Crossβchain adalah teknologi untuk menghubungan sebuah jaringan blockchain dengan jaringan blockchain lainnya untuk bertukar nilai dan informasi. Lewat crossβchain, pengguna bisa mengirim sebuah aset dari satu blockchain ke blockchain lainnya. Seperti yang kita tahu, kebanyakan blockchain beroperasi secara independen. Oleh karena itu, teknologi crossβchain dibutuhkan untuk memudahkan pengguna. Beberapa proyek cross-chain yang populer saat ini adalah Arbitrum Bridge, Polygon Bridge, Synapse Bridge, Layer 0, dan CCIP dari Chainlink.
Crossβchain umumnya memiliki tiga mekanisme utama: lock dan minting, burn dan minting, lock dan unlock. Sesuai dengan namanya, lock dan minting merupakan mekanisme penguncian aset pada sumber blockchain, lalu menerbitkan token baru pada blockchain yang menjadi tujuan. Dalam burn dan minting, token pada blockchain asal akan dibakar dan token baru akan di-minting di blockchain tujuan. Lalu, lock dan unlock merupakan mekanisme pengguna mengunci tokennya di blockchain asal, lalu blockchain tujuan akan membuka token yang sama dari liquidity pool yang ada.
Walaupun cross-chain mempunyai keunggulan dan manfaat bagi penggunanya, tapi ia juga mempunyai risiko tersendiri. Seiring cross-chain merupakan program yang dibangun di atas blockchain, software ataupun smart contract di balik cross-chain bridge menjadi rentan dari serangan peretas. Tercatat, pada 2020-2022, telah terjadi peretasan terhadap cross-chain bridge dengan nilai kerugian mencapai US$ 2.5 milliar berdasarkan laporan dari Token Terminal.
Kamu bisa mempelajari lebih lanjut soal layer-layer dalam blockchain melalui artikel berikut.