Dalam dunia crypto yang penuh dinamika, sebuah fenomena menarik terjadi di jaringan Ethereum. Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa jumlah stablecoin di Ethereum telah mengalami penurunan signifikan. Penurunan ini mencapai angka 30% dalam setahun terakhir, menimbulkan berbagai spekulasi dan analisis di kalangan investor crypto.
Studi yang dilakukan oleh Six Degree menunjukkan bahwa sejak awal tahun 2022, volume stablecoin di jaringan Ethereum telah menurun lebih dari 30%. Angka ini turun dari puncaknya sebesar $100 miliar menjadi hanya $66 miliar.
Sementara itu, di jaringan Tron, terjadi peningkatan suplai stablecoin sebesar 57%, dari $31 miliar di tahun 2022 menjadi $48,9 miliar saat ini. Dari periode Desember 2022 hingga Desember 2023, nilai pasar total stablecoin tercatat sebesar $129,5 miliar pada tanggal 16 Desember 2023.
Baca Juga: Terobosan Baru! Coinbase dan Circle Dapat Lampu Hijau dari Regulator Prancis
Angka ini menurun 31% dari nilai puncaknya yang mencapai $188 miliar pada Desember 2022. Penurunan ini mencerminkan perubahan signifikan dalam distribusi stablecoin di antara berbagai jaringan blockchain.
Data yang dihimpun menunjukkan penurunan pasokan stablecoin BUSD dan USDC di blockchain Ethereum sebesar 36% dan 48%, berturut-turut. Di sisi lain, USDT, yang merupakan pemimpin di antara stablecoin, justru mengalami peningkatan sebesar 23%. Hal ini menandakan adanya pergeseran preferensi di antara pengguna stablecoin.
Analisis terhadap pemilik stablecoin mengungkapkan bahwa sekitar 50% akun dimiliki oleh pemilik eksternal. Bursa terpusat memiliki 30% dari total suplai, sementara platform keuangan terdesentralisasi DEFI" class="news-token" style="display:inline-block" href="/market/defi">(DEFI) hanya memiliki kurang dari 6%. Perubahan ini menunjukkan adanya pergeseran dalam cara stablecoin disimpan dan digunakan di ekosistem crypto.
Meskipun stablecoin memiliki peran penting dalam mengembangkan pasar bull, terutama selama periode aktivitas DeFi yang meningkat pada musim panas, volume stablecoin dalam protokol DeFi di Ethereum justru bergerak berlawanan arah dengan pasar umum di tahun 2023.
Laporan peneliti menunjukkan adanya dinamika yang berbeda dalam penggunaan stablecoin di sektor DeFi. Diketahui juga bahwa sekitar 60% stablecoin yang dimiliki oleh alamat utama adalah tidak aktif atau dalam keadaan cadangan.
Sementara itu, alamat baru yang melakukan transfer stablecoin pertama mereka terjadi dalam 30 hari terakhir. Hal ini menunjukkan adanya perubahan dalam pola aktivitas transfer stablecoin di jaringan.
Penurunan jumlah stablecoin di jaringan Ethereum menandakan perubahan yang mungkin mempengaruhi ekosistem crypto secara keseluruhan. Investor dan pengamat pasar kini menantikan bagaimana tren ini akan berlanjut dan dampak yang akan ditimbulkannya terhadap stabilitas dan inovasi dalam industri crypto.
Baca Juga: Dompet Digital Phantom Kini Dukung Bitcoin dan Token Lintas Rantai!
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.