Perbedaan Investor Ritel dan Investor Institusional: Pengertian dan Contohnya

Updated
July 29, 2021
• Waktu baca 3 Menit
Gambar Perbedaan Investor Ritel dan Investor Institusional: Pengertian dan Contohnya
Reading Time: 3 minutes

Mengenal dan memahami perbedaan dari tiap jenis investor bisa menjadi pengetahuan berharga sebelum kamu terjun ke dunia investasi. Berdasarkan pemilik dananya, terdapat tipe investor ritel dan investor institusional. Keduanya memiliki cara kerja dan karakter yang berbeda. Simak selengkapnya mengenai perbedaan investor ritel dan investor institusional berikut ini.

Pengertian Investor

Investor adalah penanam modal yang memasukkan sejumlah uang ke dalam aset tertentu dengan harapan bisa mendapat keuntungan di masa depan. Bentuk investasi bisa beragam, mulai dari saham, reksa dana, properti, emas hingga aset digital. Besar atau kecilnya nominal yang ditanamkan dalam sebuah aset tidak menjadi masalah. Selama sudah menanamkan modal, maka seseorang sudah bisa disebut sebagai investor.

Pengertian Investor Ritel

investor ritel adalah

Investor ritel adalah penanam modal non profesional yang membeli dan menjual aset atas namanya sendiri, bukan untuk kepentingan organisasi atau perusahaan.

Istilah ini umumnya digunakan dalam dunia saham, yang mana biasanya mereka akan melakukan investasi lewat firma broker atau pialang saham reguler, online atau cara lainnya.

Selain itu, jumlah aset yang diperdagangkan pada umumnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan investor institusional.

Dalam hal ini, bisa disimpulkan bahwa investor ritel atau investor individu adalah investor yang menggunakan modal bersifat pribadi, bukan atas nama perusahaan atau orang lain.

Contoh Investor Ritel Sukses

Ada cukup banyak contoh investor individu sukses di dunia. Salah satu yang dianggap paling sukses adalah Warren Buffett dengan total kekayaan mencapai US$101,1 miliar. Pria asal Omaha, Nebraska, Amerika Serikat ini merupakan CEO Berkshire Hathaway, perusahaan yang bergerak di bidang asuransi, termasuk properti dan jiwa.

Kisah sukses investasinya telah tersebar luas di media online. Buffett sendiri sudah tertarik pada dunia investasi sejak ia masih berusia muda. Setelah sukses, Buffett dikenal sebagai filantropis. Dalam The Giving Pledge yang dibuatnya bersama Bill Gates di tahun 2009, ia berjanji untuk memberikan lebih dari 99% kekayaannya sebagai sumbangan filantropis baik ketika ia hidup maupun setelah meninggal nanti.

Baca juga : Guru dari Warren Buffet ini Punya Teori dan Konsep Investasi Tak Biasa

Pengertian Investor Institusional

contoh investor institusional adalah

Selain investor ritel, dikenal pula istilah investor institusional. Pengertian investor institusional adalah perusahaan atau organisasi yang berinvestasi atau menanamkan sejumlah uang atas nama orang lain.

Beberapa contoh perusahaan yang termasuk investor institusional adalah perusahaan asuransi, reksa dana, dan bank yang menyediakan produk tabungan baik untuk reguler atau keperluan pensiun.

Investor institusional sering menjual atau membeli aset dalam jumlah besar. Mereka bisa juga memperjualbelikan obligasi dan sekuritas. Selain itu, investor institusional biasanya menggunakan metode yang lebih canggih dan cara berinvestasi yang lebih profesional dibandingkan dengan investor ritel.

Contoh Investor Institusional

Investor institusional umumnya terdiri dari:

  1. Bank Umum
  2. Lembaga Pengelola Dana Abadi
  3. Pengelola Dana Lindung Nilai
  4. Pengelola Dana Pensiun
  5. Reksa Dana
  6. Perusahaan Asuransi

Sebagai contohnya, perusahaan asuransi menawarkan berbagai produk seperti asuransi kesehatan, pendidikan, kepemilikan rumah, mobil, dan lain sebagainya.

Perusahaan asuransi membantu nasabahnya untuk memberi perlindungan atas harta benda yang mereka miliki. Karena itu perusahaan asuransi membantu investasi atas nama orang lain.

Perbedaan Investor Ritel dan Investor Institusional

Baik investor ritel dan investor institusional sama-sama aktif di berbagai bentuk investasi, misalnya obligasi, komoditas, valuta asing, saham, dan bentuk investasi lainnya. Namun, terdapat beberapa perbedaan yang bisa kamu simak di bawah ini.

  • Kepemilikan Dana.Investor ritel biasanya menginvestasikan dana miliknya sendiri, sementara investor institusional menginvestasikan dana milik nasabah atau kliennya.
  • Volume Perdagangan.Volume perdagangan investor institusional jauh lebih besar. Biasanya investor ritel membeli atau menjual saham dalam jumlah lot penuh mulai 100 lembar saham atau lebih. Sementara investor institusional melakukan perdagangan blok dengan jumlah minimal 10.000 lembar saham. Karena hal ini juga, biasanya investor institusional jarang membeli saham dari perusahaan kecil. Alasannya, karena aksi ini bisa membuat tidak seimbangnya jumlah penawaran dan permintaan di pasar aset.
  • Peraturan Sekuritas.Investor institusional juga menghindari persentase kepemilikan perusahaan yang tinggi karena melanggar peraturan sekuritas.

Memahami perbedaan antara investor institusional dan investor ritel sangatlah penting jika kamu ingin berinvestasi secara matang. Tetapi lebih dari itu yang paling penting adalah kesadaran untuk mulai berinvestasi dan mengelolanya dengan baik.

Berinvestasi sangat penting untuk mempersiapkan masa depan, terutama di masa pensiun. Di saat sudah tidak bisa bekerja secara aktif, dengan berinvestasi sejak dini, kamu bisa tetap punya penghasilan pasif di masa tua nanti.

Selain itu, investasi juga memungkinkan kamu untuk memiliki tabungan dana darurat. Salah satu aset investasi yang mulai menarik minat masyarakat sekarang ini adalah investasi di bidang aset crypto.

Di Pintu, kamu bisa cek harga aset crypto terbaru, belajar crypto hingga melakukan jual beli berbagai aset crypto yang telah terdaftar resmi di BAPPEBTI secara aman dan mudah. Download aplikasi Pintu sekarang juga!

Referensi:

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->