Dampak lingkungan Bitcoin tampaknya semakin tidak mengkhawatirkan. Temuan terbaru dari Cambridge Centre for Alternative Finance (CCAF) mengungkapkan bahwa konsumsi listrik untuk menambang Bitcoin telah direvisi menjadi 89 Terawatt jam (TWh), turun 15 TWh dari perkiraan sebelumnya. Penemuan ini memberikan perspektif baru dalam menilai keberlanjutan Bitcoin jangka panjang.
Data historis dari CCAF menunjukkan bahwa perkiraan konsumsi listrik sebelumnya telah dikalibrasi ulang, mengubah pemahaman kita tentang dampak lingkungan Bitcoin.
Baca juga: UAE Gandeng Venom Foundation untuk Kembangkan Sistem Kredit Karbon dengan Teknologi Blockchain!
Sebelum 2021, perkiraan konsumsi tetap konsisten. Namun, pada 2021, konsumsi listrik Bitcoin awalnya dihitung sebesar 104 TWh. Model baru menunjukkan angka tersebut hanya 89 TWh, jauh lebih kecil dari perkiraan awal.
Perkiraan untuk 2022 juga direvisi dari 105,3 TWh menjadi 95,5 TWh, setara dengan konsumsi energi negara seperti Belgia atau Belanda.
Mengutip laporan BeInCrypto, pada tahun 2023, konsumsi year-to-date telah turun lebih jauh menjadi 70,4 TWh, yang menunjukkan sisi lain dari mata uang crypto yang kurang dikenal, yaitu peningkatan efisiensi energi.
CCAF mengatribusikan perubahan ini ke model yang direvisi yang menilai efisiensi perangkat tambang lama dengan lebih akurat. Perangkat lama, yang sebelumnya diberi bobot yang sama dalam perkiraan konsumsi listrik, kini dievaluasi berdasarkan tanggal rilis mereka.
Selain itu, efisiensi perangkat keras Bitcoin telah menunjukkan peningkatan yang menjanjikan. Model yang direvisi menunjukkan bahwa efisiensi perangkat tambang untuk 2021 adalah 63,6 J/TH, jauh lebih baik dari perkiraan sebelumnya sebesar 74,2 J/TH.
Meskipun konsumsi listrik penting untuk menilai jejak lingkungan Bitcoin, itu hanya satu aspek. Sumber energi yang digunakan dalam penambangan Bitcoin dan distribusi geografisnya juga memainkan peran penting.
Baca juga: Bitcoin ETF Pertama di Eropa Dapat Label ESG, Kontroversi atau Inovasi?
Peneliti terus mengeksplorasi faktor lain, termasuk potensi untuk mengurangi emisi metana dengan menempatkan operasi penambangan di dekat ladang minyak atau menggunakan sistem pemulihan panas limbah.
Data yang dapat diandalkan tentang dampak lingkungan Bitcoin terus berlanjut. Penting bagi peneliti untuk beradaptasi dengan informasi baru untuk menjaga keandalan perkiraan mereka.
Temuan terbaru dari CCAF menunjukkan kemajuan penting dalam upaya ini. Komitmen mereka terhadap penelitian akses terbuka memberikan data penting kepada pemangku kepentingan dan berkontribusi pada diskusi publik yang lebih seimbang.
Pada akhirnya, meskipun konsumsi listrik Bitcoin masih sulit diprediksi, revisi ke bawah dalam perkiraan energi membawa pandangan yang lebih optimis tentang masa depan crypto ini dari segi dampak lingkungan.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: