Tahun 2022 akan segera berakhir! Selama satu tahun belakangan ini, ada banyak hal yang terjadi di industri crypto. Semua kejadian yang terjadi pada tahun 2022 ini membantu perkembangan industri crypto untuk berbenah dan semakin maju dengan berbagai pencapaian dan juga pelajaran yang telah didapatkan selama setahun ini. Berikut 5 kejadian paling fenomenal di industri crypto sepanjang tahun 2022 ini!
Konflik antara Rusia-Ukraina menguji kemampuan crypto sebagai sumber pendanaan di dunia bahkan ketika sanksi dan pembatasan transaksi keuangan terjadi. Hal ini menggambarkan bagaimana blockchain dan cryptocurrency mampu bertahan sebagai salah satu opsi alat pembayaran yang independen yang tidak dapat dibatasi pihak manapun, tidak dapat dikontrol oleh pihak ketiga, dan dapat diandalkan selama masa krisis terjadi.
Sistem keuangan crypto dapat digunakan untuk mengaburkan sistem birokrasi keuangan tradisional yang melibatkan banyak perantara. Salah satu kegunaan crypto dalam masa krisis adalah dalam mengumpulkan dana sumbangan kemanusiaan.
Setelah konflik Rusia-Ukraina terjadi pada bulan Februari 2022 yang lalu, beberapa platform cryptocurrency mulai menyumbang dan memberikan bantuan kepada Ukraina. Dalam waktu hanya satu bulan, pemerintah Ukraina dan organisasi non-pemerintah berhasil mengumpulkan $63,8 juta atau setara dengan Rp996,4 miliar ($1 = Rp15.618) melalui sumbangan aset crypto.
Beberapa sumbangan bernilai fantastis pun dilakukan oleh para petinggi di industri crypto. Sebut saja sumbangan uang senilai $5,8 juta atau setara dengan Rp90,5 miliar dari pendiri Polkadot Gavin Wood hingga sumbangan dari hasil penjualan NFT CryptoPunk NFT #5364 senilai lebih dari $200 ribu atau setara dengan Rp3,1 miliar ($1 = Rp15.618).
Di samping Ukraina, Beberapa kelompok pro-Rusia juga mengumpulkan lebih dari $2 juta atau setara dengan Rp31,2 miliar dalam bentuk sumbangan cryptocurrency.
Pada akhir tahun 2021, proyek Terra disebut-sebut sebagai salah satu proyek crypto dengan peluang yang menjanjikan terutama karena teknologi algoritma stablecoin TerraUSD (UST). Terra, yang telah berganti nama menjadi Terra Classic (LUNC), sempat mencapai rekor harga tertingginya senilai $119,2 atau setara dengan Rp1,8 juta pada bulan April 2022 ($1 = Rp15.618) lalu.
Hal ini kemudian membuat Terra-USD menjadi salah satu stablecoin paling unggul di industri crypto. Namun, euforia ini tidak bertahan lama. Nilai TerraUSD mulai turun di bawah harga ketetapan seharusnya senilai $1. Tidak seperti stablecoin lainnya seperti Tether , Terra-USD tidak didukung oleh aset USD.
Teknologi algoritma yang digunakan Terra Luna membuat UST dan Luna dicetak dan dibakar untuk membuat harga UST kembali ke nilai seharusnya. Sayangnya, nilai stablecoin ini tidak berhasil mencapai keseimbangan sehingga pada 9 Mei 2022, nilai UST tidak setara dengan $1 untuk kedua kalinya dan mengalami penurunan harga hingga bernilai 35 sen atau setara dengan Rp5.466 ($1 = Rp15.618).
Setelah itu, pada 12 Mei 2022, harga Luna kembali anjlok sebesar 96% dalam waktu 24 jam dan bernilai kurang dari 10 sen atau setara dengan Rp1.562 ($1 = Rp15.618). Secara historis, teknologi stablecoin algoritma Terra Luna gagal mempertahankan nilai keseimbangannya pada harga $1.
Salah satu pendiri Luna, Do Kwon, menjadi salah satu sosok yang disalahkan dan bertanggung jawab atas tragedi crypto ini. Untuk mengenal lebih dekat dengan sosok di balik Terra Luna, simak berita selengkapnya mengenai Do Kwon, sosok penting di balik Terra Luna, di sini.
Salah satu perkembangan positif terbesar yang terjadi pada tahun 2022 di industri crypto adalah upgrade jaringan blockchain Ethereum ke Ethereum 2.0. Melalui perubahan yang telah lama ditunggu-tunggu ini, Ethereum secara resmi mengganti mekanisme konsensus Proof-of-work (PoW) yang dikenal mengonsumi banyak energi dengan mekanisme konsensus Proof-of-stake (PoS) yang ramah lingkungan untuk memverifikasi transaksi melalui staking.
Upgrade ini dikenal sebagai The Merge dan menandai sejarah perkembangan blockchain dan cryptocurrency yang lebih inovatif melalui cukup banyak perubahan infrastruktur Ethereum. Transformasi jaringan ini berhasil berjalan tanpa hambatan yang membuat Wong Joon Ian, seorang ahli dan pemerhati crypto, terpana.
Wong, yang merupakan salah satu pengurus Solana Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk desentralisasi, pertumbuhan, dan keamanan jaringan Solana, mengatakan bahwa di tahun 2023, Ethereum akan memberikan beberapa perkembangan blockchain yang menakjubkan.
Ia percaya bahwa versi Ethereum yang telah melalui proses upgrade akan menurunkan biaya gas yang dibebankan untuk melakukan transaksi atau menjalankan kontrak pada platform blockchain Ethereum. The Merge diharapkan akan meningkatkan skalabilitas jaringan Ethereum dan mengurangi penggunaan energinya sekitar 99,95%.
Lalu apakah The Merge Ethereum memengaruhi nilai ETH? Seperti apakah dampaknya bagi para investor Ethereum? Simak berita selengkapnya mengenai Harga Ethereum dan Dampak The Merge Bagi Investor di sini.
Salah satu perusahaan crypto exchange terbesar dunia, Binance, pada awal bulan November 2022 umumkan akan menjual semua token FTT yang merupakan native token salah satu saingan Binance dalam bisnis crypto exchange.
Hal ini kemudian memicu penurunan harga aset crypto satu ini yang membuat FTX alami krisis likuiditas. Keesokan harinya, Binance kemudian mengumumkan bahwa pihaknya akan mengakuisisi FTX untuk membantu mengatasi masalah likuiditas FTX. Namun, pihak Binance segera berubah pikiran dan batal mengakuisisi FTX setelah menemukan beberapa masalah saat lakukan peninjauan keuangan FTX.
Pendiri FTX dan mantan CEO FTX Sam Bankman-Fried (SBF) secara terbuka mencari solusi dan bantuan dana lebih dari $9 miliar atau setara dengan Rp140,7 triliun untuk menyelamatkan perusahaannya. Sayangnya, dana talangan ini tidak berhasil dikumpulkan SBF. Pada akhirnya, FTX memutuskan untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan pada 11 November 2022.
Simak informasi lebih lanjut mengenai berita ini di berbagai artikel berikut.
Ledger Insights – blockchain for enterprise
Pada tahun 2022, pemerintah di seluruh dunia ramai-ramai merilis berbagai undang-undang yang bertujuan untuk menyederhanakan konsep, aplikasi, dan cara kerja crypto di negaranya. Noelle Acheson, seorang analis crypto, mengatakan bahwa regulator di berbagai negara di dunia telah melakukan berbagai gerakan dalam melindungi konstituen dan warga mereka sekaligus mendukung inovasi teknologi crypto.
Dilansir dari laman Forbes, saat perhelatan G20 berlangsung di Bali, Indonesia, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyerukan pentingnya memberikan kontrol peraturan yang lebih ketat terhadap aset crypto untuk melindungi para investor dan trader. Simak berita selengkapnya mengenai tanggapan Biden terhadap regulasi crypto di sini.
Selain Biden, dilansir dari Bitcoin.com, Menteri Keuangan AS Janet Yellen dan Menteri Keuangan India Nirmala Sitharaman membahas regulasi crypto selama pertemuan India-AS kesembilan. Pertemuan Kemitraan Ekonomi dan Keuangan ini berlangsung pada 11 November 2022 yang lalu di Kota New Delhi, India.
Dalam pertemuan ini, kedua pihak menekankan komitmen dan pentingnya kerjasama internasional dalam menetapkan standar peraturan crypto yang tinggi secara global. Poin apa sajakah yang dibahas pemerintah India dan Amerika Serikat mengenai regulasi crypto global? Simak berita selengkapnya mengenai AS dan India Jadikan Crypto Fokus Utama di sini.
Banyak hal terjadi selama tahun 2022 ini. Temukan rangkuman crypto lainnya seputar tahun 2022 ini di kaleidoskop crypto 2022 yang dirangkum khusus oleh tim Pintu. Lalu kira-kira, bagaimana nasib industri crypto di tahun 2023 nanti? Pantau terus perkembangan industri crypto dengan mengikuti berita-berita terbaru yang menarik seputar crypto hanya di Pintu News!
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi: