Harga emas telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam sebulan terakhir. Sejak awal Maret, harga emas telah mencapai rekor tertinggi sebanyak tiga kali. Level tertinggi dicapai seminggu yang lalu ketika melampaui angka $2.200. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut.
Di tengah komitmen BRICS untuk melakukan de-dolarisasi, Goldman Sachs memperkirakan bahwa pembelian oleh Bank Sentral akan terus mendorong naik harga emas dan komoditas lainnya. Upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kepemilikan emas didorong oleh keinginan untuk melakukan diversifikasi kepemilikan pemerintah dari Dolar AS.
Menurut laporan dari Bloomberg, Goldman Sachs memperkirakan peningkatan 15% dalam pengembalian komoditas. Ini termasuk pembelian emas dan minyak. Selain itu, mereka mengidentifikasi pemotongan suku bunga dan risiko geopolitik sebagai faktor pendorong permintaan komoditas, khususnya peningkatan permintaan emas.
Laporan tersebut mencerminkan analisis yang ditulis pada bulan Februari, di mana bank memperkirakan peningkatan emas sebesar 12%. Saat itu, bank investasi tersebut mencatat akuisisi Bank Sentral dan “ketegangan geososial” sebagai kekuatan pendorong.
Baca Juga: SWIFT Siap Luncurkan CBDC dan Tantang Mata Uang BRICS
Perusahaan secara khusus mengidentifikasi China dan India sebagai pembeli emas terkemuka. Hal ini disebabkan oleh diversifikasi aliansi yang berkelanjutan dari dolar AS, dan promosi mata uang lokal serta aset lainnya.
Upaya de-dolarisasi oleh negara-negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) menjadi salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas. Negara-negara ini berupaya mengurangi ketergantungan mereka pada dolar AS dalam cadangan devisa mereka dan beralih ke aset yang lebih aman seperti emas.
Ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina juga berkontribusi terhadap kenaikan harga emas. Investor mencari aset yang aman untuk menyimpan kekayaan mereka di tengah volatilitas pasar saham dan obligasi. Emas dianggap sebagai aset yang aman dan stabil, sehingga permintaannya meningkat.
Goldman Sachs memperkirakan harga emas akan terus naik dalam beberapa bulan mendatang. Bank investasi tersebut memperkirakan harga emas akan mencapai $2.500 per ons pada akhir tahun 2022.
Baca Juga: Harga ONDO Siap Melonjak ke $1? Gelombang Baru Investor Mengguncang Pasar!
Kenaikan harga emas didorong oleh berbagai faktor, termasuk inflasi yang tinggi, suku bunga rendah, dan meningkatnya permintaan dari bank sentral dan investor.