Jakarta, Pintu News – Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence dan mata uang kripto (crypto) diprediksi akan membawa dampak besar bagi ekonomi global. Menurut analis senior dari Bitwise, Juan Leon, integrasi kedua teknologi ini dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) dunia hingga $20 triliun pada tahun 2030. Namun, bersamaan dengan peluang ini, ancaman kejahatan siber yang melibatkan AI juga semakin meningkat, seperti yang diungkapkan dalam laporan terbaru oleh Elliptic.
Juan Leon mengungkapkan prediksi ini pada konferensi Consensus di Austin, yang menyoroti potensi besar dari sinergi antara AI dan crypto. Kolaborasi antara penambang Bitcoin dan perusahaan AI menjadi semakin penting. Contohnya, penyedia layanan cloud AI, Coreweave, telah mengajukan akuisisi senilai $1,6 miliar terhadap penambang bitcoin, Core Scientific, yang menunjukkan potensi kolaborasi yang kuat.
Selain itu, Core Scientific telah menandatangani kesepakatan besar senilai $3,5 miliar untuk menyediakan layanan hosting AI selama 12 tahun. Leon menekankan bahwa kemitraan semacam ini tidak hanya memanfaatkan sumber daya teknologi bersama, tetapi juga mendorong pertumbuhan bersama. Penggunaan blockchain untuk memastikan keamanan dan transparansi juga memungkinkan validasi informasi yang lebih baik dan efisiensi operasional yang lebih tinggi.
Baca Juga: B2Broker Mengubah Pasar dengan Platform Copy Trading Generasi Berikutnya!
Namun, di sisi lain, laporan dari Elliptic mengungkapkan peningkatan kejahatan siber yang didorong oleh AI. Teknologi canggih ini dimanfaatkan untuk melakukan penipuan dengan deepfake, serangan yang disponsori negara, dan berbagai aktivitas ilegal lainnya. Iklan di web gelap untuk GPT (Generative Pre-trained Transformer) yang tidak etis mengklaim bahwa AI memiliki dua wajah, seperti halnya manusia.
Laporan ini menyoroti penggunaan deepfake video dari tokoh terkenal seperti Elon Musk untuk mempromosikan skema investasi palsu. Video yang telah dimanipulasi ini digunakan untuk menipu korban agar mengirimkan dana ke alamat crypto yang penipu kendalikan. Selain itu, pejabat Amerika Serikat juga memperingatkan bahwa AI sedang disalahgunakan oleh aktor negara seperti Korea Utara untuk menciptakan perangkat lunak berbahaya dan menemukan sistem yang rentan.
Menurut Dr. Arda Akartuna, peneliti ancaman crypto senior di Elliptic, tren ini masih dalam tahap awal dan masih ada jalan untuk pencegahan. Para pemangku kepentingan di berbagai industri perlu bersatu untuk menyusun praktik terbaik sejak dini agar tren ini tidak menjadi arus utama. Upaya ini melibatkan deteksi awal dan pengembangan sistem keamanan yang lebih canggih untuk melindungi data dan transaksi digital.
Laporan Elliptic juga mencatat adanya diskusi di forum-forum cybercrime di web gelap mengenai penggunaan model AI untuk memecahkan frasa sandi dompet crypto, melewati autentikasi layanan seperti OnlyFans, dan manipulasi gambar dengan layanan seperti DeepNude. Peningkatan aktivitas ini menunjukkan perlunya kerjasama internasional dalam penegakan hukum dan regulasi crypto untuk memerangi kejahatan siber yang semakin canggih.
Kolaborasi antara AI dan crypto menawarkan potensi besar bagi ekonomi global, dengan perkiraan peningkatan PDB hingga $20 triliun pada tahun 2030. Namun, ancaman kejahatan siber yang semakin canggih juga menuntut perhatian serius. Dengan kerjasama dan upaya pencegahan yang tepat, manfaat dari teknologi ini dapat dimaksimalkan sambil meminimalkan risiko yang ada.
Baca Juga: Pi Network dan Sidra Chain: Alat Transaksi Digital Sehari-hari
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita-berita terbaru seputar crypto. Nyalakan notifikasi agar tidak ketinggalan beritanya.
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.