Jakarta, Pintu News – Di tengah peristiwa Halving Bitcoin yang baru-baru ini terjadi, pasar menghadapi fenomena menarik: perlambatan permintaan untuk produk investasi Bitcoin baru, khususnya ETF (Exchange-Traded Funds) Bitcoin. Kenaikan harga Bitcoin yang signifikan sebelum dan sesudah halving tampaknya tidak berbanding lurus dengan minat pada produk ETF baru. Simak berita lengkapnya berikut ini!
ETF Bitcoin, yang telah menjadi tolak ukur untuk investasi institusional dalam Bitcoin, mengalami lonjakan permintaan yang signifikan sejak diluncurkan pada Januari 2024. Dalam beberapa bulan pertama, ETF tersebut berhasil menarik lebih dari $13 miliar dalam aliran dana. Namun, menjelang dan sesudah peristiwa halving pada 20 April, permintaan untuk ETF Bitcoin mulai melambat.
Penurunan ini terjadi meskipun peristiwa halving, yang biasanya dianggap sebagai dorongan penting bagi harga Bitcoin karena pengurangan setengah dari hadiah blok bagi para penambang. Hal ini menunjukkan bahwa ada kelelahan atau keberhatian dalam investasi yang lebih besar dari yang diantisipasi.
Baca Juga: ETF Bitcoin Spot Dinilai ‘Lebih Unggul’ Dibandingkan ETF Emas, Kok Bisa?
Diprediksi sebelumnya bahwa halving akan memicu kejutan pasokan di pasar Bitcoin karena jumlah Bitcoin baru yang ditambahkan ke pasar setiap hari akan berkurang menjadi setengahnya. Namun, aliran dana ke ETF Bitcoin yang pada awalnya sangat tinggi, mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan. Pada beberapa hari menjelang halving, ETF tersebut mencatatkan aliran keluar bersih yang mencapai ratusan juta dolar.
Teori kejutan pasokan, yang banyak dibicarakan di bulan-bulan menjelang halving, tampaknya mengambil langkah mundur. Analis menyatakan bahwa penurunan ini mungkin lebih berkaitan dengan dinamika pasar saham global dan ketegangan geopolitik daripada halving itu sendiri.
Baca Juga: ProShares: ETF Bitcoin Futures dan Spot Bisa Hidup Berdampingan
Meskipun permintaan untuk ETF Bitcoin menurun, ada optimisme di kalangan beberapa analis bahwa pasar akan stabil dan permintaan akan kembali meningkat setelah pasar menyesuaikan diri dengan kondisi baru pasca-halving. Josef Tětek, duta besar Bitcoin dari produsen dompet hardware Trezor, mengatakan bahwa ETF tidak selalu menandakan permintaan institusional karena tersedia juga bagi investor ritel.
Lebih lanjut, meningkatnya ketertarikan terhadap Bitcoin di negara-negara di seluruh dunia, di tengah kegagalan mata uang fiat sebagai penyimpan nilai yang handal, menunjukkan bahwa permintaan jangka panjang mungkin tetap kuat. Ada harapan bahwa kondisi pasar yang membaik setelah halving akan memicu lonjakan baru dalam permintaan ETF.
Kesimpulan
Meskipun ada perlambatan permintaan ETF Bitcoin yang mengejutkan di tengah pasar yang volatil, potensi jangka panjang Bitcoin tetap menarik bagi banyak investor. Halving mungkin belum memicu lonjakan harga yang diharapkan segera, tetapi peluang pertumbuhan jangka panjang tetap ada, menggambarkan ketahanan dan daya tarik terus-menerus Bitcoin sebagai aset investasi.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: