
Jakarta, Pintu News ā Langkah mengejutkan datang dari perusahaan tambang crypto dan treasury berbasis Ethereum , Bitmine Immersion, yang dipimpin oleh analis terkenal Tom Lee.
Perusahaan ini mengumumkan program buyback saham senilai Rp16,4 triliun ($1 miliar), namun reaksi pasar justru negatif dengan harga saham anjlok 8,86% sehari setelah pengumuman.
Di tengah spekulasi investor, langkah ini dianggap sebagai upaya menjaga keberlanjutan perusahaan, sekaligus memperkuat posisinya sebagai Ethereum-focused treasury firm. Apakah ini langkah jitu atau sinyal bahaya?
Pada 29 Juli 2025, dewan direksi Bitmine menyetujui rencana pembelian kembali saham umum senilai $1 miliar, yang akan dilakukan melalui pasar terbuka dan transaksi negosiasi berdasarkan kondisi saat itu.
Buyback ini diumumkan sebagai strategi jangka panjang untuk menjaga nilai perusahaan, bukan sekadar menambah kepemilikan Ethereum (ETH). Meski terdengar positif, pasar justru merespons negatif.
Harga saham Bitmine (kode BMNR) turun drastis sebesar 8,86% menjadi Rp525.472 ($32) pada 30 Juli, padahal sebulan sebelumnya sempat melesat ke Rp2.216.835 ($135), mencetak lonjakan hampir 700%.
Penurunan ini diyakini sebagian analis sebagai efek teknis dari registrasi saham yang kini tersedia untuk diperdagangkan, bukan penilaian langsung terhadap rencana buyback. Hal ini juga ditegaskan oleh Tom Lee dalam wawancara eksklusif bersama Bloomberg.
Baca juga: Prediksi ChatGPT vs Claude AI: Bitcoin Siap Tembus Rp2 Miliar, Lonjakan Besar Terjadi dalam 90 Hari!
Dalam siaran pers resmi, Tom Lee, Ketua Bitmine dan pendiri Fundstrat, menjelaskan bahwa tujuan buyback bukan sekadar akumulasi ETH, tapi untuk memaksimalkan pengembalian modal. āDalam perjalanan kami mencapai āalchemy of 5%ā dari total ETH, ada saatnya pembelian saham kami sendiri memberikan ekspektasi pengembalian terbaik,ā ujar Lee.
Langkah buyback ini seolah menjadi sinyal bahwa perusahaan tengah menjaga efisiensi penggunaan dana, ketimbang agresif mengakumulasi ETH saat volatilitas tinggi.
Sebagai informasi, per 30 Juli 2025, Bitmine telah mengakumulasi 625.000 ETH, yang setara dengan sekitar Rp26,2 triliun ($1,6 miliar). Dengan market cap perusahaan di angka Rp58,9 triliun ($3,59 miliar), ini menjadikan ETH sebagai aset utama dalam neraca keuangan Bitmine.
Baca juga: DOGE vs BONK: Battle Memecoin Populer, Siapa yang Bakal Mendominasi Market di 2025?
Transformasi besar dimulai pada 30 Juni 2025, ketika Bitmine mengumumkan pergeseran strategi dari Bitcoin menjadi Ethereum (ETH) sebagai aset utama perusahaan. Ini ditandai dengan dua langkah besar: private placement senilai Rp4,1 triliun ($250 juta) untuk akuisisi ETH, dan pengangkatan Tom Lee sebagai ketua baru perusahaan.
Pergantian fokus ini langsung membuahkan hasil. Harga saham Bitmine melonjak hampir 700% dalam waktu singkat, menandai respons positif pasar terhadap strategi Ethereum treasury. Perubahan ini sekaligus menjadikan Bitmine sebagai pionir dalam adopsi ETH sebagai aset utama treasury perusahaan publik.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. CekĀ harga bitcoin hari ini,Ā harga solana hari ini,Ā pepe coinĀ dan harga asetĀ cryptoĀ lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalamanĀ trading cryptoĀ yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui GoogleĀ PlayĀ Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalamanĀ web tradingĀ dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitasĀ jual beli bitcoinĀ dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: