Harga Tether Stabil, Tapi Isu Investigasi Muncul: Masa Depan Crypto Terancam?

Updated
October 31, 2024
Gambar Harga Tether Stabil, Tapi Isu Investigasi Muncul: Masa Depan Crypto Terancam?

Jakarta, Pintu News – Harga Tether , yang beredar di Indonesia dengan nilai Rp15.685 per token, tetap menunjukkan stabilitas dalam pasar cryptocurrency yang cenderung fluktuatif. Meski demikian, baru-baru ini, Tether diterpa isu investigasi oleh pemerintah AS, memicu spekulasi di kalangan pengguna cryptocurrency tentang masa depan aset digital ini.

Dengan kapitalisasi pasar yang mencapai Rp1,89 triliun, Tether terus berfungsi sebagai stablecoin utama yang diandalkan banyak pengguna di seluruh dunia. Namun, kabar investigasi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai peran dan keamanan Tether dalam pasar crypto.

Stabilitas Harga Tether: Kunci Kesuksesan di Pasar Crypto

Tether dikenal sebagai salah satu stablecoin yang memiliki nilai tetap, umumnya setara dengan USD, yang dalam konversi ke rupiah menjadi sekitar Rp15.691 per USDT. Stabilitas ini menjadi daya tarik utama Tether, memungkinkan pengguna untuk melakukan transaksi tanpa harus khawatir akan fluktuasi harga besar seperti yang sering terjadi pada cryptocurrency lainnya.

Tether dirancang untuk mendemokratisasi transaksi lintas negara dan memberikan pengalaman transaksi dengan fiat di blockchain tanpa volatilitas. Popularitas Tether sebagai stablecoin memungkinkan pengguna melakukan transaksi dengan cepat dan aman, terutama dalam kondisi pasar yang tidak stabil.

Selain itu, karena terikat pada nilai dolar AS, Tether sering digunakan sebagai mata uang pengganti di berbagai platform perdagangan crypto, termasuk untuk pembayaran dan transfer lintas negara. Meskipun banyak yang mengandalkan Tether untuk transaksi sehari-hari, isu investigasi dari pemerintah AS baru-baru ini telah menimbulkan keraguan tentang transparansi dan keandalan dari stablecoin ini.

Isu Investigasi: Tether Diteliti Pemerintah AS?

ceo tether paolo ardoino
Sumber: Yahoo Finance

The Wall Street Journal melaporkan bahwa Tether, bersama para pemiliknya, sedang diselidiki oleh pemerintah AS terkait dugaan keterlibatan dalam aktivitas ilegal. Tuduhan ini mencakup potensi penggunaan Tether dalam pencucian uang, pendanaan terorisme, dan perdagangan narkotika.

Jika benar, hal ini tentu akan menjadi pukulan besar bagi kepercayaan pengguna crypto terhadap Tether dan bisa berdampak luas pada stabilitas pasar cryptocurrency secara keseluruhan. Namun, pihak Tether dengan tegas membantah tuduhan ini. CEO Tether menyatakan bahwa tidak ada investigasi yang sedang berlangsung dan menuduh WSJ hanya mengulang klaim lama tanpa bukti baru.

Menurutnya, Tether telah mengambil langkah-langkah keamanan tambahan, seperti pembekuan beberapa dompet dan menerapkan sistem pencegahan untuk menghentikan aktivitas ilegal. Meski demikian, laporan ini terus memicu kekhawatiran di kalangan pengguna crypto yang mengandalkan Tether sebagai alat transaksi yang aman.

Tether dan Masa Depan Cryptocurrency

Stablecoin seperti Tether beroperasi dalam kerangka mata uang terdesentralisasi, yang berarti pengguna memiliki kebebasan lebih dalam menggunakannya tanpa pengawasan ketat. Inilah yang menjadi alasan utama mengapa banyak pengguna memilih crypto sebagai media transaksi. Namun, desentralisasi ini juga membuka peluang bagi pelaku kejahatan yang ingin memanfaatkan cryptocurrency untuk aktivitas yang tidak terdeteksi.

Sementara itu, pihak Tether sendiri menyatakan komitmennya untuk menjaga kepatuhan terhadap regulasi yang ada. Mereka telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa Tether tidak disalahgunakan dalam kegiatan ilegal. Meskipun demikian, pertanyaan mengenai transparansi dan kepatuhan regulasi tetap menjadi perhatian utama, terutama bagi pemerintah yang khawatir akan potensi risiko keamanan terkait penggunaan stablecoin di masa depan.

Akankah Tether Bertahan di Tengah Tekanan Regulasi?

tether investasi bitdeer
Sumber: Bitcoin News

Pertumbuhan pesat Tether sebagai stablecoin terbesar di dunia menunjukkan betapa tingginya permintaan akan aset digital yang stabil. Namun, jika investigasi ini benar adanya, maka ini akan menjadi tantangan besar bagi Tether untuk mempertahankan posisinya di pasar. Di sisi lain, kebijakan pemerintah AS terhadap cryptocurrency, khususnya Tether, mungkin akan semakin ketat, terutama dalam upaya untuk menghindari potensi risiko keamanan nasional.

Pengguna Tether di Indonesia dan seluruh dunia mungkin perlu mempertimbangkan alternatif stablecoin lainnya jika isu investigasi ini terus berlanjut. Meskipun Tether tetap berfungsi sebagai mata uang digital dengan stabilitas yang terjaga, tekanan dari regulasi internasional bisa mempengaruhi masa depannya. Hanya waktu yang akan menjawab, apakah Tether mampu bertahan menghadapi badai ini atau tidak.

Penutup

Isu seputar Tether dan investigasi pemerintah AS menjadi perhatian utama bagi pengguna cryptocurrency di seluruh dunia. Stabilitas dan kenyamanan yang ditawarkan oleh Tether memang menjadi daya tarik tersendiri, tetapi tantangan regulasi mungkin akan menguji ketahanan Tether sebagai stablecoin terbesar di pasar crypto.

Dalam menghadapi ketidakpastian ini, pengguna perlu tetap waspada dan selalu memantau perkembangan regulasi untuk menjaga aset digital mereka.

Baca Juga: 4 Airdrop Kripto Menarik di Minggu Keempat Oktober 2024: Raih Token Gratis!

Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.

Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi crypto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.

*Disclaimer:
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.

Referensi:

Bagikan

Berita Terbaru

Lihat Semua Berita ->