
Jakarta, Pintu News ā Sanksi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap negara-negara BRICS diperkirakan akan membawa dampak negatif bagi perekonomian AS sendiri. CEO Rosneft, Igor Sechin, memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi negara-negara BRICS yang stabil dibandingkan dengan stagnasi PDB AS akan mempercepat krisis ekonomi di Barat. Kebijakan sanksi yang agresif ini dikhawatirkan akan berbalik merugikan AS karena meningkatnya ketidakpuasan terhadap kebijakan Barat.
Menurut Sechin, kebijakan sanksi yang terus menerus terhadap Rusia dan China akan mempercepat datangnya krisis ekonomi di negara-negara Barat. Banyak politisi Barat tampaknya belum menyadari risiko yang dihadapi akibat kebijakan ini. Sanksi ini tidak hanya mempengaruhi negara yang disanksi tetapi juga memperburuk situasi ekonomi di negara-negara Barat sendiri.
Sanksi yang ditujukan untuk memperkuat posisi AS dalam sektor energi dan aset-aset energi yang disita di yurisdiksi internasional, ternyata membawa dampak negatif bagi konsumen energi di negara-negara Barat. Situasi ini semakin dramatis dengan meningkatnya harga energi dan kekurangan pasokan yang diakibatkan oleh kebijakan tersebut.
BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, terus menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Blok ini mengontrol lebih dari 42% dari produksi dan pasokan minyak global, yang menjadikannya pemain kunci di pasar energi dunia. Pertumbuhan ini diperkirakan akan terus berlanjut meskipun ada tekanan dari sanksi.
Sechin menekankan bahwa meskipun ada tantangan, BRICS akan keluar sebagai blok ekonomi yang lebih kuat. Investasi di sektor eksplorasi minyak global menurun tajam, namun BRICS berhasil mempertahankan tingkat penggantian cadangan organik yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan minyak besar Barat.
Baca Juga: Investasi $1.000 di XRP: Potensi Keuntungan Capai Puluhan Ribu Dolar di 2040?

Jika AS terus menerapkan sanksi terhadap negara-negara BRICS, ini bisa memperburuk hubungan internasional dan memperdalam krisis ekonomi global. Ketergantungan AS pada pasar global dan rantai pasokan internasional membuatnya rentan terhadap gangguan ekonomi yang diakibatkan oleh kebijakan sanksi ini.
Lebih jauh, kebijakan de-dollarisasi yang dianut oleh BRICS sebagai respons terhadap sanksi AS dapat mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan global. Ini akan berdampak pada nilai tukar dolar dan ekonomi AS secara keseluruhan, yang mungkin mengalami penurunan lebih lanjut.
Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, sangat penting bagi pembuat kebijakan AS untuk menilai kembali pendekatan mereka terhadap sanksi. Mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap ekonomi global dan domestik, dialog dan kerjasama mungkin merupakan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi perbedaan dengan negara-negara BRICS.
Baca Juga: Hedera (HBAR) Butuh Kenaikan Hampir 40% untuk Pulihkan Kerugian November
Ikuti kami diĀ Google NewsĀ untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. CekĀ harga Bitcoin hari ini,Ā harga Solana hari ini,Ā Pepe coinĀ dan harga asetĀ cryptoĀ lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalamanĀ trading cryptoĀ yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalamanĀ web tradingĀ dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan untuk memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber yang relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli kripto memiliki risiko dan volatilitas yang tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli Bitcoin dan investasi aset kripto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
A1: BRICS adalah aliansi ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, yang bersama-sama mengontrol signifikan atas produksi dan pasokan minyak global.
A2: AS memberlakukan sanksi terhadap negara-negara BRICS sebagai respons terhadap kebijakan de-dollarisasi dan isu-isu lain yang dianggap sebagai tantangan terhadap kepentingan AS di panggung global.
A3: Sanksi tersebut telah menyebabkan peningkatan harga energi dan kekurangan pasokan di negara-negara Barat, memperburuk situasi ekonomi di dalam negeri.
A4: Sanksi dapat mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan global dan mempengaruhi nilai tukar serta ekonomi AS secara keseluruhan.
A5: Strategi yang disarankan adalah dialog dan kerjasama dengan negara-negara BRICS untuk mengatasi perbedaan dan menghindari dampak negatif dari sanksi terhadap ekonomi global dan AS.