Sebuah survei global yang dilakukan oleh Consensys, perusahaan teknologi perangkat lunak Web3 terkemuka, dan YouGov, grup teknologi data dan analisis riset online internasional, menunjukkan bahwa 92% responden di seluruh dunia memiliki pengetahuan dasar tentang crypto. 37% melihat kelas aset ini sebagai uang masa depan, sedangkan 26% berada di sisi yang berlawanan, yang mana melihatnya sebagai penipuan.
Dari hasil survei ini juga, Nigeria memperoleh hasil yang mengejutkan dengan 99% responden di negara tersebut menunjukkan pemahaman tentang crypto.
Survei yang dilakukan oleh Consensys dan YouGov ini melibatkan 15.158 orang berusia 18-65 tahun dari 15 negara di Afrika, Amerika, Asia, dan Eropa, termasuk 1000 responden dari Nigeria. Dari survei ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui tentang mata uang crypto, dan banyak dari mereka yang melihat masa depan yang cerah untuk industri ini.
Baca juga: Penelitian Ungkap Aktivitas Perdagangan Bitcoin Melonjak Selama Jam Pasar Amerika Serikat!
Hampir 40% peserta percaya bahwa kelas aset ini dapat muncul sebagai masa depan uang, sementara 31% melihatnya sebagai masa depan kepemilikan digital. Setiap seperempatnya memberikan pandangan negatif pada sektor ini, membandingkannya dengan penipuan.
Warga Nigeria (65%) dan Argentina (56%) menjadi yang paling termotivasi untuk memiliki aset digital sebagai sarana untuk menyimpan nilai. Hal ini dapat dikaitkan oleh ketidakstabilan sistem keuangan dan mata uang lokal mereka.
Orang Nigeria juga merupakan orang yang paling cenderung mengasosiasikan crypto dengan masa depan uang. Orang Afrika Selatan dan Meksiko masing-masing berada di urutan kedua dan ketiga. Di sisi lain, hanya 15% orang Inggris dan 17% orang Jerman yang setuju dengan tesis tersebut.
Survei ini juga menyinggung tentang dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh teknologi ini terhadap planet ini. Sebanyak 57% orang Brasil percaya bahwa teknologi ini tidak berbahaya, sedangkan hanya 25% responden Prancis yang berpendapat sama.
Selanjutnya, analisis mengungkapkan bahwa Nigeria, Afrika Selatan, dan Vietnam adalah negara yang paling akrab dengan non-fungible token (NFT). 76% orang Inggris yang mengetahui tentang barang koleksi digital tidak pernah memilikinya, dibandingkan dengan 24% orang Vietnam.
āHasil penelitian mengungkapkan bahwa orang-orang di seluruh dunia termotivasi untuk membangun dan percaya bahwa mereka memberikan kontribusi yang berharga secara online. Evolusi ini menunjukkan pergeseran perilaku pengguna ke arah partisipasi aktif, pemberdayaan, dan kepemilikan komunitas yang lebih luas, yang dicirikan oleh Web3,ā Consensys dan YouGov menyimpulkan.
Survei global yang dilakukan oleh Consensys dan YouGov menunjukkan bahwa pemahaman tentang crypto telah menjadi fenomena global. Dari 15.158 responden yang berpartisipasi dalam survei ini, 92% menunjukkan pengetahuan dasar tentang crypto. Ini mencakup pemahaman tentang apa itu mata uang crypto, bagaimana cara kerjanya, dan bagaimana cara berinvestasi di dalamnya.
Baca juga: Meski Lingkungannya Ramah Crypto, Adopsi Crypto di Portugal Jauh di Bawah Rata-rata Global
Namun, Nigeria terlihat menonjol dalam survei ini. Dari 1000 responden yang berpartisipasi dari Nigeria, 99% menunjukkan pemahaman tentang crypto. Angka ini adalah persentase tertinggi di antara semua negara yang disurvei. Lebih lanjut, lebih dari 70% responden Nigeria dapat menjelaskan apa itu blockchain, angka tertinggi di antara semua negara yang disurvei.
Lebih lanjut, hasil survei yang dilakukan ini menunjukkan bahwa Nigeria telah menjadi pemimpin dalam adopsi dan pemahaman crypto. Meski crypto terhitung masih fenomena baru, warga Nigeria telah menunjukkan minat dan pemahaman yang kuat tentang teknologi ini.
Tidak hanya itu, survei ini juga menyoroti perbedaan yang menarik antara Nigeria dan negara lain dalam berbagai topik terkait Web3 dan crypto. Misalnya, Nigeria dan Argentina menunjukkan motivasi tertinggi untuk memiliki kripto sebagai sarana untuk menyimpan nilai. Sebanyak 65% responden di Nigeria dan 56% responden di Argentina mengungkapkan hal ini, yang mungkin mencerminkan ketidakstabilan mata uang lokal mereka.
Selain itu, survei ini menunjukkan bahwa 67% responden di Nigeria sangat percaya bahwa mereka menambah nilai ke internet. Ini berbanding tajam dengan negara seperti Jepang, di mana hanya 5% responden yang berpikir demikian.
Pada akhirnya, hasil survei ini menunjukkan bahwa pemahaman dan penerimaan teknologi Web3 dan crypto sangat bervariasi di seluruh dunia. Meski ada peningkatan pemahaman dan adopsi secara global, masih ada perbedaan besar dalam bagaimana teknologi ini dipahami dan diterima di berbagai negara.
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputarĀ crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: