Deepfake, teknologi yang mampu menciptakan rekayasa video dan audio yang sangat mirip dengan aslinya, kini menjadi senjata baru bagi para penipu untuk mengelabui korbannya. Salah satu kasus terbaru yang mengejutkan terjadi di Hong Kong, di mana seorang karyawan perusahaan multinasional tertipu hingga mengirimkan uang sebesar $25 juta kepada para penipu yang menggunakan teknologi deepfake.
Kasus penipuan ini bermula ketika karyawan tersebut menerima pesan palsu dari seseorang yang mengaku sebagai kepala keuangan perusahaan. Pesan tersebut berisi undangan untuk mengikuti panggilan video guna membahas transaksi rahasia. Tanpa curiga, karyawan tersebut pun mengikuti panggilan video tersebut.
Baca Juga: Kolaborasi Fideum dan Mastercard: Masa Depan Keuangan Tradisional dan Digital!
Dalam panggilan video tersebut, karyawan tersebut melihat beberapa orang yang mengaku sebagai eksekutif perusahaan. Namun, ternyata semua orang yang ada di dalam panggilan video tersebut adalah rekayasa deepfake. Para penipu menggunakan rekaman video dan audio sebelumnya dari para eksekutif perusahaan untuk membuat rekayasa deepfake yang sangat meyakinkan.
Para penipu kemudian meyakinkan karyawan tersebut untuk melakukan transaksi sebesar $25 juta ke lima rekening bank yang berbeda. Karyawan tersebut menyetujui transaksi tersebut karena ia percaya bahwa ia sedang berbicara dengan para eksekutif perusahaan yang sebenarnya.
Karyawan tersebut baru menyadari bahwa ia telah tertipu setelah ia menghubungi kantor pusat perusahaan. Perusahaan kemudian melaporkan kasus penipuan ini kepada pihak kepolisian.
Polisi Hong Kong telah menangkap enam orang yang diduga terlibat dalam kasus penipuan ini. Polisi juga menyita delapan kartu identitas Hong Kong yang dicuri dan digunakan untuk mengajukan 90 aplikasi pinjaman dan 54 pendaftaran rekening bank.
Kasus penipuan ini menjadi peringatan bagi kita semua tentang bahaya teknologi deepfake. Teknologi ini dapat digunakan untuk membuat rekayasa video dan audio yang sangat meyakinkan, sehingga sulit untuk membedakannya dengan yang asli. Hal ini tentu saja dapat dimanfaatkan oleh para penipu untuk mengelabui korbannya.
Kasus penipuan menggunakan teknologi deepfake ini menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam menerima pesan atau panggilan dari orang yang tidak dikenal. Jangan mudah percaya begitu saja, meskipun orang tersebut mengaku sebagai seseorang yang kita kenal. Selalu lakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum melakukan transaksi keuangan atau memberikan informasi pribadi.
Baca Juga: Hacker Jual Akses ‘Subpoena’ untuk Data Pengguna Discord, Binance, dan Coinbase
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.