalnya, pergerakan bullish sering terjadi di pasar Bitcoin selama momen bull run 2020-2021.

Menyikapi hal ini, kemungkinan besar banyak orang terdorong untuk membeli BTC di harga puncak dan mengharapkan lebih banyak keuntungan dari kenaikan harga tersebut.

Setelah harga Bitcoin mencapai puncaknya pada November 2021 di harga $69.000 atau setara dengan nyaris Rp1 miliar, harga Bitcoin kemudian turun hingga 60%.

Para trader JOMO yang menjual atau tidak membeli BTC dalam reli pada saat itu menjadi pihak yang diuntungkan.

Mereka kemudian mempertahankan modal mereka untuk kembali masuk ke perdagangan BTC pada level yang lebih rendah ketika FOMO tidak mendominasi pasar Bitcoin.

Hal ini terjadi pada Juni 2022 yang menandai harga terendah terbaru Bitcoin.

Mengubah FOMO Menjadi JOMO

Mengubah FOMO Menjadi JOMO
Vecteezy

Pengamat pasar Michael Gogol adalah salah satu dari sedikit trader JOMO yang tidak percaya pada prediksi Bitcoin yang terlalu optimis pada akhir tahun 2021.

Dia kemudian mengurangi eksposur crypto 1 bulan sebelum harga Bitcoin mencapai puncaknya di bulan Oktober 2021 dan menyatakan kelegaannya atas keputusan yang ia ambil pada Mei 2022.

FOMO berasal dari tujuan menghasilkan uang dengan cepat. Banyak trader percaya bahwa mereka dapat menggandakan atau melipatgandakan investasi mereka dalam hitungan hari, minggu, atau bulan dengan menginvestasikan cryptocurrency.

Perdagangan berisiko tinggi ini juga berdampak pada mental para trader bahkan menyebabkan stres dan kurang tidur.

Jangan sampai kamu mudah kena FOMO!

Berikut adalah 4 langkah yang dapat dilakukan trader untuk mengubah FOMO menjadi JOMO:

  1. Kembangkan rencana perdagangan.
  2. Buat catatatn jurnal trading crypto kamu untuk memantau pola perdagangan kamu.
  3. Lakukan analisis potensi trading crypto menggunakan beberapa metrik termasuk analisis fundamental dan teknis.
  4. Abaikan emosi dan ikuti rencana kamu lalu sesuaikan dengan kondisi pasar dan kebutuhan kamu.

Contoh FOMO di Industri NFT

Contoh lain dari fenomena FOMO pun dapat kamu temukan di industri NFT.

Sejak perilisan NFT pertamanya yang bernama “Donald Trump Digital Trading Card”, koleksi NFT mantan presiden Amerika Serikat ini kerap menjadi buah bibir di sosial media.

Baca Juga: Kasih Kesempatan Dinner Bareng Donald Trump di Miami, Harga NFT Ini Bikin Kaget!

Sempat alami kenaikan, harga NFT Trump ini alami fluktuasi harga di pasaran. Hanya dalam waktu 3 hari saja, floor price koleksi NFT Trump ini turun sampai 74%.

Apa yang membuat harga NFT Trump alami penurunan hingga 74% dalam waktu 3 hari? Simak informasi selengkapnya mengenai Harga NFT Donald Trump Anjlok 70% dalam 3 Hari di sini.

*Disclaimer:

Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->