Mark Up vs Mark Down, Ini Contoh dan Cara Hitungnya!

Updated
November 19, 2023
• Waktu baca 4 Menit
Gambar Mark Up vs Mark Down, Ini Contoh dan Cara Hitungnya!
Reading Time: 4 minutes

Memahami strategi penetapan harga adalah kunci sukses dalam dunia bisnis. Dua konsep penting yang sering menjadi topik pembahasan adalah ‘mark up’ dan ‘mark down’ pricing. Meskipun terdengar serupa, kedua metode ini memiliki peran dan pengaruh yang berbeda dalam menentukan harga jual produk atau layanan.

Artikel ini akan membawa kamu menyelami dunia mark up dan mark down pricing, menjelaskan bagaimana kedua strategi ini bekerja, serta memberikan wawasan tentang bagaimana kamu dapat menerapkannya untuk mengoptimalkan keuntungan dan daya saing bisnismu.

Apa itu Mark Up Pricing?

mark up pricing
Generated by AI

Mark up harga atau mark up pricing adalah strategi penetapan harga di mana harga jual suatu produk atau layanan ditetapkan lebih tinggi dari biaya produksinya. Dalam strategi ini, ‘mark up’ merupakan selisih antara harga jual dan biaya produksi, yang menjadi sumber keuntungan utama bagi bisnis. Konsep ini tidak hanya penting untuk menutup biaya operasional, tetapi juga untuk memastikan bahwa bisnis dapat berkembang dan bertahan dalam jangka panjang.

Baca juga: Ciri dan Contoh Efisiensi Alokatif, Ini Perbedaannya dengan Efisiensi Produktif

Strategi mark up pricing sangat bergantung pada pemahaman yang baik tentang biaya produksi dan nilai pasar produk. Ini memungkinkan bisnis untuk menetapkan harga yang kompetitif namun tetap menguntungkan.

Dengan demikian, mark up pricing menjadi kunci dalam menyeimbangkan kebutuhan untuk menarik pelanggan dengan kebutuhan untuk menghasilkan keuntungan yang cukup.

Dalam praktiknya, mark up pricing sering digunakan di berbagai sektor industri, mulai dari ritel hingga jasa. Tingkat mark up yang ditetapkan bisa berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti jenis produk, target pasar, dan kondisi persaingan di pasar.

Dengan demikian, mark up pricing tidak hanya merupakan strategi penetapan harga, tetapi juga refleksi dari strategi bisnis secara keseluruhan.

Cara Menghitung Mark Up Harga

Untuk menghitung mark up pricing atau mark up harga, kamu perlu mengetahui biaya produksi produk atau layananmu. Formula dasar untuk menghitung markup adalah:

Mark up = (Harga Jual−Biaya Produksi)/Biaya Produksi×100%

Misalnya, jika biaya produksi sebuah produk adalah Rp100.000 dan kamu ingin menjualnya dengan harga Rp150.000, maka markupnya adalah:

Mark up = (Rp150.000−Rp100.000)/Rp100.000×100% = 50%

Contoh Metode Mark Up Harga

Sebagai contoh, bayangkan kamu memiliki toko pakaian. Kamu membeli sebuah kemeja dengan harga Rp100.000 dari pemasok. Kamu ingin mendapatkan keuntungan, jadi kamu menetapkan harga jual kemeja tersebut sebesar Rp150.000. Dengan demikian, mark up untuk kemeja tersebut adalah 50%.

Apa itu Mark Down Pricing?

mark down pricing
Generated by AI

Mark down harga atau mark down pricing adalah strategi penetapan harga di mana harga jual suatu produk atau layanan diturunkan dari harga awalnya. Penurunan harga ini biasanya dilakukan untuk meningkatkan penjualan, mengurangi stok yang berlebih, atau merespons persaingan pasar.

Baca juga: Pengertian dan Contoh Nilai Intrinsik dan Ekstrinsik Uang

Mark down berbeda dari diskon karena biasanya terjadi setelah produk telah berada di pasar untuk beberapa waktu, bukan sebagai promosi penjualan jangka pendek.

Strategi ini sering digunakan dalam industri ritel, terutama untuk produk yang sensitif terhadap tren atau musiman, seperti pakaian dan elektronik. Dengan menurunkan harga, bisnis berharap menarik lebih banyak pelanggan dan mempercepat perputaran stok. Namun, penting untuk menyeimbangkan antara menarik pelanggan dan menjaga keuntungan.

Cara Menghitung Mark Down Harga

Menghitung mark down harga melibatkan penentuan persentase penurunan harga dari harga asli. Formula yang digunakan adalah:

Mark down = (Harga Asli−Harga Jual)/Harga Asli×100%

Misalnya, jika sebuah produk awalnya dijual dengan harga Rp200.000 dan kemudian diturunkan menjadi Rp150.000, maka mark down harga adalah:

Mark down = (Rp200.000−Rp150.000)/Rp200.000×100% = 25%

Contoh Metode Mark Down Harga

Sebagai contoh, sebuah toko pakaian memiliki koleksi musim semi yang belum terjual sepenuhnya dan musim panas sudah tiba. Untuk mengosongkan ruang untuk koleksi baru, toko tersebut memutuskan untuk menerapkan mark down harga pada koleksi musim semi.

Misalkan sebuah jaket yang awalnya dijual dengan harga Rp500.000, diturunkan harganya menjadi Rp350.000. Dengan demikian, jaket tersebut mengalami mark down sebesar 30%, yang dihitung dengan formula:

Mark down = (Rp500.000−Rp350.000)/Rp500.000×100% = 30%

Dengan menerapkan mark down, toko tersebut berharap dapat menarik lebih banyak pembeli dan membuat ruang untuk produk baru, sekaligus mengurangi kerugian dari stok yang tidak terjual.

Dalam dunia bisnis yang dinamis, memahami dan menerapkan strategi mark up dan mark down pricing adalah esensial. Kedua metode memainkan peran penting dalam mengelola aliran kas, memaksimalkan keuntungan, dan menjaga daya saing bisnis.

Mark up pricing membantu dalam menetapkan harga yang menguntungkan dan berkelanjutan, sementara mark down pricing efektif untuk mengelola inventaris dan merespons dinamika pasar.

Dengan menggabungkan kedua strategi ini secara bijak, kamu dapat mencapai keseimbangan antara menarik pelanggan dan menjaga keberlangsungan bisnis. Ingatlah bahwa kunci sukses dalam penetapan harga adalah fleksibilitas dan pemahaman yang mendalam tentang pasar serta kebutuhan pelangganmu.

Referensi:

Topik
Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->